JOOAFKA | Jealous

14.9K 1.4K 21
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa-siswi mulai keluar dari gerbang sekolah dengan semangat setelah menempuh pendidikan dari jam 06.00-14.30.

Joo berjalan keluar dari gedung sekolah menuju kearah parkiran, langkahnya melambat saat melihat Afka yang berdiri menyender disepeda motornya dengan satu tangannya yang masuk kedalam saku celana dan satu tangannya sibuk dengan handphone miliknya.

Afka mendongakkan kepalanya saat merasakan seseorang berdiri didepannya, dia menatap wajah Joo yang berdiri didepannya. Pemuda itu menegakkan badannya setelah memasukan handphone miliknya disaku celana dan bergeser dari motor Joo tanpa sepatah katapun.

"Lu masih marah sama gua?"

"Jadi fitting ga? Kalo ga gua pulang." Celetuk Afka mengalihkan pembicaraan.

"Kalo lu masih marah karena gua nolongin lu kemarin, gua janji ga bakal nolongin lu lagi." Ucap Joo membuat Afka mengeratkan rahangnya menahan rasa kesalnya.

"Walaupun sekarat sekalipun, gua-

"Gua udah maafin!" Seru Afka. Dia menatap malas kearah pemuda didepannya, syukurlah ga jadi minta maaf.

Joo tidak membalas ucapan Afka, dia naik keatas motornya dan memakai helm disusul oleh Afka.

"Motor lu mana?" Tanya Joo menatap Afka yang berdiri disampingnya sudah memakai helm full face seperti dirinya.

"Di bawa Aban."

"Ngapain dibawa dia?" Tanya Joo tanpa sadar membuat Afka menatapnya heran.

"Terserah gua lah!" Jawab Afka dengan ketus.

Joo menghela nafasnya lirih, dia tidak membalas perkataan Afka dan langsung menghidupkan sepeda motornya. Afka naik di jok belakang, setelah siap Joo menarik gas motornya dengan kecepatan rata-rata menuju ke butik.

Sesaimpainya mereka didepan butik Mba Bianka yang merupakan teman kedua orang tua mereka. Afka turun dari motor Joo dan melepaskan helm yang melekat di kepalanya, begitu juga dengan Joo dia turun dari motor setelah melepas helmnya.

Tanpa banyak waktu mereka berdua langsung berjalan masuk kedalam, Afka menatap sekeliling dimana terdapat banyak baju berjejeran dengan rapi. Pandangannya berhenti kearah perempuan yang lebih tua darinya sedang berjalan kearahnya dan Joo.

"Joo dan Afka ya?" Tanya Mba Bianka dengan senyumannya.

Mereka berdua hanya menjawab dengan deheman secara bersamaan membuat suasana menjadi canggung bagi Bianka, dia tersenyum canggung kearah Joo dan Afka yang memasang wajah datar sedari tadi.

"Yaudah sini ikut Mba. Kata orang tua kalian, kalian mau nikah 4 hari lagi ya."

"Dijodohin." Celetuk dua pemuda dari arah belakang yang masih memasang wajah datar, membuat Bianka tersenyum terpaksa.

Harus selesain cepet!

Mereka sampai di ruangan berganti baju yang terdapat beberapa baju digantung ditempatnya. "Nah, ini baju yang udah dipilihin sama ibu kalian. Jadi kalian tinggal nyobain aja, kalo ada yang ga suka bilang aja."

Bianka menjelaskan pesan yang diberikan kedua temannya kepada kedua pemuda didepannya yang hanya menganggukan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Dia menyuruh Joo dan Afka untuk mencoba beberapa baju yang diterima keduanya langsung. Setelah mencoba beberapa baju, mereka memutuskan memilih 3 baju yang akan dipakai untuk acara pernikahannya.

Bianka sedikit lega saat kedua pemuda didepannya tidak berantem ditokonya. "Nanti mba kasih tau ke orang tua kalian, hati-hati ya pulangnya." Ucap Bianka setelah mengantar Joo dan Afka didepan pintu.

Kedua pemuda itu pamit setelah berterima kasih. Joo memberhentikan motornya saat sudah sampai didepan rumah Afka, diperjalanan berangkat maupun pulang mereka diam tanpa ada yang berbicara sedikitpun.

Pandangan Joo berhenti kearah seseorang yang berdiri menyender dimotor milik Afka, dia melepaskan helm begitu juga dengan Afka setelah turun dari sepeda motornya.

"Lu belum pulang, Ban?" Tanya Afka kearah Aban membuat pemuda itu mengalihkan pandangannya dari handphone kearahnya, lalu pandangannya teralihkan saat Joo berdiri disamping Afka menatap kearah Aban dengan wajah datar.

"Rumah lu kosong, jadi gua nungguin lu aja. Takutnya motornya dicuri," ucap Aban dengan kekehannya.

"Ga bakal anjir, tapi makasih ya." Jawab Afka berjalan mendekat kearah Aban lalu menepuk pundak Aban.

"Sama-sama, gua pulang ya."

"Mau gua anterin?" Tawar Afka kearah Aban yang berniat berjalan.

"Gausah, tinggal jalan tu depan pertigaan nyampe." Jelas Aban sambil melambaikan tangannya meninggalkan Afka dan Joo yang masih berdiri didepan rumah.

Afka berjalan membuka pintu rumahnya yang disusul oleh Joo begitu saja. "Lu suka sama Aban?" Tanya Joo membuat Afka menatap kearah belakang.

"Lu ngapain masuk?"

"Gue nanya, lu suka sama Aban?" Joo berjalan mendekat kearah Afka dan berhenti didepannya.

"Lu gila? Dia temen gua mana mungkin gua suka." Jelas Afka menatap Joo sedikit kesal.

"Tapi dia suka sama lu," ucap Joo menatap kedua mata Afka.

Afka menarik sudut bibirnya membentuk seringai. "Terus kenapa? Lu cemburu?" Tanya Afka berniat usil dengan seringainya membuat Joo diam menatap wajah pemuda didepannya.

"Kalo lu udah tau, gua ga usah bilang langsung kan?"

Seringai Afka seketika luntur, wajahnya menatap datar kearah pemuda didepannya. "Pulang sono!" Usir Afka sambil melambaikan tangannya berniat berjalan menuju ke kamarnya, sebelum tiba-tiba Joo menahan pergelangan tangan Afka dan menariknya mendekat.

"Gua serius sama omongan tadi," ucapnya.

"Gua juga serius sama ucapan gua, keluar." Afka menepis tangan Joo lalu berjalan masuk kedalam kamarnya.

Dia melihat Joo dari balik jendela kamarnya yang meninggalkan perkarangan rumahnya dengan mengendarai sepeda motor.










💐

see u Jooafka.

Jangan lupa votmen.

JOOAFKAWhere stories live. Discover now