Aconite

247 22 2
                                    

Two weeks later....

Keceriaan Mieko hilang bagai diterjang ombak, wajah berseri dan senyum konyolnya sudah lama tidak ia tampilan lagi, tawa menggelegar miliknya tidak pernah terdengar kembali. Rasanya hampa, Arche merasa kesepian, dia sedih sangat-sangat merasa sedih melihat wanitanya menjadi pemurung tidak seperti biasanya. Segala cara sudah ia lakukan, mengajaknya bepergian, membeli banyak makanan, menonton serial anime, apapun yang bisa menyenangkan wanitanya. Namun, Mieko hanya bisa tersenyum, bukan seperti Mieko biasanya yang akan heboh dan sangat memalukan.

Menghela nafas kasar, Arche menyusupkan tangannya kedalam baju tidur Mieko, menarik pinggang wanita itu untuk semakin merapat dengan tubuhnya. Memeluk erat dan mengusak lembut pucuk kepala Mieko menggunakan pipinya.

Arche memang memaksa Mieko untuk satu kamar dengannya, persetan jika Theo mengadu pada Devando dan ia akan dimarahi habis-habisan. Baginya, seorang wanita yang kini tengah terbaring disampingnya ialah hal terpenting sekarang. Arche bersikukuh akan mengembalikan Mieko yang dulu, ia akan membuat senyum Mieko kembali hadir dalam hidupnya.

"Mhhhh...." Mieko melengkuh dengan indahnya, ia mengerjap pelan lalu melingkarkan tangannya di pinggang sang calon suami.

"Jangan mendesah.." lirih Arche dengan mata terpejam, ia menempelkan bibirnya diatas kening Mieko.

Mieko mendengus, ia mencubit kecil pinggang Arche lalu membalikkan tubuhnya.

Tertawa pelan.

Merasa gemas dengan tingkah Mieko, lantas Arche menurunkan baju tidur wanita itu hingga menampakkan bahu mulus miliknya. Ia mengecup gemas disana membuat Mieko membelakkan matanya.

"ARCHE!" Pekik Mieko merasakan kecupan itu berubah menjadi hisapan kuat yang membuat dirinya merinding.

"H-hentikan! YAAAKKK!" Mieko mendorong kepala Arche menggunakan tangan kanannya.

Arche diam-diam tertawa dalam hati. Jika saja tau cara memancing Mieko agar kembali yaitu dengan berbuat hal mesum, Arche akan melakukan itu setiap harinya.

Dia menjauhkan bibir untuk melihat mahakaryanya, dan ternyata cukup terlihat sexy. Arche tersenyum lebar, ia menatap Mieko yang menatapnya horor.

"Bagaimana, enak?"

"DASAR MESUM! LEPASKAN AKU!" Mieko memberontak, ia menjambak rambut Arche dan mengigit kuat pipi pria itu.

Tawa renyah Arche terdengar memenuhi kamar itu, ia tidak merasa sakit ,melainkan cukup senang bisa melihat Mieko mulai kembali seperti biasanya.

Arche menjauhkan wajah Mieko dengan tangan besarnya, ia berpindah posisi menjadi diatas tubuh wanita itu. Menatap dalam tepat manik mata milik Mieko yang kini mematung dibawahnya, Arche mengusap pipi Mieko menggunakan sisi jari telunjuknya, lalu kembali menghujam wajah Mieko dengan kecupan-kecupan kecil yang berhasil membuat wanita itu tertawa merasa geli.

Saat Mieko sibuk dengan tawanya, Arche menyentuh leher Mieko oleh ibu jarinya.

"Aku merindukan tawa itu." Ujarnya dengan menatap sendu Mieko, mendekatkan wajahnya lalu mulai mengecup basah leher yang sempat ia tunjuk.

Menaikkan ibu jarinya menuju bibir bawah Mieko, "aku juga merindukan senyum ini." Kembali berujar, Arche menatap Mieko yang kini tersenyum manis padanya.

Mieko menaikkan satu alisnya. "Mengapa kau menjadi sangat manis akhir-akhir ini, hm?" Tanyanya dengan dengan nada mencemooh.

"Sepertinya aku telah jatuh cinta padamu, ahh tidak. Aku memang sudah mencintaimu." Cetus Arche dengan senyum tampannya.

"Cih! Siapa yang dulu tidak berselera padaku? Siapa yang dulu mengatai tubuhku bau seperti ikan asin? Siapa yang mengatai ku wanita konyol tidak tahu malu?!"

Mistakes And Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang