08

8.6K 812 63
                                    

Buset dah mau puasa aja nih, gimana? Besok pada ikut puasa pertama di tahun 2022?

Maaf bangett baru bisa update nii tsay

Jangan lupa vote & commentnya, gue suka pake banget bacain komen-komen kalian. Lucu wkwkw

enjoy!

Jehan memandangi layar pipih berbentuk persegi panjang di salah satu tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jehan memandangi layar pipih berbentuk persegi panjang di salah satu tangannya. Jari telunjuknya sesekali menggeser layar untuk membaca seluruh email yang masuk mengenai pekerjaannya sambil menunggu istrinya selesai.

"Pengiriman supply obat dari Amerika ditunda?"

"Iya. Karena faktor cuaca dan ombak di jalur yang biasa dilewati lagi kurang bagus. Jadinya semua barang yang berasal dari Amerika harus ditunda" jawab Marven yang berdiri tak jauh dari Jehan.

"Penundaan supply obat ini udah konfirmasi sama pihak rumah sakit?"

Marven mengangguk, "Udah dan untungnya supply obat mereka masih bisa mengampu selama satu bulan kalau tidak ada lonjakkan pasien."

"Ditunda berapa lama?"

"Tiga sampai lima hari,"

Jehan mengangguk paham. Intensi fokusnya tadi kembali lagi pada benda canggih di tangannya, ia terus menggeser surel-surel yang telah menumpuk dari beberapa hari ke belakang.

"Persiapan seminar minggu depan udah sampai mana?" Jehan menatap Marven yang sedang lihat ke arah ponselnya.

Selang tiga detik, lelaki itu menunjukkan layar ponselnya. "Baru gue cek lagi dan udah 85%"

"Ada yang mau gue bahas tentang seminar, jadi buat jadwal meeting sama divisi produksi, divisi umum, divisi pemasaran besok sore." suruh Jehan memundurkan tubuhnya untuk bersandar pada sofa.

"Oke."

"Let's go!" celetuk seorang perempuan dengan penampilan yang sangat anggun dari biasanya.

Jehan dan Marven secara kompak menoleh ke arah sumber suara lalu mendapatkan sesosok wanita bersetelah dress panjang hitam, ditambah rambut panjangnya terurai membuat mereka berdua mengerjapkan matanya berulang kali.

Untuk beberapa menit awal tidak hanya Jehan yang terhipnotis dengan penampilan perempuan itu. Bahkan Marven dan beberapa pengawal yang ada di situ juga ikut terhipnotis.

"Kok ngeliatinnya gitu? Kenapa? Jelek, ya? Bentar deh gue ganti yang lain--"

"Udah ngga usah. Bagus kok," ujar Jehan langsung membuyarkan lamunannya.

"Serius??"

"Serius, Sel. Udah sini..." Jehan memberi isyarat agar wanita itu menghampirinya.

Rasel mengulas senyumnya lalu menghampirinya perlahan, menghasilkan suara pitakan khusus dari sepatu hak tinggi yang sangat jelas di ruangan ini.

The Fate of Us | JaerosèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang