[13] Misi mencari bantuan

35 17 5
                                    

Jailani berhasil masuk ke kamarnya tanpa ada seorangpun yang melihatnya. Jadi dia langsung cepat-cepat merubah wujudnya, dan menemui pangeran.

Ditengah lorong antara ruang kerja milik keluarga kerajaan, dia berpapasan dengan 2 prajurit yang dia titipi il Min tadi siang.

"Loh, Mas Jailani. Tadi kita cariin gak ketemu ketemu," ucap salah satunya, Dodot.

"Iya, tadi saya ngejar orang yang mencurigai, terus nyasar. Jadi baru balik sekarang," jawabnya.

"Oh gitu. Eh iya, minumannya ada didapur prajurit ya Mas. Tinggal cari aja. Udah kita kasih nama," kata Kei.

"Iya. Makasih ya."

Keduanya mengangguk lalu pergi. Jailani kembali fokus untuk mencari pangeran mahkota itu.

Hingga pada akhirnya dia menemukan yang dicari. Segera dia berdiri didekatnya lalu berlutut.

"Sugeng ndalu, Pangeran."

Yahya sempat tersentak kaget lantaran dia tengah mengaduk kopi namun melamun. "Ya, ada apa?"

Jailani berdiri, lalu membisikkan sesuatu ke telinga Yahya. "Saya punya berita tentang adik panjenengan. Tetapi ini sangat rahasia."

Yahya mengangguk. "Kita bicarakan di ruang kerja ku." Yahya berlalu, diikuti oleh Jailani.

Sesampainya disana, Yahya segera menutup serta mengunci pintu. Ruang kerjanya cukup aman karena tidak ada jendela.

Setelah semuanya dirasa aman, Yahya mempersilahkan Jailani berbicara. Sementara dirinya duduk di kursinya.

"Tadi siang saya ketemu kakek penjual keong itu. Saya sempat menangkapnya, tapi saya keburu dikutuk jadi Elang. Lalu saya tiba-tiba berada di sebuah desa. Tepat disitu, saya bertemu Pangeran Jaka dalam bentuk dombanya.

Dia tidak bisa kembali ke istana karena kutukannya. Dia—"

"Kenapa adikku tidak bisa pulang? Terhalang oleh transportasi kah? Kayaknya saya harus usul ke Rama untuk membuatkan jalur transportasi khusus hewan."

"Sssttt! Waktu saya terbatas pangeran. Diharap panjenengan tidak memotong pembicaraan saya."

Nah, kicep dia.

"Dia harus mencari kakek itu agar kutukannya tidak menjadi permanen. Kemungkinan besok dia akan memulai misinya. Karena itu dia butuh bantuan panjenengan untuk membawa baju ganti yang seperti rakyat biasa. Jangan yang bermerek."

Yahya termenung. Susah bener urusannya, pikirnya.

Gimana gak susah, bajunya gaada yang seperti rakjel. Paling murah ya harganya 10 juta.

"Aduh, gimana ya. Kalo sekarang gak bisa, atau pesen lewat warung pedia aja?"

"Tapi butuhnya besok..."

"Ah, yaudah, besok kamu kesini. Beli baju yang sekiranya pas buat dia."

Jailani berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Baik. Saya pamit sekarang," ucapnya.

Belum ada tiga langkah, suara pangeran Yahya menginterupsi nya. "Oh iya, di desa mana kalian tinggal?"

Jailani berbalik. "Maaf, Pangeran Jaka tidak mengizinkan saya untuk memberi tahu lokasinya saat ini. Dia tidak ingin ada campur tangan kerajaan. Yang pasti, dia meminta untuk menemukan kakek penjual keong itu. Permisi."

Yahya menatap kepergian pengawal adiknya tersebut sampai hilang dari pandangan.

Dia sebenarnya tidak terima dengan keputusan 'tanpa campur tangan kerajaan' oleh adiknya itu. Tapi, di satu sisi juga dia takut, kalau ada campur tangan kerajaan, kutukannya tetap tidak hilang.

Baiklah, dia akan menangkap kakek penjual keong itu untuk adik satu-satunya yang tersayang.
















***
Halo!
Sayang bawain bab baru, takut kalo malming kuotanya udah habis

Maljum nih 🌚
Jangan lupa lakukan hal yang bermanfaat dimalam yang mulia!

Selamat merayakan maulid nabi!

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now