Part 4

400 70 13
                                    

Happy reading....


Karel mengerjapkan matanya, tubuh nya terasa basah oleh keringat yang di keluarkan oleh Daia yang masih berada dalam pelukannya. Karel meraba kening gadis itu dan bernafas lega, panasnya sudah turun. Karel pun secara perlahan melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang. Ada air putih dan bungkusan obat yang Karel rasa tadi tidak ada di atas meja tersebut, sepertinya Raya datang dan sudah mengetahui kelakuan absurd dirinya.

Ya Tuhan lagi-lagi dia berbuat gila gara-gara gadis itu. Tapi sungguh Karel merasa tenang memeluk Daia dan ini pertama kalinya dia bisa tertidur lelap tanpa terganggu oleh mimpi buruk.

Karel berjalan menuju dapur, tenggorokan terasa kering.

"Tuan..."

Karel menatap Raya lalu perempuan tua itu memberikan gelas dan mengisinya dengan air dingin.

"Jaga Daia sebaik mungkin, aku takkan menyakitinya lagi. "

Raya mengangguk pelan. Hening sesaat, kemudian Karel meneguk airnya sampai tandas dan Raya kembali mengisi gelas kosong itu dengan air dingin.

"Apa aku mulai gila?"

"Kenapa tuan berkata begitu?"

"Daia membuatku merasa aneh."

"Anda tidak aneh."

"Maksudmu?"

"Itu normal Tuan."

Karel semakin tidak mengerti, lelaki itu pun meneguk kembali air didalam gelasnya.

"Tuan sepertinya jatuh cinta pada gadis itu."

Karel pun menyemburkan air yang baru saja dia minum dan tampak shock.

Jatuh cinta? Pada gadis gila itu? Karel menggelengkan kepala lalu mengusap wajahnya dengan kasar dan Raya dengan sigap membersihkan semburan air yang membasahi meja makan.

"Apa kamu gila?"

"Maaf Tuan, maaf, lupakan saja ucapan saya barusan!"

Raya meralatnya, Karel pun beranjak pergi, berjalan kasar menuju kamarnya.

Karel benar-benar frustasi, sungguh dunia ini seperti mempermainkannya. Dia pun kembali teringat pada Celine, gadis pujaannya yang di culik oleh musuh bebuyutannya. Alva King sang pangeran kegelapan. Karena Alva selalu menghabisi musuhnya di dalam kegelapan alias menutup kepala korban dengan kain hitam lalu menembak atau menebas kepalanya.

Celine adalah cinta pertamanya dan Karel sangat mencintai  Celine sampai detik ini juga, makanya hal yang tak mungkin jika dirinya malah jatuh cinta pada gadis gila seperti Daia.  Karel mencintai Celine dari kecil dan gadis itu sudah  menghilang  selama hampir enam tahun.

"Celine, dimana kamu? Apa kamu masih mencintaiku?"

*****

Raya tersenyum melihat luka pecahan di lengan Daia sudah mengering, bekas luka ini pasti akan meninggalkan jejak di kulit mulus gadis ini.

"Kamu belum mau memberitahuku Nak?"

Daia menatap wanita paruh baya itu lalu menunduk, hanya Raya yang bisa memberikannya rasa nyaman, sama seperti ibunya yang sudah di bunuh oleh pamannya sendiri demi harta dan tahta.

"Tidak apa, kita masih memiliki banyak waktu."

Raya pun menyisir lembut rambut gadis itu dengan telaten.

"Tidurlah, istirahat."

Daia hanya mengangguk pelan lalu membaringkan tubuhnya, tubuhnya bergetar menahan tangis. Entahlah sejak kejadian itu keberanian gadis itu mulai menyurut, sepertinya dia salah memilih orang untuk meminta perlindungan. Bukannya melindungi, manusia kingkong itu malah menyiksanya. Tubuhnya selalu di lempar-lempar tidak jelas oleh lelaki laknat itu.

