Part 6

357 67 6
                                    

Happy reading....




Raya mengepang rambut Daiaenjadi satu bagian, gadis itu tampak cantik dan imut. Apa lagi Daia mengenakan baju berwarna pink, menambah segar penampilannya.

"Susunya."

Raya menyodorkan segelas susu rasa stroberi kesukaan Daia.

"Terima kasih mamma."

Ya, Daia memanggil Raya mamma, meski tidak enak hati namun apa daya gadis itu tidak bisa di beritahu jika Raya merasa canggung dan takut Karel marah.

"Tersenyum."

Daia pun tersenyum bahagia melihat pantulan wajahnya di cermin namun wajahnya tampak muram ketika melihat Karel sedang menatapnya. Raya yang menyadari kedatangan majikannya segera undur diri.

"Dolly."

Karel menahan senyum, ya Tuhan Daia masih mengkhawatirkan kejantanannya ternyata!

"Aku punya sesuatu untukmu."

Daia tampak kebingungan,  melihat wajah Karel yang tampak bahagia menatapnya. Apa lelaki ini mulai menyukainya meski dengan sengaja Daia menyakiti Dolly?

Jujur saja, Daia takut dengan kemesuman Karel jadi dia nekad meremas dan merabut kejantanan laki-laki itu biar kapok berbuat asusila kepadanya.  Tak lama seekor kucing putih bergelayut manja di kaki Karel dan pria itu langsung menggendongnya.

Daia suka kucing, apa lagi berwarna putih dan lucu.

"Cantik."

"Dia jantan."

Daia tampak antusias lalu mengelus bulu lebat kucing itu dan dengan agresif serta manja kucing itu bergelayut lalu minta di gendong oleh Daia. Gadis itu menatap ke arah Karel dan lelaki itu mengangguk.

"Dia milikmu."

Daia sangat senang lalu menggendongnya dan mencium lembut kepalanya. Daia jadi teringat Snowy kucingnya yang di tembak mati oleh pamannya. Wajahnya berubah muram, sungguh pamannya itu kejam sekali. Tidak manusia tidak kucing mereka tega membunuhnya.

Karel yang melihat perubahan wajah Daia yang ceria menjadi muram langsung memperhatikan gadis itu.

"kenapa? Kamu tak suka?"

Gadis itu menggeleng dan bulir air mata jatuh dari pipinya yang mulus. Ada rasa sedih dan kasihan melihat ekspresi Daia, pasti gadis itu mengalami banyak kepahitan di masa lalunya.

" Dulu kau pasti punya kucing? Dia mati?"

Daia menatap wajah Karel, sungguh tebakan lelaki itu benar.

"Aku janji akan menjaga kucing itu untukmu, dia akan terus setia disampingmu."

Daia menangis sambil memeluk kucing itu, sebenarnya apa sih yang telah terjadi dengan gadis itu? Karel sangat penasaran.

*****

Karel melihat Daia tertidur sambil memeluk kucing, dan sialnya si bulu putih itu begitu manja seperti meledek Karel yang tidak bisa bergelung manja di dada gadis itu. Karel mencoba menyingkirkan si bulu namun kucing itu malah menepis tangannya dan berdesis membuat Karel sangat jengkel.

Ya Tuhan andai dia tidak mengadopsi si bulu itu, mungkin sekarang dia sudah ada di tempat sampah, kucing tak tahu diri ini malah bersikap galak kepadanya.

"Huss!"

Anabul itu pun dengan gesit menggigit tangan Karel yang mencoba menggesernya.

"Aakh.... Sialan!" Jerit Karel geram membuat Daia mengerjapkan matanya.

Karel langsung memasang wajah dingin, tangannya berdarah, ada luka titik dua yang di akibatkan gigitan si taring kucing berengsek itu.

Daia menatap kucing yang tampak tidak suka kepada Karel dan lelaki itu tampak jengkel namun dia tahan. Daia melihat darah menetes dari tangan pria itu dan dengan sigap Daia mengambil tangan itu dan menghisap darah yang terus keluar. Karel terkesima, baru kali ini ada orang yang peduli menghisap lukanya agar tidak infeksi.

Daia terus menghisap darah yang keluar dari lukanya lama- lama terasa ngilu dan apa-apaan ini. Karel melepaskan hisapan Daia dan menatap horor gadis itu.

"Vampir!" Seru gadis itu dengan wajah polosnya. 

Astaga, stress!!!!!

*****

Daia ingin sekali tertawa melihat wajah frustasi Karel, setelah dia menghisap darah lelaki itu dan berkata vampir lelaki itu langsung mengusap wajah dan pergi begitu saja. Mungkin Karel sudah merasa terharu Daia mau menghisap darahnya, tahunya Daia bersikap absurd.

Tapi memang benar sih, Daia tak ingin Karel infeksi karena si bulu putih ini dengan beringas menggigit tangan Karel hingga berdarah, makanya dia mencoba mengeluarkan darah kotor itu. Namun Daia sadar, dia kan tengah berakting gila. Bisa gagal rencananya maka Daia pun berusaha berbuat konyol agar lelaki itu tidak curiga dan berhasil.

Daia mengelus Snowy, ya dia beri nama Snowy agar sama seperti kucing kesayangannya yang sudah mati. Daia terharu, ternyata Karel berhati lembut. Dia mau membelikan dirinya kucing cantik agar Daia tidak kesepian. Jujur saja dia memang kesepian, apa lagi hampir setiap malam dia selalu bermimpi buruk. Bermimpi kedua orang tuanya yang sedang meregang nyawa atau kata-kata ibunya  yang meminta untuk membalaskan dendam.

"Snowy..."

Daia pun memeluk kucing itu dan Snowy semakin manja, seperti tahu jika majikan barunya tengah bersedih.

Daia sebenarnya tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan, bagaimana cara dia untuk membalas dendam, karena jujur saja Daia hanya di bekali ilmu meretas, membocorkan rekening bank seseorang tanpa bisa di lacak, melacak GPS target dengan media ponsel dan banyak lagi.

Daia menghela nafas lelah, bagaimana kalau Karel tahu kalau dirinya hanya pura-pura gila? Daia tahu dia tidak bisa selamanya menyembunyikan kebohongan ini. Apakah nanti Karel mau memaafkannya jika akhirnya semua kebohongannya terbongkar? Bisa-bisa Karel menembak mati dirinya. Daia hanya bisa menangis, ya menangis hanyalah satu-satunya cara yang bisa Daia lakukan untuk mengurangi rasa sesak di dadanya.

"Ya Tuhan...."

Daia pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Takdir macam apa yang ada di hadapannya? Daia takut sekali.


Tbc

MY PRINCESS IDIOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang