" Dan soal pernikahan, aku sengaja bersikeras menyuruh papah untuk mengatur pernikahan kita agar di percepat. Karna aku mau sebelum pergi ke Amerika  aku sudah mengikat kamu, aku takut ketika aku pergi kamu di miliki orang lain. Adel jujur aku benar-benar nggak mau ninggalin kamu, tapi di sisi lain ini adalah peluang aku, Adel aku minta maaf aku mohon maafin aku," ucap Marvin lirih

Dapat Adel lihat kedua mata Marvin yang memerah dengan bercakan air mata yang sempat Marvin tahan agar tidak jatuh.

" Tapi setidaknya kamu mencoba untuk jujur sama aku..," ucap Adel lirih. " Sayang aku mencoba untuk jujur sama kamu, tapi aku takut kamu akan sedih dan marah sama aku. Aku nggak mau itu terjadi." Jawab Marvin meyakinkan Adel

" Jangan marah lagi yah? Aku minta maaf,"

" Aku kecewa sama kamu," tandas Adel menatap Marvin sinis

" Iyah aku tau kamu marah, kamu kecewa sama aku. Aku minta maaf, please! Jangan nangis lagi. Aku sakit kalau kamu nangis karna aku seperti ini,"

" Meskipun aku maafin kamu. Kamu tetap akan pergi kan?" Marvin terdiam mendengar ucapan Adel.

" Huh.. kamu akan pergi jauh setelah menikahiku?!"

" Sayang aku mohon ngertiin aku. Ini impian aku dari kecil,"

" Kalau gitu ajak aku pergi bersamamu...!" Tandas Adel. " Aku nggak bisa."

" Kenapa?"

" Kamu masih harus belajar disini. Satu tahun lagi, setelah itu aku akan bawa kamu ke Amerika dan kuliah di university yang sama, untuk sekarang kamu harus disini sayang. Disini banyak teman-teman kamu, mamah dan papah, sedangkan kalau kamu ke sana kamu harus beradaptasi lagi dengan teman baru. Aku nggak mau itu terjadi,"

" Aku nggak papa, selagi kamu masih bersama aku_ aku mau ikut kemanapun kamu pergi," Adel bersikeras ingin ikut tapi Marvin mencoba untuk meyakinkannya. Karna berpindah tempat ke tempat hal yang baru adalah hal yang sulit.

" Maaf sayang aku nggak bisa,"

" Yaudah kalau gitu," Adel pergi kembali ke meja mereka meninggalkan Marvin yang terus memanggil namanya.

Melihat kursi yang kosong Adel langsung duduk di kursi kosong itu. Vino yang kini di sampingnya  merasa penasaran dengan sikap dingin Adel, tak lama Marvin datang dan melihat Adel yang sedang makan dengan sikapnya yang seperti biasanya. Marvin duduk di sebrang sana dengan terus memperhatikan Adel yang sedang bercanda ria dengan yang lainnya seakan tak ada kejadian apapun.

" Aku harap kamu nggak akan lama marah sama aku Del," batin Marvin

......

Hari sudah larut mereka menikmati malam hari itu dengan penuh kekenyangan dan kebahagiaan bersama. Kebersamaan yang tidak akan pernah Marvin lupakan di dalam hidupnya, Marvin membuka bicara dan mengucapkan kata-kata yang berhasil membuat teman-temannya ikut terharu dan menangis. Kepergian ketua geng motor mereka adalah hal yang paling menyedihkan, orang yang selalu memimpin tim mereka mulai besok akan pergi dan akan lama kembali.

" Gw minta maaf kalau selama ini gw selalu menjadi beban geng kita. Gw benar-benar terimakasih atas dukungan kalian yang selalu support gw selama ini, gw hanya mau kalian selalu optimis dalam hal apapun, mencoba mengontrol emosi kalian karna mulai sekarang pasti banyak musuh yang berkeliaran di luaran sana," pidato Marvin untuk perpisahan dirinya dengan kawan seperjuangan

STARWhere stories live. Discover now