Ai berjalan menuju kamar Dion. Dia melepas semua baju Dion dan meletakkannya di keranjang baju kotor. Ai menyiapkan air hangat untuk si kecil. Ai mengambil sabun, shampo, sikat gigi dan handuk untuk Dion. Ai mengecek suhu air di dalam bath up. Ternyata sudah cukup hangat.

"ayo kita mandi!" kata Ai sambil mendudukkan Dion

"sikat gigi dulu ya, biar giginya bagus dan kuat, okay" Dion hanya tertawa melihat bundanya yang sedang melakukan sesuatu

"iiii.." Ai menunjukkan gigi Ai agar Dion mengikuti bundanya dan Dion mengikuti bundanya yang menyebutkan huruf 'i'

Ai langsung menyikapi gigi kecil Dion dengan hati - hati. Ai juga meminta Dion membuka mulutnya untuk menyikat gigi dalamnya. Kemudian Ai membersihkan mulut Dion dengan air.

Setelah sikat gigi, Dion membersihkan rambut tipisnya dengan shampo dan membersihkan tubuhnya dengan sabun. Bayi kecil itu senang sekali jika bermain Air. Dia akan sulit untuk keluar dari air saat sesi mandinya sudah selesai. Karena hal tersebut, membuat Ai langsung mengangkat Dion dari air dengan paksa.

"bun, lagi apa?" tanya Nino yang baru saja masuk ke kamar Dion

"mandiin Dion. Bocah kecil ini harus diangkat dari bath up biar cepet selesai," kata Ai yang baru keluar dari kamar mandi, membawa Dion yang hanya dibungkus handuk

"Nino bantu, bun," tawar Nino yang berjalan menuju kasur Dion

Ai bingung dengan sikap Nino, tapi kemudian Ai menganggukkan kepalanya, "okay. Badannya Dion dikasih minyak telon dulu, lalu kasih bedak bayi! Nanti pakai baju ini ya!"

"bunda tinggal dulu ya! bunda juga mandi dulu!" kata Ai

"okay, bun," jawab Nino dan Ai pun berjalan keluar kamar menuju kamarnya sendiri

"pakai minyak telon dulu ya," kata Nino kepada adiknya yang sudah berbaring di kasurnya yang beralaskan handuk

Nino mengoleskan minyak telon ke seluruh tubuh gemuk si adik, kemudian Nino membaluri tubuh sang adik dengan bedak bayi. Setelah itu baru memakai baju yang sudah disiapkan oleh sang bunda. Nino tidak begitu kesulitan mengurus sang adik, karena adiknya itu sangat tenang saat dipakaikan baju.

"sudah selesai. Sekarang adiknya kak Nino sudah wangi," kata Nino sambil menciumi Dion

"dak..." kata Dion menunjukkan kumpulan bedak dan minyak telon yang ada di keranjang (bedak)

"apa?" tanya Nino bingung sambil mengambil keranjang tersebut

"dak," Dion mengambil bedak bayi dan memberikannya ke Nino. Nino bingung melihat bedak yang diberikan oleh adiknya itu, dia menatap adiknya.

"dak," Dion berkata sambil tangannya memegang kedua pipinya (bedak)

"bedak?" kata Nino yang mencoba mencerna ucapan sang adik yang memakai bahasa isyarat

"wajah? Pakai bedak di wajah?" tanya Nino sedikit ragu

Dion menganggukkan kepala sambil tersenyum, "dak i ajah." (bedak di wajah)

Nino pun langsung memberikan bedak di wajah lucu adiknya itu. Sekarang wajah Dion sudah tertutup bedak. Wajahnya berwarna putih. Maklum, Nino tidak tahu cara memberi bedak, jadi dia memberikan bedak tebal ke wajah sang adik.

Nino tertawa melihat hasil karyanya di wajah sang adik. Dion juga ikut tertawa karena melihat kakaknya yang tertawa. Kemudian Dion mengambil sisir di keranjang tadi. Dia mencoba menyisir rambutnya yang sedikit dengan gerakan tangan yang tidak jelas.

"sini, kakak bantu," Nino langsung merapikan rambut tipis itu

"sudah. Dion sekarang sudah ganteng kayak kakak," kata Nino dan Dion menganggukkan kepala

Nino membenahi keranjang tadi dan mengembalikannya di tempat semula. Nino menghampiri sang adik yang masih duduk di kasur.

"ayo cari bunda!" kata Nino sambil menggendong si kecil Dion dan keluar ke kamar Dion

"kak, bunda mana?" tanya seorang gadis yang bernama Nina

"tadi bunda bilangnya lagi mandi," jawab Nino

"ya udah, nanti aja lah," kata Nina

"memang mau ngapain?" tanya Nino ingin tahu

"minta bunda buat diajarin masak hihi...." jawab Nina sambil mencium bayi yang ada di gendongan Nino

"adek kakak udah mandi nih. Wangi," kata Nina

"tapi wajahnya kok putih kayak tuyul sih," lanjut Nina sambil tertawa

Nino tertawa dengan ucapan adik perempuannya itu. Karena memang wajah Dion terlalu putih seperti tuyul. Dion hanya tertawa menerima ciuman dari kakak perempuannya itu dan karena melihat kedua kakaknya yang tertawa. Dion sudah tidak risih ketika ada orang yang menciumnya. Dulu, Dion tidak suka jika ada orang yang menciumnya kecuali bundanya. Tapi karena bundanya terus membiasakan Dion. Sekarang, Dion malah senang karena ada yang menciumnya.













🌹🌹🌹🌹🌹









Enough for today

Please waiting for the next story at next Saturday 😊😊😊

Don't forget vote and comment

Follow this account fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuDär berättelser lever. Upptäck nu