JOOAFKA | Hickey

14.8K 1.3K 14
                                    

Cahaya matahari yang terang menelisik masuk kedalam ruangan ditemani suara burung-burung yang berkicau, memperlihatkan kedua pemuda yang masih tertidur lelap di satu ranjang.

Afka menggercapkan kedua matanya beberapa kali karena silau matahari, dia membuka kedua matanya setelah menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Setelah sadar dia seketika memundurkan badannya dan duduk dari tidurnya, dia menatap terkejut kearah Joo yang masih tertidur lelap disampingnya dengan keadaan telanjang dada.

Pandangannya menatap kearah dirinya sendiri yang masih memakai baju lengkap, tanpa sadar Afka menghela nafasnya lega. Dia mengusap rambutnya berantakan lalu menatap kearah luar jendela kamarnya yang sudah pagi, tiba-tiba bayang-bayang semalam muncul diotak Afka membuat pemuda itu terkejut sendiri.

"Sialan, Afka bego bisa-bisanya lu cium cowo." Desis Afka sambil memijit pelipis hidungnya.

Merasa ada pergerakan disebelahnya, Afka menatap kearah Joo yang baru membuka kedua matanya lalu dia duduk dari tidurannya dan menatap kearah Afka dengan wajah setengah sadar.

"Jam berapa?" Tanya Joo dengan suara seraknya membuat Afka reflek mengalihkan pandangannya kearah jarum jam dinding.

"Setengah 8," jawab Afka. Dia beranjak dari kasur dan berjalan kearah kamar mandi.

Afka membuka baju yang sedang dia pakai setelah menutup pintu kamar mandi, dia berdiri didepan kaca besar berniat menggosok giginya sebelum pandangannya jatuh kearah leher yang terdapat beberapa bercak kemerahan.

Pemuda itu mendekatkan dirinya kearah kaca cermin, satu tangannya terulur mengusap lehernya yang terdapat bekas gigitan sampai membekas.

"Bajingan," umpat Afka lirih. Dia berjalan keluar dari kamar mandi dengan keadaan telanjang dada menuju kearah Joo yang sudah berdiri menatap kearah luar jendela. Joo menatap Afka yang keluar dari kamar mandi dan berhenti didepannya.

"Lu apain gue semalem?" Tanya Afka dengan wajah kesalnya.

Joo mengangkat satu alisnya menatap kearah Afka bingung. "Gua ga ngapa-ngapain."

"Terus ini apa?" Tanya Afka sambil memperlihatkan lehernya yang terdapat beberapa tanda kemerahan.

"Hickey," jawab Joo dengan santai.

"Sialan!" Umpat Afka lalu dia menghela nafasnya kasar sambil mengusap wajahnya.

"Lu macem-macem sama gua lagi, abis lu sama gua." Ancam Afka menatap Joo tajam.

Joo terkekeh mendengar ucapan pemuda didepannya, dia menarik sudut bibirnya membentuk seringai. "Lu liat ini," tunjuk Joo kearah lehernya yang terdapat bakas gigitan yang berwarna merah.

Afka menaikan satu alisnya menatap Joo bertanya. "Coba lu inget-inget, siapa yang mulai duluan." Ucap Joo menatap kearah Afka.

Joo melepaskan tautan ciumannya, dia menatap kearah Afka yang berada dibawah kungkungannya. Kedua tangan Afka terulur kearah leher Joo, jemari panjangnya mengusap lembut wajah pemuda yang berada diatasnya.

Dengan gerakan cepat Afka mendorong tubuh Joo sampai terlentang ditempat tidur, membuat sang empu menatapnya terkejut. Dia duduk diatas Joo menindih pemuda dibawahnya, sontak Joo menatap pemuda diatasnya sedikit gelisah.

Afka mendekatkan wajahnya kearah Joo, satu tangannya terulur mengusap wajah pemuda dibawahnya. Joo menatap bibir Afka yang mulai mendekat kearahnya dengan jarak sangat dekat, dia menelan ludahnya dengan susah payah.

"Afka," panggil Joo dengan pandangan tidak teralihkan dari bibir pemuda diatasnya.

"Hm?" Afka menatap kedua mata Joo yang juga menatapnya.

"Stop oke." Ucap Joo dengan suara beratnya.

"Kenapa? Lu takut kelepasan?" Bisik Afka tepat ditelinga Joo.

"Lu mabuk."

"Gua ga mabuk," jawab Afka. Belum sempat Joo membalas ucapan Afka dia terkejut saat pemuda diatasnya menggigit lehernya keras, dia buru-buru menahan bahu Afka.

"Sial stop, lu mabok!" Joo mendorong bahu Afka sampai pemuda itu menjauh dari lehernya.

"Gua ga mabok." Ucap Afka berniat mendekatkan wajahnya lagi sebelum Joo memutar badan menindih Afka dibawahnya.

"Gua udah bilang stop, besok jangan nyesel." Bisik Joo mendekatkan wajahnya ke ceruk leher pemuda dibawahnya, dia mulai mencium, menghisap dan menggigit leher Afka sampai meninggalkan tanda merah.

Afka mengalihkan pandangannya kearah lain setelah mengingat kejadian semalam sambil merutuki kebodohannya yang memulai duluan, membuat Joo menatap Afka dengan senyuman kemenangan.

"Gua ga inget."

"Gausah pura-pura amnesia," ledek Joo kearah Afka.

"Gua mabok oke, jadi lupain." Seru Afka menatap Joo tajam, dia berjalan meninggakal Joo yang menahan tawanya saat melihat wajah malu Afka.

Afka membuka pintu kamarnya setelah selesai mandi, dia berjalan kearah dapur berniat minum. Pandangan Afka tertuju kearah meja makan yang sudah ada beberapa makanan, dia menatap kearah makanan lalu pandangannya menatap kearah Joo yang sedang berjalan mendekat kearahnya dengan membawa piring berisi lauk lalu meletakkan diatas meja.

"Kenapa diliatin doang? Duduk makan." Celetuk Joo menatap Afka yang hanya menatap meja makan sambil menelan ludahnya.

Afka hanya mendengus, dia duduk dibangku disusul oleh Joo disebelahnya. Afka mengambil sendok lalu mencicipi makanan yang Joo buat, mulutnya mengunyah makanan yang ditatap oleh Joo.

Kok bisa enak? Afka menatap makanan didepannya dengan minat. Dia mengambil makanan kepiring miliknya sendiri membuat Joo menatap kearah Afka dengan senyumannya, dia ikut mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Joo mengambil sayuran dengan sendok lalu menaruhnya kepiring Afka yang sedang makan lahap. "Pelan-pelan, ga ada yang mau minta." Ucap Joo yang hanya dilirik Afka lalu fokus makan lagi.

"Makanannya enak," puji Afka dengan mulut sedikit penuh.

"Lu suka?" Tanya Joo menatap Afka.

"Mm," gumam Afka yang sibuk makan.

"Yaudah besok gua masakin lagi," ucap Joo membuat Afka tersedak. Buru-buru dia menyambar air yang berada dimeja dan meminumnya sampai habis, dia menatap kearah Joo yang sedang tersenyum.

"Gua ga bilang lu boleh masak," cibir Afka.

"Oke." jawab Joo sambil menahan senyumannya, dia memakan makanannya sesekali melirik kearah Afka yang mulai makan lagi.








💐

see u Jooafka.

Jangan lupa votmen.

JOOAFKAWhere stories live. Discover now