My Little One

138 22 6
                                    

"Est-ce votre fils, Monsieur Jayeng?"
"Apakah ini putra anda, Tuan Jayeng?"

"Bien, Monsieur Belden."
"Benar, Tuan Belden."

"Comment t'appelles-tu, fils ?"
"Siapa namamu, Nak?"

"Je m'appelle Liam Aji Adhiwangsa, Monsieur."
"Namaku Liam Aji Adhiwangsa, Tuan."

"Bonjour, Aji. Présentation, je suis Aldric Belden. Ravi de vous rencontrer, fils."
"Halo, Aji. Perkenalkan, saya Aldric Belden. Senang berkenalan denganmu, Nak."

"Bonjour, Monsieur Belden. Ravi de vous rencontrer aussi, Monsieur."
"Halo, Tuan Belden. Senang berkenalan dengan anda juga, Tuan."

Tuan Jayeng mengembangkan senyum penuh bangga karena Aji begitu lancar berkomunikasi dengan para relasi-nya saat ini.

Keduanya tengah melakukan perjalanan Bisnis demi memenuhi sebuah Undangan yang dilayangkan oleh salah seorang cukup penting di dalam kemaslahatan perkembangan Adhiwangsa Group mulai beberapa tahun lalu. Tuan Jayeng berharap Aji kelak mampu terbiasa walau hal tersebut rasanya tidak perlu berulang kali Beliau khawatirkan mengingat betapa luwesnya Aji ketika memulai obrolan di dalam pertemuan penting mereka saat ini.

Anak Sulung-nya itu terus-menerus memenuhi ekspektasinya sebagai Orang Tua.


*

*

*


Hanya dua malam Tuan Jayeng beserta sang anak Sulung menghabiskan waktu mereka di Paris, lebih tepatnya di sebuah kawasan elite bernama Bougival, sebuah kawasan yang berada pada pinggiran kota di mana para Penduduk kaya bermukim dengan damai.

Sebelum berangkat pulang sore hari nanti, Aji menyempatkan diri menjejakkan kakinya di sebuah Pasar Tradisional bernama MARCHÉ AUX TIMBRES yang terletak di permulaan jalan Champs Elysées, pasar tersebut didominasi Penjual perangko dan kartu pos berusia cukup tua dari berbagai penjuru dunia.

Tidak hanya kedua benda tersebut di atas, karena berjalan sedikit lebih masuk ke dalam, Aji menemukan beberapa Penjual yang menjual berbagai macam perhiasan dan cinderamata.

Aji hanya ingin menghilangkan beberapa perasaan tak nyamannya yang perlahan timbul akibat pertemuan kemarin malam di Bougival, pada awalnya. Namun kedua matanya tiba-tiba tertawan oleh sebuah cinderamata berbahan emas, digantungi banyak liontin kecil pada beberapa bagian, berbentuk menara Eiffel, miniatur pesawat, bola dunia, dan ada beberapa lagi.
Bukan khas seorang laki-laki apabila mengenakan aksesoris macam begini, namun entah mengapa Aji ingin sekali membawa pulang benda tersebut.

Lingga bakalan suka enggak, ya...?

Aji meraba permukaannya sebentar, sebelum akhirnya menyerahkan cinderamata tersebut kepada si Penjual.

"Je veux celui-ci, Monsieur. Combien ça coûte?"
"Saya mau yang ini, Tuan. Berapa harganya kira-kira?"

"€ 45.71"
(Setara dengan Rp. 1.000.000 pada saat itu.)

"Merci beaucoup, Monsieur."
"Terima kasih banyak, Tuan."

"Je te souhaite une belle journée."
"Semoga harimu indah."


*

*

*


"Apa yang ku suka dari menjadi seorang Pilot?"

Glimpse of Heaven : Passé - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Where stories live. Discover now