JOOAFKA | Rain and Drunk

14.6K 1.3K 22
                                    

JOO-ANCOK


Joo
Gua ke rumah lu.

Afka
Gausah.

Joo
Disuruh bunda, katanya lu sendirian.

Afka
Mau aja lu disuruh-suruh.

Joo
Ibu ikut-ikutan.

Afka
Si paling berbakti. Bawa makanan sekalian, gua laper.

Joo
Apa?

Afka
Terserah.

Joo
Oke.


Afka melempar handphone miliknya kearah sofa disampingnya setelah melihat balasan dari Joo, dia mengepulkan asap rokok setelah dia hisap dengan bibirnya.

Akhir-akhir ini moodnya berubah-ubah setelah mengetahui perjodohan yang Bundanya dan Tante Liana sepakati, terlebih lagi pemuda itu juga belakangan ini ikut mengusik kehidupan dan pikirannya.

Pandangan Afka menatap kearah luar jendela yang mulai turun hujan dengan derasnya, keningnya mengerut memikirkan pemuda yang tadi bilang akan ke rumahnya.

Dia mengambil handphone miliknya lalu membuka room chatnya dengan Joo, pemuda itu berniat mengetik sebelum dia melamun sebentar lalu mengurungkan niatnya dan melempar kembali handphone miliknya kesofa.

"Ngapain gue mikirin," ucap lirih Afka lalu menghisap rokok yang tinggal setengah dengan pandangan yang fokus ke arah televisi.

Ga lama suara pintu dibuka terdengar membuat Afka mengalihkan pandangannya dari handphone kearah pintu. Joo masuk dan menutup pintu rumah dengan keadaan basah dibagian depan bajunya, bisa Afka tebak bahwa pemuda itu mengendarai sepeda motor.

Joo berjalan mendekat kearah Afka lalu meletakkan makanan dimeja, dia melepaskan jaket yang melekat dibadannya. Afka menatap sebentar Joo yang sedang mengusak rambutnya berantakan, dia berdiri membuat Joo menatapnya bertanya.

Tanpa sepatah katapun Afka berjalan masuk kedalam kamarnya membuat Joo menatap punggung Afka bertanya sekaligus bingung.

"Dia marah kah?" Tanya Joo ke diri sendiri.

Ga lama Afka keluar dari kamarnya membawa baju ditangannya, dia berjalan menghampiri Joo yang sudah membuka baju atasnya. Merasa ada yang mendekat, Joo menengok kebelakang menatap kearah Afka yang tiba-tiba melempar baju kearahnya dan ditangkap Joo langsung dengan wajah bingung.

"Pake," ucap Afka lalu dia duduk disofa dan membuka makanan yang dibawa oleh Joo.

Joo sempat diam menatap kearah baju ditangannya lalu sudut bibirnya menarik membentuk senyuman tipis, dia memakai bajunya cepat lalu ikut duduk disebelah Afka.

"Adanya martabak. Nasi goreng lumayan jauh, takutnya lu kelaperan jadi gua beli martabak aja." Jelas Joo yang melihat Afka membuka kotak dari kantong plastik.

"Hm, makasih." Afka hanya membalas singkat, dia makan makanan yang dibawa Joo tanpa mengeluh.

"Lu mau minum?" Tanya Joo sambil mengangkat botol minuman keras yang sempat dia bawa dari rumahnya.

Afka menatap kearah Joo lalu dia tersenyum remeh kearah pemuda didepannya. "Ini yang namanya berbakti ke orang tua?"

"Makasih pujiannya," jawab Joo dengan seringainya.

Afka mendesis menatap kesal kearah Joo. "Ambil gelas." Suruh Afka yang dituruti Joo, dia berdiri dari duduknya dan berjalan kearah dapur.

Joo balik kearah dimana Afka berada dengan 2 gelas yang dia pegang dikedua tangannya, dia meletakkan gelasnya dan menatap kearah kotak martabak yang tinggal setengah.

