ketigabelas(Ω Д Ω)

165 75 19
                                    

HAPPY READING ~~




































Jihoon menggaruk garuk perutnya di balik kaos, dia keluar dari kamarnya karena haus yang menyerang, jadi Dia memutuskan akan pergi ke dapur.

Dia melewati kamar Junghwan yang pintunya tidak tertutup rapat, iseng dia mengintip ke kamar Junghwan melihat apa yang adiknya lakukan.

"Wes buket dari siapa tu?" Tanya Jihoon kepo, Junghwan yang sedang duduk di kasur sembari mengamati buket itu pun seketika langsung menatap ke arah jihoon kaget.

"A-apa sih Bang?" Saut Junghwan dengan pipi yang memerah, lalu menyimpan buket bunga di meja belajarnya.

Jihoon baru sadar setelah di amati, buket bunga Junghwan mirip dengan buket bunga yang Hera bawa pas tadi siang.

"Wan itu buket dari Rara?" Selidik jihoon.

"I-iya bang" Jawab Junghwan gelagapan, pasti Abangnya ini akan mengintrogasinya.

"Wan lu di tembak Rara?" Tanya Jihoon "Jangan bilang lu nolak Rara, Wan?"

Tuhkan benar saja. Karena pertanyaan Jihoon ini, membuat Junghwan mau tak mau menceritakan kejadian tadi siang pada Jihoon.

"Bang aku terlalu kasar ya sama Kak Rara?"

Mendengar cerita dari mulut Junghwan, membuat Jihoon tidak percaya pada adiknya ini "Wan gw gk nyangka lu bakal ngomong sekasar itu apalagi sama cewe"

"Rara bukan cewe murahan, dia anak baik baik. Dia kaya gitu sama lu, mungkin ini kali pertamanya dia suka sama orang Wan" Lanjut Jihoon yang membuat junghwan jadi merasa bersalah.

"Ta-tapi Bang, jujur aku risih di tempelin Kak Rara terus, apalagi pas Kak Rara teriak teriak di depan umum sampe jadi pusat perhatian. Aku gk suka" Jelas Junghwan yang membuat jihoon makin kesal pada adiknya ini.

"Tapi gk sepantesnya lu ngomong gitu sama Rara, kalau pun emang lu gk suka lu bisa tolak dia baik baik, gk harus ngata ngatain dia kaya gitu" Emosi Jihoon, sekarang dia mengerti mengapa Hera menangis seperti itu.

"Rara cantik, baik, pinter kenapa lu gk bisa suka sama Rara sih Wan?" Lanjut Jihoon Geram, bisa bisa nya Junghwan tidak menyukai Hera di saat hampir semua anak sekolahannya naksir Hera.

"Aku punya hak buat suka atau pun engga sama Kak Rara, kalau pun aku nerima Kak Rara karena kasian bukannya itu sama aja aku nyakitin Kak Rara?"

"Gw tau, tapi gw gk pernah ngajarin lu ngomong gk sopan kaya gitu, lu harus minta maaf sama dia So Junghwan"

"Oke aku bakal minta maaf dan Aku tegasin sekali lagi sama Bang Jihoon, aku gk suka Kak Rara dan gk akan pernah suka" Ujar Junghwan mantap sembari menggaruk belakang telinganya.

"Bukannya Bang Jihoon suka Kak Rara? Kenapa gk bang Jihoon aja yang nembak Kak Rara?" Jihoon di buat bungkam saja oleh perkataan adiknya ini. Tidak tau mau berkata apa lagi.

"Bang Jihoon balik ke kamar Abang deh, aku mau tidur" Usir Junghwan sembari mendorong badan Jihoon, lalu menutup pintu kamarnya.

Jihoon masih mematung di depan pintu kamar Junghwan, lalu tertawa miris sembari mengusap wajahnya.
"Dasar tukang bohong"

Jihoon jadi bingung, disatu sisi dia ingin Hera bahagia bersama junghwan tapi disisi lainnya juga Jihoon tidak bisa menahan sakit hati ketika Hera menceritakan tentang junghwan padanya. 3 tahun berteman dengan Hera sudah cukup membuat Jihoon menaruh hati pada gadis itu.

Kalau pun Jihoon boleh memilih Jihoon ingin bersama Hera dan membahagiakannya, tapi dia tidak ingin merusak persahabatannya dengan Hera. Apalagi sekarang sepertinya adiknya sudah mulai menyukai Hera.

Dan pada akhirnya Jihoon hanya bisa tertawa getir.

**********************

Hera berjalan menelusuri koridor menuju kelasnya. sepertinya dia datang terlalu pagi, pasalnya di Koridor tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.
Di keadaan sepi seperti ini dia jadi teringat dengan wawan.

Eh pas sekali pria itu berada di depannya. Tas yang di soren, tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya dan di belakang terlihat sekali badan dia yang tegap dan bahu yang lebar. 'Apa apaan nih Junghwan tidak seperti bocil pada umunya' batin Hera.

"Woo wooo" Ujarnya sembari menepuk nepuk pipinya agar tersadar "bukan waktunya, untung semalem gw udah baca beberapa novel di wattpad, apa gw praktekkin sekarang aja ya?" Gumam Hera.

"Hahahaha awas aja lu wawan, dikira dengan perkataan lu kemarin bakal buat gw nyerah?"

"gw bakal buat lu bertekuk lutut sama gw" Lanjutnya dengan pedenya sembari cekikikan tidak jelas, membuat orang yang baru datang, lalu berhenti di sebelahnya menatap dia bingung.

"Dasar gila" Ujar pria itu menyadarkan  Hera dari halusinasinya yang terlalu berlebihan.

"Sialan!" Ujar Hera geram "ngagetin aja lu"

"Kasar ih mulutnya"

"Apasih hoon? sumpah lu ganggu banget" Geram Hera.

"Ya Lu ngapain ketawa ketawa sendiri? Gila ya?"

"Bukan urusan lu dasar kepo" Sinis Hera sembari melihat wajah Jihoon yang menyebalkan.

"Dih cuek amat, masih pagi loh ini"

"Bodo ah pergi lu sana" Usir Hera pada Jihoon.

"Ra. Kaki lu udah gk sakit lagi?" Tanya Jihoon melihat lutut Hera yang masih di plester.

"Udah engga terlalu kok" Jawab Hera sembari menggerak gerakkan kakinya, lalu tersenyum ke arah Jihoon. Membuat jihoon gemas, lalu mengacak acak rambut Hera.

Hera melotot. rambutnya yang sudah dia tata rapih, jadi berantakan gara gara Jihoon.
"JIHOON!! RAMBUT GW!! SIALAN LU!!"

Jihoon langsung berlari sembari mengejek Hera. membuat Hera kesal, lalu berlari mengejar Jihoon.

"SIAPA YANG KALAH TRAKTIR MAKAN SIANG!!!" Teriak Jihoon. Hera langsung melotot, jihoon seenak jidat sekali.

"WOY JIHOON CURANG LU! BALIK SINI GK HEH!!"

Bruk
"Aduh" Ringis Hera tidak sengaja menabrak punggung Junghwan "Eh Junghwan maaf ya"

"Gpp kok kak" Ujar Junghwan kaku. Tiba tiba hati Junghwan merasa tidak rela ketika Hera menyebutnya 'Junghwan' bukan 'wawan' lagi.

"Yaudah gw duluan ya, buru buru" Ujar Hera, lalu berlari kembali mengejar Jihoon meninggalkan Junghwan yang mendengus sebal.

"Heh Jihoon balik gk lu sini!!" Teriak Hera yang tentu saja tidak di dengar Jihoon.

Junghwan yang melihat keakraban kakaknya dengan Hera jadi tidak suka.

"Nyebelin"





















"Hoss hosss hooss" Hera membungkuk memegang lututnya sembari menetralkan nafasnya, Jihoon yang melihat Hera seperti orang sekarat menertawakan di bangkunya.

"Jihoon dasar curang, lu lari duluan"

"Bodo amat, yang penting gw menang" Ujar jihoon dengan wajah tengilnya "Istirahat traktir gw, gamau tau"

"Ogah!!" Ujar Hera, lalu duduk di bangkunya.

"Ih ada apaan nih? traktir traktiran" Ujar Yena yang baru datang langsung heboh ketika mendengar kata traktir.

"Diem! Lu gk di ajak" Ujar Hera yang langsung di tertawakan Jihoon.

"Oh gitu lu sama gw, oke fine cukup tau aja"

"Lebay ah" Ujar Hera santai.

"Sabodo teuing" Saut Yena, lalu duduk di bangkunya, pundung dia gays.

"Yen yeyen" Hera menusuk nusuk punggung Yena pake pulpen, tapi Yena tetap tidak menoleh pada Hera.

"Anjr Yen! liat sini kek, gw mau cerita nih" Yena tetap tidak menoleh dan mengabaikan Hera membuat Hera kesal pengen nampol Yena.













MINE? || So Junghwan  [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang