STORY OF ROOFTOP

98 6 0
                                    

"Kau membuatku gila min suga! Berhenti membuatku bingung dan katakan apa mau mu!" 
.
.
.

Fifi mulai berjalan ke arah suga.
Suga mengambil ponselnya dan menunjukan beberapa foto yang suga maksud.

Fifi terkejut melihat banyak nya foto yang orang itu kirimkan pada suga.
"Sudah kuduga.. kau mengetahuinya" ucap suga pelan. fifi mulai berkaca kaca. "Sudahlah, jangan bahas ini sekarang." Fifi mengambil handphone suga dan melemparnya begitu saja di atas kasur. Suga memeluk perempuan itu dalam. "Kau kekasihku. Kau boleh berbagi apapun padaku"

"Aku tau.. aku sudah menemukan orangnya. Ahjhushi akan mengurus sisanya."

"Kau baik-baik saja?"

"Eoh" angguk fifi masih di pelukan suga.
.
.
.
.
.

Suga bersama para member sekarang. Mereka banyak berbicara mengenai apa yang mereka rasakan ketika mereka sudah sejauh ini.
Tentu saja menjadi idol bukan hal yang mudah. Mereka bekerja tanpa mendengarkan apa yang mereka mau. Sedang suga terdiam lama sembari mendengarkan cerita member satu persatu. "Bagaimana denganmu hyung?" Tanya namjoon.
"Aku? Aku tidak merasakan apapun. Aku tidak senang juga tidak sedih.. hanya saja, semua terasa biasa saja"

"Hidupmu sangat membosankan" kata seokjin. "Cobalah sesuatu yang seru hyung" timpal hoseok. "Iya, kau harus sering berbicara pada orang lain selain kami" namjoon menepuk pundak suga pelan. "Aku tak akan bisa melakukannya." Sedang suga tertawa sumbang. "Cobalah hyung.. orang lain tidak terlalu menakutkan seperti dugaan mu" baik suga maupun yang lain tertawa mendengar nasehat jungkook pada suga. "Jangan dengarkan dia hyung.. dia tidak tau apapun" tawa jimin semakin meledak. "Jungkookie! Kau tidak tau saja, manusia itu lebih menakutkan dari apapun" suga menatap jungkook lekat. Sedang laki laki itu melihat suga dan sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukankah kami juga manusia" tanya taehyung. "Itu pengecualian." Jimin kembali tertawa.
"Dia terkadang sangat manis" tunjuk jimin pada suga.
"Kau benar" balas namjoon.

Pada akhirnya bang shi hyuk menepati janjinya pada suga. Dan suga menarik kembali ucapannya untuk menikahi fifi dan memutuskan untuk tetap bersama para member. Suga menatap jauh hamparan biru di rooftop gedung Big Hit. Dengan tiba-tiba satu kenangan dimana untuk pertama kalinya dia mengetahui sisi lain dari fifi itu muncul.
"Aku merindukanmu" gumamnya.
Dia merasa kembali asing sekarang. BTS kembali sibuk, suga sudah mulai muak dengan jadwal yang agensi berikan baru-baru ini. Terlebih fifi yang semakin jarang ia temui, juga orang orang yang akhir-akhir ini banyak mengkritik BTS sebagai artis yang tidak profesional dan lain sebagainya.
"Chiih.. mereka tidak tau aku hampir gila karena jadwal di berbagai negara" suga tertawa sumbang.

"Ami akan khawatir jika aku terus seperti ini." Suga berdiri dari duduknya dan sedikit melakukan peregangan. Hal yang ia lakukan secara spontan itu sedikit lucu. Suga kembali mengecek handphone untuk melihat kembali jadwalnya. "Kupikir akan lebih baik jika aku melakukan live hari ini." Suga terdiam. "Ami mungkin menungguku" dan tak lama kemudian. Seseorang muncul dengan mendobrak pintu itu keras.

"Eoh?.. oppa..?" ucap perempuan itu terkejut. "Kau mencurinya? Lagi?" Suga tertawa sumbang melihat fifi dengan sebotol wine dan berbagai snack di tangannya. "Kenapa kau mengatakannya.. kau harusnya pura pura tidak tau atau ahjushi akan memarahiku lagi" Suga kembali duduk saat tau fifi duduk di sebelahnya.

"Kau sendirian?" Tanya fifi.

"Sekarang tidak"

"Mau minum?" Suga menggelengkan kepala.

"Jangan sampai mabuk.. aku tidak mau memapah mu seperti dulu" suga segera beranjak ketika dia kembali sadar akan jadwal padatnya.

"Kau masih mengingatnya?" fifi tersenyum tanpa mencegah suga yang pergi begitu saja. Dia juga kembali mengingat saat wajah suga terkena sinar bulan. "YA!!!!!! AKU MENCINTAIMUU!!!" Teriak fifi seraya mengangkat botol wine yang masih penuh itu. Fifi tersenyum ke arah pintu yang jauh di belakangnya. Sedang suga masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas ketika dia menuruni anak tangga itu pelan. Dia tersenyum mendengar teriakan perempuan yang selalu terang-terangan padanya.

Meski begitu suga atau fifi sudah menjadi dua orang dewasa sekarang. Tidak harus selalu bersama atau membalas pesan dengan cepat atau bahkan saling menyapa ketika bertemu. Mereka memiliki cara untuk mencintai satu sama lain.

"Aku juga mencintaimu" batin suga.

I LOVE HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang