Tanpa menunggu jawaban dari Mira dan Riandra Erlan langsung pergi dari sana. Hal itu membuat Mira menatap kepergian Erlan dengan pandangan sendu. Semuanya benar benar sudah berubah, tidak ada lagi kehangatan di mansion ini.
"Gak usah dipikirin. Habiskan saja makanannya, aku juga akan berangkat. Kalo ada apa apa langsung telpon saja" ujar Riandra sembari mengelus rambut Mira lalu pergi dari sana meninggalkannya sendiri.
Mira menatap makannya tak minat, ia menghela nafas panjang lalu memaksakan dirinya makan dengan air mata yang mulai mengalir.
Kepergian Vano benar benar mengubah semuanya, mira sampai tidak tau harus berbuat apa. Dengan air mata yang terus mengalir Mira tetap memasukan roti ke mulutnya dengan kasar.
"Hiks, mama kangen"
••••
Sedangkan dilain tempat Reno dan Nico hanya diam di dalam kelas. Yang awalnya selalu berempat sekarang tersisa dua. Leon dibawa ke Belanda oleh keluarganya agar bisa memulai hidup baru disana, karena Leon sempat mengalami depresi atas kepergian Vano. Dia terus terusan menyalahkan dirinya sendiri membuatnya merasa bersalah dan stres.
Hal itu membuat Reno dan Nico merasa semakin kehilangan, apa lagi Nico yang sedari dulu selalu bertiga bersama Vano dan Leon. Tapi sekarang mereka meninggalkan nya sendiri.
"Ren, udah delapan bulan tapi kenapa masih kayak kemarin kita baru aja main berempat. Tapi sekarang kita cuman berdua" ujar Nico.
Reno menoleh, lalu mengangguk setuju "Leon gimana ya kabar nya. Lo udah ngehubungi dia?" Tanya Reno.
Nico mengangguk "Kemaren gue telpon nyokapnya. Katanya Leon udah baikan sih, udah mau belajar mengikhlaskan"
"Emang ya susah banget buat ngikhlas-in. Ntah harus butuh waktu berapa lama buat bisa mengikhlaskan semuanya" ujar Reno.
Nico mengangguk setuju "Bener. Orang sering bilang ikhlasin aja, padahal mengikhlaskan itu gak semudah yang mereka pikirkan."
Reno lagi lagi mengangguk setuju "Gimana kalo nanti kita ke makam El. Udah seminggu kita gak kesana kan?" Ajak Reno.
Nico mengangguk setuju "Gue selalu berharap ini semua mimpi Ren. Perasaan baru aja kemaren kita seru seruan bareng".
•••
Riandra keluar dari kantornya dengan tergesa saat mendapatkan kabar dari Mira kalau ia terpeleset dari kamar mandi. Tanpa memikirkan pekerjaannya yang menumpuk Riandra langsung pergi begitu saja.
Ia masuk ke mansionnya dengan sedikit berlari, terlihat Mira yang masih terduduk di kamar mandi yang meringis kesakitan.
"Astaga Mira" ucap Riandra khawatir sembari membantu Mira berdiri.
"Shhttt mas sakit" ringis Mira, saat berdiri ia merasakan sesuatu yang mengalir dikakinya.
"Mas air ketubannya pecah" lanjutnya ketakutan.
Riandra yang melihat itu ikut panik "Kita ke rumah sakit sekarang. Bertahanlah ku mohon" ucapnya.
Ia pun mengangkat Mira dan membawanya kerumah sakit. Selama perjalanan Riandra membawa mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Yang ia pikirkan hanya keadaan Mira yang kesakitan.
Sesampainya dirumah sakit Mira langsung di bawa ke ruang UGD. Selang beberapa jam, beberapa suster keluar bersama Mira yang berada di brankar. Riandra yang melihat itu khawatir.
"Dok, istri saya mau di bawa kemana?" Tanyanya.
"Gini tuan. Nyonya Mira harus segera melahirkan, ketubanya yang pecah terpaksa harus melahirkan secara prematur. Apalagi kandungan nyonya Mira yang lemah akan sangat berbahaya jika tidak ditangani lebih lanjut." Jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life { End }
Teen Fictionsequel Elvano •Rank 2 : Elvano { 22.28.02 } •Rank 1 : Elvano { 22.13.04 } •Rank 2. : Elvano { 22.16.05} •Rank 4 : Elvano { 22.12.06 } •Rank 2 : Family { 22.01.07 } •Rank 1 : Baby {22.03.07 } • Rank 5 : Nakal { 22. O4. 07 } •Rank 1 : Ayah ( 28 Juli...
^Extra part^
Mulai dari awal
