4 - You're So Cute

703 60 5
                                    

••✦[4 - You're So Cute]✦••

happy reading!

vote + komen + share [✓]

***

Malam harinya, sesudah dokter mengecek kondisinya, Zavier mengurung diri di kamar. Ia mengunci pintu kamarnya, kemudian mengetik sesuatu di handphone-nya. Saat sedang menyambungkan komunikasi, suara seorang wanita terdengar, tanda bahwa teleponnya diangkat.

"Who are you?"

Nada suara yang tajam dan bahasa Inggris yang fasih itu berhasil membuat Zavier terdiam. Ia mengatur deru napasnya, mengembuskannya pelan.

"Mom."

Satu kata itu menyebabkan keheningan yang panjang. Zavier diam, begitu juga dengan wanita yang ada di telepon.

"I'm alive, Mom." Zavier tersenyum tipis, sebelum mematikan sambungan telepon, ia berucap, "See you again."

***

Keesokan paginya, sehabis sarapan bersama mama dan papanya, Vallerie pamit pergi sekolah. Mulanya Xander menawarkan diri mengantar, tetapi ditolak halus oleh sang anak. Tak lama setelahnya, Xander menggeram marah saat tahu Zavier-lah yang akan mengantar putrinya ke sekolah.

"Harus banget ya kamu ke sekolah sama b*jingan itu?" tanya pria itu emosi, menatap nyalang mobil hitam Zavier yang sudah terparkir di halaman rumahnya.

"Valley juga gak mau, Pa." Vallerie ikut tidak setuju, ia merengut. "Tapi mau gimana lagi, dia yang maksa."

Papanya segera menimpali, "Ya jangan kamu turutin, dong!"

Vallerie mendengkus kesal. "Kalo semudah itu, udah Valley tolak kali. Tapi dia... ih, pokoknya nyebelin!" Ia lantas menyalimi tangan orang tuanya dan pamit. "Yaudah, deh. Valley berangkat dulu, Pa, Ma!"

"Hati-hati ya, Sayang." Zabrina melambaikan tangannya. Ia melirik suaminya yang berwajah masam. "Papa tenang aja, Mama yakin Zavier gak bakal nyakitin Valley lagi. Sekali-kali dia jadi sopir putri kita gapapa lah."

Xander pun menghela napas, masih tidak setuju.

Sementara itu, di dalam mobil, Vallerie kesusahan memakai seat belt, akhirnya Zavier membantunya sambil berdecak. "Manja," gumamnya, yang masih didengar cewek itu.

"Gada yang nyuruh elo juga!" bentak Vallerie nyolot, tatapan sinisnya menyapu wajah tampan cowok itu. "Jauh-jauh sana!"

Zavier pun menatap cewek itu tajam. "Gak usah ngebentak," ujarnya dingin.

"Serah gue."

Zavier lantas menjauhkan diri dari Vallerie. Berdebat dengan gadis keras kepala itu tak akan ada habisnya. Ia mulai menyetir, mengemudikan mobilnya keluar dari pekarangan rumah cewek itu.

"SMA Nusantara," ucap Vallerie tiba-tiba tanpa mengalihkan pandang dari handphone-nya.

"Hm."

Selama perjalanan, keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Vallerie yang bermain ponselnya dan Zavier yang diam-diam melirik cewek itu. Lalu pandangan cowok itu terpaku pada bibir Vallerie.

"Lo pake lip tint?"

"Hm, peka juga lo."

Satu tangan Zavier beralih mengambil tisu dan memberikannya pada Vallerie. "Hapus," perintahnya.

Vallerie melirik tisu itu sekilas, tak peduli. "Gak mau," tolaknya. "Gak usah urusin gue. Nyetir aja yang bener."

Zavier berdecak, memfokuskan pandangannya pada jalanan raya yang padat. Hingga sekitar lima belas menit kemudian, mobilnya menepi di pinggir jalan. Vallerie yang melihat bahwa ia sudah tiba di sekolahnya berniat membuka seat belt, namun gerakannya terhenti saat Zavier mendekatkan diri padanya.

(HIATUS) My Dangerous Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang