#55

45 9 67
                                    

Beberapa hari berlalu dengan cepat. Septian dan Clarissa yang sibuk dengan acara penting dalam kehidupannya, Alden sibuk dengan pekerjaan kantornya, Beatrice sibuk dengan acara peringatan mendiang ayah nya, Claudia dan Evan sibuk dengan tamu undangan, Jamila dan Arman sibuk memilih souvenir, dan Aurora yang sibuk menyiapkan hari hari spesial bersama suaminya.

Tidak ada lagi kata sakit, tidak ada lagi kalimat maaf, tidak ada lagi bunga mawar, tidak ada lagi sepeda butut, tidak ada lagi kalimat menunggu dan pergi.

Semua luka sudah mengering, semua kisah masa lalu antara Clarissa dan Alden sudah ditelan masa, tidak akan ada lagi pertemuan pertemuan antara Alden dan Claudia. Semua berjalan di jalannya.

"Septian bagaimana dengan gaun ini? bagus?" ucap Clarissa.

"Bagus, tapi ini terlalu terbuka untukmu." jawab Septian.

"Tuan Alden, bagaimana jika proyek ini kita setujui?"

"Baiklah, tolong proposal nya serahkan saya nanti setelah makan siang." ucap Alden dengan map hitam ditangannya

"Tolong bunganya diletakkan di sebelah sana, lilinnya jangan lupa."ucap Beatrice yang sedang mengatur para asisten rumah tangganya.

"Paa, bagaimana jika kita mengundang 500 direktur dari teman teman papa?" ucap Claudia.

"Kita bisa mengundang mereka semua, ini adalah hari yang spesial." jawab Evan.

"Pak, bagaimana jika kita menyertakan satu box teh pilihan kebun kita dalam souvenir nanti, hitung hitung untuk promosi juga hehe."ucap Jamila.

"Boleh bu, nanti kita tanya pak Evan dulu gmn?"jawab Arman sambil mengemas beberapa karton teh.

"Sayang, lihat tempat tidur ini sangat lucu untuk anak kita? Beli yaa?" ucap Aurora dengan perut yang hampir membesar.

---------

"Beatrice.. " panggil Clarissa lirih.

Beatrice seketika menangis menatap Clarissa kali ini datang ke rumahnya setelah sekian lama.

"Boleh saya memelukmu untuk yang terakhir?" ucap Beatrice.

Clarissa tiba tiba memeluk Beatrice, Beatrice menangis dipelukan Clarissa.

"gue kesini mau ngasih ini buat Beatrice sama--"

"iyaa?"

"Sama Alden." sambung Clarissa.

"Apa itu?"

"Saya sangat berharap kalian bisa datang dihari spesial dalam hidup saya." jelas Clarissa. Ntah kenapa lidahnya sangat kelu menjelaskan ini semua.

Rumah ini, rumah dengan banyak kenangan indah bersama Alden. Banyak tawa yang terjadi di setiap sudut rumah bercat putih ini.

"Dengan senang hati, kami akan datang ke pernikahanmu." Jawab Alden dari arah belakang.

Clarissa menoleh dan menatap Alden. Tubuhnya sedikit menyusut berbeda seperti terakhir kali bertemu dengan Clarissa beberapa bulan yang lalu.

Alden berjalan mendekat dan duduk disamping Beatrice.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik baik saja, bagaimana denganmu?"

"Tentu saja aku sedikit stress karenaa--"

"Aku pergi ke kamar dulu."sahut Beatrice

"Baiklah."ucap Clarissa

"Ada apa?" tanya Clarissa kepada Alden.

"Sedikit stress dengan proyek akhir akhir ini. Membuatku jarang istirahat dan lupa makan."

"Kau bisa bekerja sama dengan perusahaan mama jika perlu bantuan." jawab Clarissa.

Something worthwhile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang