[⏳] Best part

2.5K 203 22
                                    

Bagian kedua

Play Dandelions - Ruth B
CW - harsh word & action

JEVAN dan Alisa kini berada di sebuah padang yang luas dengan hamparan bunga di sekitarnya. Sempat terkejut karena Jevan tidak pernah melihat ada tempat seperti ini di kota tempat ia tinggal.

Jevan juga tak tau mengapa ia menuruti Lisa, karena merasa bersalah mungkin adalah faktor utamanya.

Jevan menghirup udara yang masih sangat bersih, merasa tenang sebelum sebuah kalimat meluncur dari bibir Lisa.

"Dulu Lisa sering kesini dengan ayah dan bunda, sebelum ayah pulang."

Jevan menoleh kesamping, menemukan wajah penuh lebam yang memandang lurus kedepan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pulang kemana?"

Pertanyaan spontan itu keluar begitu saja dari bibir Jevan.

Seulas senyuman terbit dari bibir Lisa ketika ia mengalihkan pandangannya kearah Jevan.

"Pulang ke rumah Tuhan."

Jevan terkejut.

"Maaf, Lisa ajak Jevan kesini karena Lisa rindu ayah."

Jevan tentu saja hanya diam, dia kehabisan kata-kata, makin merasa bersalah dan juga bingung.

"Biasanya Jevan bilang kalau Lisa jelek, hari ini pasti lebih jelek lagi kan? Soalnya wajah Lisa lebam semua, rambut Lisa juga kusut." Lisa berbicara dengan bibir yang mengerucut lucu. Tangan mungilnya mulai menyugar rambutnya dan malah meringis ketika jemari itu tak sengaja menyentuh luka nya di kepala.

Jevan yang melihat itu diam-diam ikut meringis.

"Jevan tau? Padahal tadi Lisa sudah berdandan dengan cantik karena hari ini hari special, tapi tadi Lisa malah jatuh.."

Jevan tertegun, jatuh katanya? siapapun orang yang melihat keadaan gadis ini pasti tau dengan apa yang terjadi, jelas berpikir jika anak itu telah terkena perundungan yang hebat. Namun yang gadis ini akui justru sebuah kecelakaan tak disengaja, seakan dia memang sengaja untuk tidak menyalahkan orang lain.

"Hmm.." pada akhirnya hanya sebuah deheman kecil yang muncul dari bibir Jevan untuk menanggapi Alisa.

Kendati kesunyian menyergap mereka kembali. Jevan sangat menikmati momen itu dalam diam.

sungguh ia sendiri tidak tau mengapa hal itu terjadi dan sulit mengakui bahwa Jevan begitu damai saat Alisa ada di sampingnya.

Sesekali ia melihat kearah Alisa yang kian tenang, dengan raut wajah yang semakin pucat. Jevan hanya diam ketika merasakan Alisa bersandar pada pundaknya, Jevan akan berbuat baik untuk hari ini, ya hari ini.

Namun perasaan tidak enak semakin menekan hatinya, Jevan terkejut disaat ia sedikit bergerak dan Alisa malah limbung, gadis itu pingsan. Jevan yang panik mulai menepuk pipi tirus tanpa rona itu dengan pelan, memanggil-manggil namanya berkali-kali walaupun tak ada sahutan.

Putus asa, Jevan mulai menelpon ambulan dan membawa Alisa ke rumah sakit, setelah itu ia mengabari bunda Alisa yang kemudian menangis tersedu melihat kondisi anaknya.

nice couple - lizkookWhere stories live. Discover now