"bunda taruh ayamnya dulu. Kita rebus ayamnya sampai matang, nanti baru keluar kaldu ayamnya," kata Ai sambil meletakkan ayam yang sudah dicuci tadi, di dalam panci, "nanti air hasil rebusan ayam bisa dipakai untuk kuah sop dan ayamnya kita goreng," kata ai menjelaskan

"memang nanti ayamnya ada rasanya, bun? Kalo cuman direbus aja?" tanya Nina

"kalo cuman direbus, ngga ada rasanya. Nanti kalo sudah matang, ayamnya dikasih bumbu, biar ada rasanya," jawab Ai sambil tersenyum kepada Nina, yang terlihat menganggukkan kepala, tanda mengerti

"terus matangnya kapan, bun?" tanya Nina saat Ai sedang menaruh beberapa merica ke muntu

"nanti sekitar setengah jam, sayang," jawab Ai

"terus, Nina harus nunggu setengah jam dong, biar ayamnya matang?" tanya Nina yang terdengar lemas dan menunjukkan wajahnya yang cemberut

"iya, kita harus nunggu setengah jam. Sambil nunggu, kita bisa siapin sayur - sayur untuk sop nya," jawab Ai

Terlihat ekspresi ceria dari Nina saat mendengar perkataan Ai, "Nina harus apa lagi, bun? Sayur apa yang harus disiapin?"

"Nina ambil baskom besar itu," Ai menunjuk baskom berwarna abu - abu yang berada di rak khusus panci, "nanti sayur ini ditaruh disitu terus dicuci ya, cantik!" kata Ai

"ini bun?" tanya Nina sambil menunjukkan baskom yang ditunjuk bundanya tadi dan Ai menganggukkan kepala

"sayurnya ditaruh sini," kata Nina sambil memasukkan berbagai sayur yang sudah ada di samping cobek

"terus sayurnya dicuci di wastafel situ bun?" tanya Nina

"Iya, sayang. Nyucinya yang bersih ya! Jangan pakai sabun lho! Pakai air aja!" kata Ai memberi tahu

"Siap bun," kata Nina dengan penuh semangat dan dia berjalan menuju wastafel yang berada di dekat rak piring

Ai melihat Nina yang sedang mencuci sayur. Anak gadisnya itu terlihat bahagia melakukan hal tersebut. Dia mencuci sayur sambil bersenandung yang membuatnya terlihat bersemangat. Melihat itu, Ai tersenyum dan merasa senang karena dia bisa melakukan kegiatan di dapur bersama anak perempuannya, meskipun dia bukanlah anak kandungnya. Melihat itu Ai jadi mengingat ucapan sang mertua, yaitu mama dari Daaniyaal.

Flashback on

Suasana rumah sangat ramai oleh suara - suara, karena acara ulang tahun si kecil Dion. Semua keluarga berkumpul untuk merayakan ulang tahun Dion yang pertama. Ai sedang berada di dapur sendirian untuk mempersiapkan menu makanan, karena bibi dan Kia sedang menata beberapa makanan kecil di ruang tengah, dimana acara diadakan. Fara dan Nisa berada di ruang keluarga untuk membuka acara.

Sedang sibuk dengan kegiatannya yang menata makanan, Ai tidak sadar jika ada seseorang yang berjalan ke tempat dimana dia berada. Orang tersebut adalah seorang wanita yang usianya sedikit lebih muda dari bibi. Wanita itu adalah mertuanya, yaitu mama dari Daaniyaal, suaminya.

"lagi ngapain kamu?" Ai terkejut dengan pertanyaan itu ketika dia sedang sibuk menata makanan

"mama... maaf, Ai ngga tahu kalo mama ada disini! Ai lagi nata makanan, ma!" kata Ai sambil menatap mertuanya itu

"masak sendiri?" tanya wanita itu

"iya, ma. Kita masak sendiri," jawab Ai sambil menghadap sang mertua

"kenapa ngga pesan catering aja. Kalo masak sendiri, malah bikin rumah kotor dan semua jadi capek. Merepotkan!" mendengar ucapan sang mertua, Ai hanya bisa diam dan menundukkan kepala

"aku liat - liat, kamu belum ada tanda - tanda hamil. Usiamu sekarang berapa?" tanya sang mertua

"usia saya.. 33 tahun, ma," jawa Ai dengan suara pelan

"apa? 33 tahun?" kata sang mertua dengan nada terkejut dan Ai hanya bisa menganggukkan kepalanya

"usia segitu, apa bisa kamu hamil? Sudah terlalu tua untuk punya anak," komentar sang mertua dengan nada mengejek

"atau jangan - jangan kamu mandul?" ejek sang mertua

"ma... bu..." ucapan Ai terpotong oleh sang mertua

"tapi ngga apa-apa, kalo kamu ngga bisa punya anak. Saya malah senang, jadi putra saya ngga punya keturunan dari kamu. Itu memudahkan kalian untuk pisah," nada senang dari sang mertua membuat Ai mematung ketika sang mertua sudah pergi meninggalkannya

Flashback off

Ucapan sang mertua beberapa hari lalu berakhir dengan panggilan sang putri cantiknya. Ai tersadar dari lamunannya menyakitkan yang mengingatkannya kesedihannya. Bertepatan dengan bumbu untuk sayur soup yang akan dibuat, juga sudah halus tetapi tersebar di seluruh muntunya.

"bun...bunda.." Nina memanggil bundanya

"iya, cantik, ... ada apa?" kata Ai yang terlihat linglung

"ini sayurnya udah aku cuci, bun. Terus aku bantuin apa lagi?" tanya Nina

"oh..." Ai menatap sayuran yang terlihat basah di dalam baskom, "bunda minta tolong, Nina taruh bumbu ini di panci ya!" kata Ai sambil menunjukkan bumbu di muntu dan panci yang berada di sampingnya

"okay, bun," jawab Nina dengan nada senang

Nina sibuk dengan panci dan irus yang dia gunakan untuk mengambil bumbu di muntu. Ai mengambil beberapa kentang dan wortel yang sudah dikupas oleh bibi sebelum dia pergi. Ai memotong wortel dan kentang tersebut menjadi ukuran kecil. Selama memotong, pikiran Ai berlanjut dengan percakapannya dengan Daaniyaal, sang suami, yang tidak menginginkan anak darinya.

Flashback on

"mas, kapan aku mempunyai anak selucu Dion?" tanya Ai kepada suaminya sambil menatap Dion yang tertidur nyenyak di sampingnya setelah melihat sang suami keluar dari kamar mandi

"kamu sudah punya anak 3, jadi tidak perlu memiliki anak lagi," jawab Daaniyaal dengan suara dinginnya sambil menatap Ai yang sedang membelai putranya di ranjang mereka

"tapi aku ingin hamil dan memiliki anak sendiri yang lahir dari rahimku," jawab Ai dengan nada berharap sambil mencium Dion dengan sayang dan tersenyum melihat putra kecilnya yang tidur dengan nyenyak

"kamu tidak perlu hamil, karena tugasmu adalah menjadi ibu untuk ketiga anakku," jawab Daaniyaal sambil melihat ke arah Ai

"maksudnya?" tanya Ai tidak mengerti dan memandang Daaniyaal, sang suami dengan ekspresi bingungnya

"aku menikahimu karena aku ingin kamu menjadi ibu bagi mereka bertiga. Jadi tugasmu hanyalah menjadi ibu bagi mereka, bukan melahirkan anak," jawab sang suami dengan nada tidak ingin dibantah

Flashback off

















🌹🌹🌹🌹🌹


















Enough for today

Please waiting for the next update in the next Saturday 😊😊😊

Don't forget vote and comment

Follow fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now