"Aku tahu kamu belum tidur."

Daia langsung memejamkan matanya, namun tangan kekar itu membalikan tubuhnya dan langsung menatapnya tajam.

"Eong...."

Karel tersenyum.

"Iya kucing manis."

Tubuh Daia yang tegang  mulai mengendur, apa lagi Karel mengusap kepalanya dengan lembut lalu memeluknya dengan penuh kehangatan.

"Maafkan aku, aku janji tidak akan melukaimu lagi. Harusnya aku sadar, kamu dengan kekuranganmu ini tidak pantas aku sakiti."

Air mata Daia mengalir dengan sendirinya, ternyata si kingkong ini hatinya lembut juga. Karel lalu membawa Daia kembali merebahkan tubuhnya dan lelaki itu memeluknya dengan penuh kasih sayang. Daia yang merasa nyaman hanya bisa mengendus-endus seperti kucing, aroma tubuh maskulin yang menempel ditubuh lelaki itu. Karel tertawa geli dengan kelakuan Daia, namun ada yang aneh kenapa kejantanannya menegang?

Daia akhirnya terdiam setelah mendapatkan posisi nyaman di pelukan lelaki itu, membelakangi Karel dan menempelkan punggungnya di dada. Mereka terdiam, namun sesuatu terasa mengganjal di punggung bawah Daia, tangannya mulai meraba dan sesuatu yang panjang teraba olehnya tepat berada di tengah-tengah selangkangan pria itu.

"Tongkat?"

Karel menahan nafas karena Daia malah merabanya turun naik menambah keras kejantanannya.

"Kenapa ada tongkat di celanamu? Alat untuk membela dirikah?"

"Bukan."

"Hah?"

"Itu tongkat kenikmatan!" Bisik Karel sensual membuat tubuh Daia merinding.

"Tongkat kenikmatan?"

"Iya kamu pasti akan menyukainya."

"Benarkah?"

"Iya."

"Apakah bentuknya lucu dan imut?"

"Sangat!"

Daia tampak semakin tertarik.

"Apa ada rasanya?"

"Ada."

"Rasa apa?"

"Nikmat!"

Daia tampak semakin bingung adakah rasa yang bernama nikmat?

"Stoberi?"

"Lebih manis dari stoberi."

"Permen?"

"Lebih dari itu."

"Aku bisa mengemutnya?"

Karel semakin mengangguk semangat, membayangkan mulut mungil gadis itu mengemut kejantanannya yang semakin mengeras.

"Boleh aku lihat?"

Karel pun merenggangkan tubuhnya, dia terlentang lalu membimbing tangan Daia agar membuka celananya, sebuah tongkat berdiri tegak dengan sempurna, ukurannya jangan di tanya dan wajah polos Daia begitu antusias saat melihat kejantanan Karel.

"Bagaimana? Imut dan lucu kan?"

Daia mengangguk semangat sambil menyentuh pusaka yang terasa hangat dan lembut.

"Boleh aku memberinya nama?" "Nama?"

Daia mengangguk semangat

"Boleh."

Daia tampak berpikir keras, wajah cantiknya begitu menggemaskan membuat Karel ingin melahap gadis itu.

"Siapa namanya?"

"Dia laki-laki atau perempuan?"

"Jelas laki-laki sayang!"

Pertanyaan Daia mulai membuatnya kesal. Mana ada perempuan memiliki penis, dasar aneh!

Kejantanannya pun menciut karena merasa tersinggung di sebut perempuan, Daia yang melihat perubahan itu langsung panik. Dengan sekuat tenaga meremas barang pusaka milik Karel Abraham Bosman.

"Aaarrggghh..... Bangsat!!!!"

TBC

Maaf ya aku menggunakan bahasa kasar, karena sepertinya kurang lucu juga klo mafia berkata lembut  😅

Btw, ada referensi  nama untuk tongkat kenikmatan milik Karel? Daia masih kebingungan 😂

MY PRINCESS IDIOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang