#52

13 8 13
                                    

Seorang perempuan dengan dress putih panjang berdiri didepan kaca besar menampilkan dirinya dengan pernak pernik berlian yang menghiasi seluruh badannya. Dengan perut yang hampir besar dari ukuran biasanya, ia datang bersama laki laki berjas abu abu yang duduk di salah satu sofa sedang sibuk memainkan tablet nya.

"Sayang, coba liat!"panggil Aurora.

Laki laki yang merasa namanya terpanggil itu mendongak menatap seorang perempuan didepannya.

"Bagus, bisa kita pulang sekarang?"jawab Alden sarkas.

"Tunggu dulu, kau tak ingin mencoba bajumu?"tanya Aurora.

Alden menggeleng.

"Mbak simpan ini, 2 hari lagi saya ambil. Terimakasih."ucap Aurora kepada salah satu pelayan toko.

Aurora meraih tas nya kemudian duduk disebelah Alden yang masih sibuk dengan tablet nya.

"Alden, are you okay?"

"sudah selesai? ayo pulang."jawab Alden lantas berlalu begitu saja.

"Andai gue bisa nolak permintaan papa, pasti gue nikah sama Barga."gumam Aurora lalu berjalan menyusul Alden.

Alden masuk ke dalam mobilnya. Ia menatap wajah Aurora yang masih berjalan menuju ke parkiran dengan langkah yang pelan, yang ada dipikirannya bukan sedang jatuh hati namun memikirkan bagaimana ini bisa terjadi.

"Bisakah menyebutnya adalah Luka bagi saya? lantas sejauh ini saya adalah orang yang selalu menyakitinya. saya sudah berjanji akan menunggunya kembali dan tetap mencintainya. Benar, rasa ini memang tidak pernah hilang tapi mewujudkan keinginan saya memintanya sudah hilang." batin Alden.

"Alden buka pintunya!" teriak Aurora dari luar.

Alden tersadar dari lamunannya, sudah berapa lama Aurora berdiri diluar sana menunggu pintu mobil dibuka.

"Panas sekali."ucap Aurora sambil mengelap dahinya yang sudah basah karena keringat.

"Gue ada meeting hari ini, jadi--"

"Iya, lu pergi aja ke kantor setelah nganter gue pulang. Gue bisa makan sendiri nanti."jawab Aurora.

Aurora tahu betul maksud Alden adalah menolak untuk makan berdua. Karena biasanya setelah keluar mereka pasti menyempatkan untuk makan siang.

Hari ini Alden sangat berbeda dari hari sebelumnya, sifatnya seketika dingin kepada Aurora. Ada apa sebenarnya?

Aurora menoleh menatap Alden yang sibuk dengan jalanan siang ini.

"Ada apa?" tanya Alden tiba-tiba.

Aurora menggeleng.

"Kau ingin sesuatu? katakan."lanjut Alden.

"Tidak ada."

Alden menoleh menatap Aurora yang menatap lurus jalanan.

"Maaf, hari ini banyak sekali pekerjaan yang harus saya selesaikan." jelas Alden.

Aurora terkejut dengan panggilan saya keluar dari mulut Alden, tidak biasanya ia menggunakan bahasa formal ini.

"Alden.." panggil Aurora Lirih.

"Ya?"

"Apa yang kurang dari baju tadi?"

"Tidak ada, itu sudah sangat bagus." jawab Alden.

"Tapi gue liat lu ga suka."

"Maaf atas perlakuan gue tadi ke lu di butik."

"okay, gapapa." jawab Aurora.

Something worthwhile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang