"Kalungnya. Kita bisa ngelacak posisi Rasel dari kalung itu kan?" celetuk Tania yang seketika teringat perkataan mendiang suaminya dulu.

Kalung pemberian Reygan itu istimewa karena terdapat alat pelacak di dalamnya. Dengan begitu mereka bisa melihat posisi Rasel bukan?

Marven sedikit menundukkan kepalanya, "Kalungnya ngga dipake, Bu"

Hal yang sangat disayangkan karena kalung itu bisa mempermudah semuanya namun harapan Marven pupus ketika matanya mendapati benda berharga tersebut tergeletak bersamaan dengan tas selempang beserta isiannya di apartemen Lola, kecuali ponselnya.

Begitu juga dengan Jehan. Dia langsung merasa putus asa saat mengetahui kalung khusus pemberiannya tidak terpasang pada leher jenjang istrinya yang menghilang.

Rasa bersalah di benak Jehan semakin besar tatkala aksesoris itu didapati tidak Rasel kenakan. Ia tau betul apa yang membuat wanita itu tidak memakai kalungnya, sudah pasti karena mood Rasel masih tidak bagus gara-gara hari itu bukan?

Tania menghembuskan napas dan kembali mendudukkan dirinya di samping Kanara yang sedang sibuk membantu Alaya serta Yaslan.

Percayalah sudah berkali-kali mereka mencari petunjuk namun hasilnya sungguh nihil. Tidak ada satupun petunjuk yang mereka dapatkan dikarenakan dengan kebetulan kamera CCTV lalu lintas sedang ada kerusakan.

Jehan tidak percaya itu kebetulan, yang lainnya juga tidak percaya kalau semua ini merupakan sebuah kebetulan.

"Tenang, Je" ucap Tania mencoba untuk menenangkan putranya yang daritadi belum berhenti resah.

Tania tersenyum tipis melihat ekspresi khawatir yang begitu besar terlukis jelas di wajah lelaki itu. Sepertinya sekarang Tania bisa memastikan hubungan mereka sudah semakin dalam.

Sebelumnya Tania tidak pernah melihat Jehan sekhawatir ini, bahkan kepada kakak, adik atau bahkan ibunya saja tidak pernah. Persis seperti sosok Reygan di masa lalu.

Tania mengambil tangan Jehan untuk digenggam mungkin dengan cara ini Jehan bisa sedikit lebih tenang. Jangankan Jehan, Tania sendiri khawatir bahkan sangat khawatir. Baru beberapa bulan bertemu setelah belasan tahun berpisah namun kini dia malah kembali kehilangan?

Bagaimana perasaan Aretha di atas sana?

"Mamah tau kamu khawatir tapi coba tenang dulu, Je. Kalo kamu gelisah terus kayak gini, bakal susah nyari solusinya--" ucap Tania.

"Kita emang belum ada petunjuk tapi jangan putus asa."

Jehan menundukkan kepala sementara tangannya menopang dahinya sesekali memijati pelipisnya yang terasa sakit. Sebelumnya masih banyak sekali masalah-masalah yang belum selesai, namun masalah baru lagi datang.

Apalagi ini menyangkut istrinya, Jehan dibuat sangat frustasi dengan keadaan sekarang. Ia mengesampingkan semua pekerjaannya, karena Rasel adalah sebuah prioritas. Jadi ia harus tenang dan lebih fokus lagi memulai pencarian.

"Gue mau liat rekaman CCTV depan gedung apartemen" ujar Jehan dengan suara yang tidak biasanya.

Semua orang yang ada disitu seketika merinding dan sedikit terintimidasi.

Ezzra menuruti permintaan Jehan. Dia segera menyiapkannya dan kembali mengarahkan layar laptop ke hadapan Jehan. "I know it's disappointing but we got nothing even from this video,"

"Kayak yang gue bilang tadi, nomor platnya palsu" tambahnya.

"Gue tau. Sekarang gue cuma mau mastiin kondisi Rasel aja--" lirih Jehan sembari menonton video rekaman yang terputar dengan seksama.

The Fate of Us | JaerosèWo Geschichten leben. Entdecke jetzt