"Ngga diabisin?" Tanya Joo kearah Afka yang sedang menyalakan rokoknya.

"Ga terlalu suka manis."

Joo tidak membalas ucapan Afka, dia jadi merasa bersalah karena tidak tau kesukaan pemuda didepannya. Pemuda itu membuka penutup botol minuman keras lalu menuangkan isinya ke gelas yang dia ambil tadi.

Afka mengambil satu gelas yang sudah diisi oleh Joo, dia sempat mencium bau minumannya sebelum dia minum sekali tegukkan sampai habis.

"Gimana?" Tanya Joo menatap kearah Afka yang sudah meletakkan gelasnya dimeja.

"Lumayan, untuk ukuran remaja yang keliatan polos kek lu gua akui lu bisa nyari yang kualitasnya cukup bagus."

"Lu muji gua atau ngejek gua?"

"Itu pujian." Afka menuangkan lagi digelas miliknya lalu meminumnya sampai habis, gerakan Afka tak luput dari pandangan Joo.

"Lu ga curiga gua kasih obat?" Tanya Joo sambil menggoyangkan gelas yang berisi minuman keras dengan warna merah pekat.

Afka terkekeh pelan, dia menatap ke arah Joo. "Lu pikir gua bakal percaya? Kaga."

"Kenapa ngga?" Tanya balik Joo dengan seringainya.

"Karena lu bukan homo," bisik Afka menatap Joo dengan seringainya. Joo hanya membalas dengan senyuman, dia meminum minumannya dengan sekali tegukkan.

"Lu minum kan? Berarti ga ada obatnya." Celetuk Afka membuat Joo berfikir bahwa pemuda didepannya sedang membodohi dirinya.

Afka meneguk minuman terakhir, dia sedikit mabuk karena banyak minum. Joo yang melihat Afka seperti mabuk terkekeh pelan, "lu mabuk?"

"Siapa? Gua? Gua ga mabuk!" Ketus Afka menatap sinis kearah Joo. Dia berdiri dari duduknya berniat berjalan kearah kamarnya sebelum tiba-tiba badannya oleng karena efek pusing, sontak Joo berdiri menahan badan Afka.

Pemuda itu mendesis dan mendorong pelan badan Joo supaya menjauh, "gua bisa sendiri."

Joo tidak memperdulikan ucapan Afka, dia meletakkan pergelangan tangan Afka dipundaknya dan satu tangannya terulur menahan pinggang Afka. Afka berniat protes tapi dia urungkan lalu menurut dipapah oleh Joo sampai kamarnya.

Pemuda itu duduk dipinggir kasur tidurnya dengan Joo yang berdiri didepannya. Afka mendongak menatap kearah Joo yang sedang menatapnya juga.

Joo membungkukkan badannya mengsejajarkan wajahnya dengan wajah Afka. "Kenapa?" Tanya Joo lirih.

Tidak ada jawaban dari pemuda didepannya, mereka saling menatap cukup lama sampai pandangan Joo jatuh kearah bibir Afka. Tanpa sadar Joo memajukan wajahnya mendekat dengan kedua matanya yang masih terbuka menatap lekat kedua mata pemuda didepannya.

Saat jarak bibir keduanya dekat Joo sadar dan terkejut dengan posisi mereka berdua, dia menjauhkan wajahnya sedikit dari wajah Afka yang masih diam.

"Sorry, gua-

Ucapan Joo terpotong saat tiba-tiba pemuda didepannya menarik belakang kepala Joo sampai bibir mereka berdua bertemu. Joo menatap terkejut kearah Afka yang menutup kedua matanya, satu tangan Afka yang bebas terulur menyentuh wajah pemuda didepannya memperdalam ciumannya.

Joo mulai membalas lumatan Afka dan satu tangannya menahan belakang leher pemuda itu, dia mendorong badan Afka berbaring dikasur dengan tautan ciuman yang semakin panas.








💐

see u Jooafka.

Jangan lupa votmen.

JOOAFKAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें