"Dan kita memulai dari sini, rumah kita," kamu bilang.
Rumah, dimana satu-satunya tempat ternyaman untuk kembali.
Satu-satunya yang selalu pintunya selalu terbuka lebar untuk menyambut kedatangan penghuninya. Baik ketika penghuninya pulang membawa s...
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
a story by @clastintye
Cast:
Na JaeminsebagaiAbimana Giandra Nareswara
Do Kyung SoosebagaiBang Slamet
Lee FelixsebagaiBang Adhinata
Anak dengan seragam merah putih lengkap itu tengah memakan rotinya tanpa nafsu, meneguk susunya dengan perlahan, dan menampakkan wajahnya yang lesu pagi ini. Suasana hatinya sangat mendung sama seperti cuaca pagi ini yang tak diharapkan, Abimana Giandra Nareswara setiap malamnya selalu mengucapkan harapannya kepada Tuhan, dia berdoa agar keesokan paginya sinar matahari tetap menembus jendela tuanya yang sudah rapuh. Namun, hari ini tidak sesuai dengan harapan indahnya, pagi ini tidak ada silauan cahaya yang mengganggu pandangannya, tidak ada kartun kesayangannya yang tayang ditelevisi hari ini, dan sepertinya tidak ada yang bisa mengantarnya ke sekolah.
"Kakek! hujan akan turun sebentar lagi, apakah aku tidak bisa sekolah hari ini?" celetuk anak tersebut dengan segera sebelum akhirnya ia berdiri dari kursi dan berlari ke arah teras rumah.
"Kata siapa kamu tidak bisa sekolah? ayo kita berangkat sekarang! Tidak ada waktu untukmenunggu hujan reda," balas kakeknya dengan semangat berjalan ke depan rumah dan diikuti oleh anak tersebut dari belakang.
"TADAA!" kakeknya menunjukkan dua buah jas hujan berwarna biru dan hijau, anak ituterlonjak kaget dan senyum bahagia tertampak di wajahnya.
Mata Abimana terbuka sempurna sepertinya ada sinar. "WAH! Akhirnya aku mempunyai baju superhero!!" Abimana menerima jas hujan itu dengan senang hati hingga melompat kegirangan, kakeknya yang melihatnya pun terkekeh. Menurut Abimana baju superhero ini bisa melindunginya dari tetesan air hujan walau deras sekalipun.
Kakeknya dan ia bergegas memakai jas hujan itu dan bersiap menaiki sepeda tua itu. Dikala mereka akan berangkat, Abimana berpamitan kepada ibunya dan dibalas dengan lambaian tangan sampai jumpa.
Ditengah perjalanan mereka yang sedang menghadang hujan itu, ternyata anak lelaki yang dibonceng dibelakang itu wajahnya tampak cerah disaat cuaca yang tidak mendukung ini, dia berpikir bahwa akhirnya ia bisa pergi ke sekolah walau sedang hujan, keluarganya memiliki keterbatasan sehingga sulit baginya untuk menimba ilmu, meski begitu tekadnya tetap kuat untuk bersekolah.
"Makasih ya, Kakek. Akhirnya aku bisa punya baju superhero, jadi bisa sekolah setiap hari deh walau hujan," ujar Abimana dengan mengeratkan pelukannya.
"Hahaha, iya sama-sama. Kamu harus terus giat belajar, rajin bantu ibumu itu, kasihan diakerjanya dari pagi pulangnya malam. Banyak belajar dari pengalamanmu itu, pasti kamu bisa sehebat kakek nanti," sahut kakeknya dengan terus mengayuh sepeda tua itu di saat hujan menerpa.
