[LUCAS] Home Star

48 9 0
                                    

a story by @luxiona_xx on twitter

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

a story by @luxiona_xx on twitter




Lucas sebagai Raffael

Lucas sebagai Raffael

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Salzburg. Kota kecil di perbatasan Austria dan Jerman ini berada di urutan pertama daftar kota yang akan Raffael kunjungi dalam waktu dekat. Untuk mempersiapkan proyek kompetisi fotografi tahun depan, ia berencana akan berkeliling ke berbagai negara. Ada gejolak euforia dalam balutan nostalgia yang menyelimuti setiap kali ia melihat nama Salzburg—siapa sangka, nama asing yang ia benci kini ia rindu untuk temu?

Raffael tak merindukan detik saat ayahnya mengumumkan akan mengirimnya ke Salzburg untuk menumbuhkan jiwa musik klasik di dirinya. Atau kenangan bersama teman-teman satu angkatan yang hanya terisi oleh bisikan 'Dasar culun!'. Lebih tepatnya, ia merindukan momen lampau bersama sahabat satu-satunya di Salzburg, Manda—seorang siswi bersuara nyaring seperti trompet, berambut gelombang dengan iris cokelat terang, dan bulu mata tebal membingkai.

Pertemuan awal mereka tak terduga. Mereka sama-sama dipanggil Mrs. Meyer keruang guru—Raffael karena tampak menyendiri dan tak punya teman; dan Manda karena insiden menjambak rambut siswi bernama Bianca di kafetaria. Tapi dari hari itulah konstalasi pertemanan mereka perlahan terjalin. Manda menjadi satu-satunya figur yang memberikan kenyamanan layaknya rumah kedua bagi Raffael di kota asing bernama Salzburg.

Terlalu banyak kenangan dalam waktu tiga tahun yang mereka habiskan bersama. Ada ratusan kegiatan, bisikan cerita, tatapan telepati, kebiasaan, dan tawa yang mereka bagikan tanpa paksa. Sungai Salzach pun tak pernah absen menjadi saksi pertemuan rutin mereka sepulang sekolah. Bagi Raffael, Manda adalah sosok brilian—punya banyak teman, gampang bergaul, pintar di pelajaran Matematika dan Sains, dan menjadi asisten guru. Berbeda dengannya, Raffael payah mengerjakan soal Matematika, ia hanya punya Manda sebagai teman, dan ia sangat kikuk dalam tugas kelompok.

"Aku akan jadi astronot, ingat ya, El," celetuk Manda di malam terakhir sekolah.

Malam itu, mereka mampir ke New Town, daerah seberang bukit Mönchsberg, dan duduk di pinggir Sungai Salzach untuk menikmati suasana kota yang penuh seni. Kedua mata Manda sangat berbinar kala itu, menatap jauh ke Benteng Hohensalzburg di atas bukit. Perasaan Raffael campur aduk—senang masih bisa menghabiskan beberapa menit bersamanya; sedih karena esoknya mereka akan benar-benar berpisah.

TEMPAT PULANGOnde histórias criam vida. Descubra agora