#49

28 15 79
                                    

"Wah bunga mawar yang indah." gumamnya setelah melihat seorang laki laki berjalan kearah pantai dengan buket mawar merah yang sangat besar.

"Kemana dia membawa bunga itu?" sambungnya lantas berdiri dan berusaha melihat apa yang sedang laki laki itu lakukan.

Clarissa menatap laki laki berbaju putih itu berjalan mendekati deburan ombak dan menatap laut beberapa menit.

"Kenapa dia?" ucap Clarissa sambil duduk disalah satu akar pohon bakau

Laki laki itu lantas mengeluarkan handphone dari saku celana dan membungkuk sambil melarungkan buket mawar tersebut.

"Oh my god, sayang sekali. Bunganya sangat indah kenapa dia larungkan dilaut." gumam Clarissa sambil terus menatap laki laki tersebut.

"Siluetnya bagus banget apalagi langitnya bagus banget, izin foto ya." ucap Clarissa lalu memotret punggung laki laki tersebut yang sedang duduk diatas pasir putih.

"Clarissa.."

merasa namanya disebut, dia kemudian menoleh dan menghampiri Septian yang sudah membawa kompor dan beberapa gas.

"Kau lihat apa?" tanya Septian sambil memasang gas kedalam kompor.

"Tidak ada, laki laki yang duduk disana beberapa menit yang lalu ia melarungkan buket mawar yang besar. kemudian ombak besar datang dan membawa buket itu ke tengah lautan. Padahal buket nya bagus banget." jelas Clarissa.

"Kau mau?"tawar Septian

"Boleh aku memintanya?"

"Aku akan membelikannya jika aku bertemu dengan penjual bunga."

"Terimakasih."

Septian hanya membalas dengan anggukan.

"Aku ingin bermain pasir pantai dan ombak disana? boleh?" tanya Clarissa kepada Septian.

"Silahkan, jaga dirimu. Jangan terlalu ke tengah dan teriak jika kamu butuh pertolongan." jawab Septian.

"Nggak jadi, aku harus membantumu memasak tuna ini."

Septian mendongak menatap Clarissa.

"Kenapa melihatku?" celetuk Clarissa.

"Biar aku yang memasak, kau bisa pergi." jawab Septian.

"Wah benarkah, aku pergi sebentar dan akan segera kembali."

"Hmm"

Septian hanya menatap Clarissa yang sedang berlari mendekati deburan ombak.

Clarissa langsung berhenti disuatu tempat dan membiarkan kakinya disapu oleh ombak ombak tersebut.

"Wahh rasanya sangat nyaman."gumamnya.

"Aku harus mengabadikan ini semua, karena semua berharga."

Clarissa langsung mengeluarkan handphonenya dari saku dan memotret sebanyak-banyaknya.

------

"Clarissa?"ucap Alden masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

" Nggak nggak ini halusinasi gue aja."sambungnya lalu mengusap wajahnya kasar.

Sosok wanita itu masih ada, dengan ponsel digenggamannya.

"Nggak ini bukan arwah, gue bisa lihat dia." ucap Alden.

"DORR!!" teriak Beatrice dari arah Kanan.

Sontak Alden menoleh dan menatap Adiknya.

"Lo kenapa?" tanya Beatrice.

Something worthwhile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang