Drunk

306 26 2
                                    

Makan malam kini sedang berlangsung, sebuah meja makan besar yang diatasnya terdapat penuh dengan bermacam-macam makanan. Seperti hidangan utama yaitu Yakimeshi, Chicken Teriyaki, Spicy Beef Yakiniku, Ebi Tempura, Gyuniku Soba, sementara untuk penutupnya mereka menyediakan Puding, Macaroon, Mochi dengan isian buah-buahan, Chocolate s'mores, Panna cotta, Choco lava cake, Yogurt dan buah-buahan segar.

Makan malam terjadi begitu nikmat, hanya dentingan sendok yang menggema dalam ruangan tersebut, menu yang tersaji pun satu-persatu mulai habis.

Arche menaruh sendok makan disamping piringnya, menggunakan serbet untuk membersihkan sisa makanan yang mungkin mengotori area mulut sexy-nya. Disusul dengan kedua kakaknya lalu sang calon adik ipar, sementara wanita yang dicintainya masih sibuk melahap sisa makanan yang tersaji diatas meja.

"Pelan-pelan saja saat mengunyahnya, jika kau masih merasa lapar, aku akan menyuruh koki untuk membuatkannya lagi." Ujar Arche, tersenyum tipis menatap kearah Mieko yang sedang menyuapkan sesendok Choco lava cake.

Menjulurkan jari telunjuknya kearah wajah Mieko, lalu ia jatuhkan diatas tepi bibir wanita itu. Mengusap sisa coklat yang dengan berani mengotori area bibir wanitanya. Dengan santai, Arche memasukan jari telunjuknya kedalam mulut, lalu menyesap sisa coklat tadi dengan lembut.

Theo, Arvel, Heiko dan John sangat tercengang.

Theo sampai tersedak minumannya, Arvel menganga lebar hingga menjatuhkan mochi isi buah yang berada dalam mulutnya, Heiko meneguk ludahnya terlampau kaget dan John? Ia bertepuk tangan sembari menggeleng tak percaya.

"Aku merindukan Rea!" Cetus Arvel dengan menopang dagunya, memperhatikan Arche yang sedang dimarahi oleh Mieko karena telah berani melakukan hal tersebut.

"MENGGELIKAN!" Pekik Heiko, ia menggelengkan kepalanya sembari bergidik ngeri. 

• • •

"Jadi bagaimana perkembangan kasus kita?" Tanya Theo.

"Kalian akan terkejut ketika mengetahui siapa orang yang menaungi kasus ini." Cetus Arvel dengan wajah serius.

"Apa maksudmu 'menaungi' apa kasus ini ada yang melindungi hingga kita kesulitan mencari bukti???" Desak Arche tidak sabaran.

"Benar." John mengangguk yakin, beradu pandang dengan Arvel yang juga menganggukkan kepalanya.

"Daddy." Cetus keduanya secara bersamaan.

Theo dan Arche nampak akan mengeluarkan biji matanya. Jantung keduanya seakan berhenti berdetak, jangan tanyakan bagaimana keadaan Arche sekarang, tangannya mengepal hingga buku-bukunya memutih, mata yang mulai memerah dengan urat yang juga mulai timbul disekitar lehernya.

"APA MAKSUDNYA HUH?!" Pekik Arche dengan suara yang begitu menggema. Ia bangkit, menendang meja kerjanya hingga menimbulkan bunyi yang cukup memekakkan, dadanya bergemuruh hebat dengan air mata yang siap menetes.

Menatap Arvel dan John secara bergantian.

"J-jangan katakan bahwa daddy terlibat, kumohon..." Ucap Arche dengan berbisik pelan diakhir kalimatnya.

"Tenangkan dirimu! Kita dengarkan dulu penjelasan dari mereka berdua." Tandas Theo, menarik lengan adik semata wayangnya agar kembali duduk ditempat semula.

Flashback on

"A-apa yang kalian maksud Kiyoshi Kamata?" Pria itu menelan ludahnya dengan kuat, ia hampir terjatuh ketika menadapat anggukan dari kedua pria tersebut.

Mistakes And Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang