Sembilan Belas: Noah datang

329 70 12
                                    

Nola benar-benar tidak menyangka jika dunia akan sesampit ini. Ia tidak mau berhubungan dengan orang yang memiliki hubungan dengan keluarga Dahlia. Namun, laki-laki yang dijodohkan oleh Omanya justru berhubungan dengan wanita itu.

Tidak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi, gadis dengan rambut sebahu itu menjalani kehidupan santainya. Membaca buku di perpustakaan dan melanjutkan jalan cerita yang sudah ia ketik.

Saat ini ia hanya berdua dengan Bi Sari karena Oma dan opanya sedang pergi ke sebuah acara.

Hari Minggu seperti ini memang biasa dihabiskan Nola untuk bersantai. Itupun jika tidak diganggu oleh kedatangan Natasha.

"Mbak Nola."

"Apa, Bi?" Nola menyahut tanpa mengangkat kepalanya dari buku yang sedang ia baca.

Gadis cantik itu merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil membaca novel yang ia dapatkan dari Natasha. Di sisi meja ada cemilan dan minuman botol yang sengaja disiapkan Bi Sari untuknya.

"Bibi buat bakso. Mbak Nola mau bakso sekarang atau nanti aja?"

"Bakso?" Gadis itu menurunkan bukunya sebentar kemudian beralih menatap Bi Sari yang berdiri tak jauh dari posisinya berada. "Nanti aja kalau begitu, Bi. Tanggung kalau mau sekarang. Bacaan aku sebentar lagi selesai."

"Oke, Mbak. Kalau begitu Bibi ke dapur dulu."

"Hmm."

Kembali Nola membaca buku yang sempat terjeda sebelum akhirnya ia mendapat telepon dari Natasha yang mengganggunya.

"Apalagi 'sih, Tas? Ini hari Minggu. Kenapa lo menghubungi gue?"

Biasanya akhir pekan seperti ini dihabiskan Natasha bersama keluarganya untuk bersantai dan menikmati quality time. Jika Natasha menghubunginya, pasti sahabatnya itu ada maunya.

"Memangnya sebagai sahabat lo, enggak boleh gue menghubungi lo?"

"Lo pasti ada maunya."

"Ih, Nola, my friendship ulala gue akhirnya peka juga ternyata!" Suara Natasha cukup keras membuat Nola harus menjauhkan ponsel dari gendang telinganya jika tidak ingin indera pendengarannya retak oleh teriakan Natasha.

"Mau apa lo?"

"Hari ini bokap dan kedua kakak gue lagi enggak ada di rumah. Begitu juga dengan nyokap yang ikut bokap pergi. Jadinya gue sendiri di rumah."

"Terus?"

"Gue sekarang ada di depan rumah. Buka pintunya sekarang! Dari tadi gue ketuk enggak ada sahutan sama sekali. Lo sebenarnya budeg apa pura-pura tuli 'sih?"

Nola meringis saat mendengar suara raungan dari Natasha di seberang telepon. Sahabatnya ini pasti akan mengganggu ketenangan tetangga lainnya. Malas berdebat dengan Natasha, gadis itu mematikan sambungan telepon dan meletakkan dengan hati-hati novel di atas meja kemudian melangkah keluar dari perpustakaan menuju pintu utama.

Saat membuka pintu, terlihat raut wajah Natasha yang memerah menatap ke arah Nola.

"Lo sebenarnya ke mana aja? Kenapa dari tadi gue ketuk pintu enggak lo dengar?"

"Gue di perpustakaan. Bibi juga di dapur. Mana kedengaran lo ketuk pintu." Nola menyingkirkan tubuhnya dari pintu. "Lagian otak lo kenapa enggak dipakai? Ada bel yang pasti bakalan kedengar di seluruh ruangan kalau dipencet."

"Astatang, gue lupa ada bel di rumah lo." Sadar akan situasi, Natasha menepuk dahinya pelan.

"Enggak usah sebut Astatang. Itu nama suaminya Bi Sari."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noah & NolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang