Part 3

359 71 4
                                    

Happy reading....




Ini tidak bisa di biarkan, makanan beracun itu sama saja seperti pembunuhan berencana. Bagaimana kalau perutnya jadi bermasalah? Gadis gila ini memang harus di beri pelajaran.

Daia yang tampak ketakutan setelah di teriaki oleh Karel, langsung duduk memegang lutut, dengan kasar Karel menarik kasar lengan Daia hingga berdiri dan menatap wajahnya.

"Siapa kamu? Aku tahu kamu tidak mungkin tersesat begitu saja di hutan rumahmu dengan kondisi gila. Siapa kamu Daia?"

Wajah Daia  kian memucat tubuhnya menggigil menahan sakit di leher dan lengannya yang di cengkram kuat oleh tangan Karel.

"Siapa kamu bangsat!" Teriak Karel sambil mengguncang kuat tubuh Daia hingga gadis itu menangis ketakutan.

"Sialan!!!" Karel pun melempar tubuh Daia ke atas meja makan hingga meja itu terjungkal dan pecah karena tertimpa lemparan tubuh Daia.

"Tuaannn...."

Raya segera mendekati gadis itu. Darah segar bercucuran dari siku gadis itu. Pecahan kaca meja makan melukai lengan siku dan kakinya.

Daia hanya bisa menahan tangis, baru kali ini dia dikasari oleh seorang lelaki. Tubuhnya bergetar hebat rasa takut dan sakit menyergap. Karel yang tak pernah menyiksa perempuan pun merasa kaget. Biasanya dia langsung membunuh wanita dan tidak pernah berminat untuk menyiksanya. Sungguh perbuatan yang mencoreng kejantanannya, Karena bagi Karel menyakiti wanita sama saja dengan banci jadi lebih baik langsung dibunuh saja.

Karel langsung mengeluarkan pistol membuat Raya ketakutan.

"Menyingkir?"

Namun Raya bergeming, Karel menarik kasar Daia lalu mencekiknya hingga gadis itu meronta-ronta, darah segar menetes, mengotori lantai.

"Tuan jangan!" Isak Raya tak tega melihat Daia disakiti.

"Dia memberi aku makanan beracun!"

"Tuan...."

"Dasar gadis gila!"

"Daia memang gila Tuan, anda sudah tahu dia seperti itu sejak anda menemukan nya. Lantas kenapa tuan tidak memahaminya juga?"

Karel semakin kesal lalu menjatuhkan Daia di lantai begitu saja membuat gadis itu tambah kesakitan. Raya benar, kenapa dia jadi suka menyiksa mahluk tidak berdaya? Ada sesuatu yang mengusik batin lelaki itu.

"Entah kenapa aku ingin memelihara gadis sialan ini" guman Karel tak mengerti.

"kurung dia di kamarnya dan jangan beri dia makan!"

Karel pun pergi meninggalkan Daia dan Raya yang tampak tertekan.

*****

Karel mengusap wajahnya kasar, dia melihat kedua tangannya yang bisa dengan mudah mengasari wanita. Dia tertawa frustasi, benar gadis itu membawa petaka. Setiap berdekatan dengannya otak Karel langsung tidak waras.

Karel jadi teringat dengan simbol yang berada di pundak gadis itu, dia pun berjalan menuju kamar gadis itu. Namun dia terkejut saat melihat wajah pucat Daia, lengannya di perban karena terkena pecahan kaca.

Tampak di kedua sudut matanya membasah. Gadis itu pasti menangis karena takut dan kesakitan. Dilihatnya leher gadis itu, tampak lingkaran merah yang akan membiru mengelilingi lehernya. Ya itu bekas cekikan Karel.

Rasa bersalah menyergap hatinya, dia mengelus rambut Daia dan tubuh gadis itu panas. Tanpa dia sadari, lelaki itu menaiki ranjang Daia dan memeluk gadis itu dengan erat, pelukan rasa bersalah yang teramat sangat.

Seharusnya gadis cacat mental ini mendapatkan kasih sayang, bukan kekerasan. Gadis ini tidak tahu apa yang dia lakukan dan hidupnya pasti sengsara.

Siapa yang mau terlahir jadi manusia keterbelakangan mental? Karel yakin gadis ini berasal dari keluarga berada namun entah apa yang dia alami, bisa saja kan ketika orang tuanya meninggal  dia di buang di hutan dekat mansionnya dan sekarang terpaksa hidup dengan orang asing dan sekasar dirinya. Karel memperhatikan jemari gadis itu yang lentik dan halus, tangan yang tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah tangga. Di usapnya wajah cantik gadis itu lalu tersenyum lembut, wajahnya benar-benar menenangkan.

Karel menghirup wangi bunga-bungaan dari tubuh gadis itu, umurnya pun Karel tidak tahu. Ada kemungkinan gadis ini masih berusia 18-20 tahunan. Wajahnya masih terlihat muda dan polos.

Gadis itu tampak bergumam, Karel mengusap lembut kepala gadis itu.

"Jangan sakiti aku...." Guman gadis itu lemah membuat hati Karel sakit.

"Mammaa...."

Tampak air matanya merembes dari kedua matanya ya g tertutup.

"Aku berjanji aku takkan menyakitimu lagi Daia, mulai saat ini kamu adalah milikku."

TBC

Next part Daia yang di sorot, siapa Daia? Pasti penasaran kan  🤭

Thanks for reading....

Muaach....

MY PRINCESS IDIOTWhere stories live. Discover now