Part 1

534 83 10
                                    

Sebenarnya aku hanya ingin mengenang karya aku yang berjudul KILLIAN yang kena banned wattpad,  maaf ya kalau humornya kurang. Makasih atas support nya selama ini.

Happy reading..,

Karel menatap pantulan wajahnya di cermin, dia memperhatikan wajah ya dengan seksama.

"Dasar kingkong!!"

Bagian sebelah mana wajahnya mirip kingkong? Matanya sebiru laut, hidung bangirnya seperti pahatan patung Yunani yang ada di museum Itali, wajahnya begitu maskulin dengan jambang yang sengaja dibuat berewok agar menambah kejantanannya.

Bagi Karel, wajah mulus itu hanya untuk kaum hawa dan hanya akan mengurangi kesan garangnya. Alangkah tidak lucu jika seorang mafia berkharisma dan di takuti musuhnya berpenampilan manis, imut dan lucu seperti oppa-oppa Korea. Karel harus tampak berkharisma, seram dan macho.

Karel menarik nafasnya, kenapa dia harus peduli oleh perkataan wanita gila yang dia temukan di tengah hutan miliknya?

"Turunkan aku kingkong, aaaahh...."

Karel masih membayangkan bagaimana melengkingnya suara gadis itu saat berteriak, sungguh memekakkan telinga. Karel lebih memilih mendengar suara rentetan senjata api miliknya daripada suara Daia.

Namun ada yang aneh dengan gadis itu, ketika sampai mansion, gadis itu tidak terpukau sama sekali dengan isi rumahnya yang sangat mewah dan klasik. Siapapun yang melihat mansionnya pasti akan terpukau, kecuali.....

Karel tersenyum sinis lalu berjalan menuju kamar gadis itu, ya gadis gila yang penuh misteri. Karel mendengar ocehan Daia yang sepertinya tidak pernah lelah menjerit dan bertanya ini itu kepada Raya, asisten rumah tangga yang Karel perintahkan khusus mengurus dan mengawasi Daia.

"Siapa namamu nak?"

Raya memang keibuan, ya jelas saja wanita itu sudah berusia lima puluh tahun dan memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi gadis penyandang cacat mental seperti Daia.

"Meong..."

Jawaban itu lagi, Karel menggelengkan kepala, benar-benar gadis sialan.

*****

Karel sudah memasang cctv di tiap sudut kamar Daia, termasuk kamar mandi gadis itu. Bukan dia punya kelainan seksual yang suka mengintip-intip gadis yang sedang mandi. Tapi bentuk jaga-jaga apa bila gadis tidak waras itu mau menyakiti dirinya sendiri. Siapa tahu kan begitu?

Seharian Karel memperhatikan gadis itu secara diam-diam, tidak ada yang aneh hanya saja dia lebih terlihat murung jika sedang sendiri dan sangat aktif jika ada orang di sekitarnya.

Ada pepatah bilang, jika ingin mengetahui isi hati seseorang, atau watak asli orang itu kita harus mengajaknya minum. Ya, kebetulan Karel suka minum dan dia kuat minum.

Karel pun memerintahkan pelayannya untuk mempersiapkan beberapa botol anggur dan dua gelas, misi kali ini harus berhasil. Karel benar-benar penasaran siapa gadis itu sebenarnya.

Karel berjalan dengan gagahnya menuju kamar gadis itu, Raya tampak khawatir karena perempuan tua itu tahu watak majikannya yang sudah dia ikutin selama hampir 35 tahun. Raya sudah mengurus Karel sejak dia baru saja lahir.

Karel mengernyitkan keningnya, dia melihat Daia sedang menjilati gelas berleher yang disediakan untuk meminum wine. Nafasnya mulai memburu.

"Ya Tuhan!"

Sungguh baru kali ini Karel menyebut nama Tuhannya lagi dan semua gara gara gadis itu.

"Raya, ambilkan gelas baru untukku."

Perempuan itu mengangguk lalu pergi.

Daia tampak agak tenang sambil menjilati gelas dan memperhatikan kepergian Raya.

"Kamu menyukai wanita itu?" Tebak Karel dan gadis itu merespon dengan anggukan.

"Kamu boleh bersama dia."

"Mamma?"

"Bukan dia asisten rumah tanggaku."

"Bukan Mamma?"

Karel menggelengkan kepala dan raut sedih terpancar dari wajah gadis itu.

Tak lama Raya datang dengan gelas baru dan menyimpannya di atas meja, tiba-tiba gadis itu mendekati Raya.

"Mamma?"

Raya tampak terkejut dan menunduk, dia merasa tidak enak gadis itu menyebutnya Mama.

"Raya."

Sambil menunjuk ke arah Raya.

"Daia."

Lalu menunjuk ke arah dirinya.

"Kingkong!" Serunya sambil tertawa girang membuat Karel mulai habis kesabaran.

"Saya...."

"Mamma..."

Daia langsung memotong pembicaran Raya. Lalu menunjuk dirinya.

"anak dan itu Papa!" Ucapnya sambil menunjuk ke arah Karel.

Astaga sejak kapan Karel menikahi Raya yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri? Dan sejak kapan pula memiliki anak sebodoh Daia. Gila, ini benar-benar gila! Karel segera bangkit dari duduknya dan menarik lengan Daia hingga gadis itu terpekik kaget.

"Tuan...."

"Raya, keluar jangan ikut campur!"

Wanita itu pun menunduk dan segera keluar dari kamar Daia.

"Mamma....." Ucap gadis itu pilu sambil menatap ke arah Raya pergi.

"Diam idiot, dia pembantuku dan dia bukan mamma-mu!"

"Kamu bohong!" Isak Daia tak terima.

"Dan aku bukan papa-mu, apa lagi kingkong!" Ucapnya penuh amarah sambil melepas kasar tangan Daia yang tampak memerah. Gadis itu tampak ketakutan, dia beringsut mundur menjauhi lelaki monster itu.

"Papa..."

Karel yang semula membuang muka untuk menahan emosi kembali tersulut dengan panggilan gadis itu.

"Pappa!"

Karel pun langsung menarik tubuh Daia dan menyeretnya ke balkon.

"Sekali lagi kamu panggil aku papa, aku lempar kamu ke bawah!" Hardik Karel dengan wajah ketakutan dan polos, gadis itu menatap sendu wajah Karel.

"Apa?"

"Pappaaa...."

Karel benar-benar kehabisan rasa sabar, dalam sekejap mengangkat tubuh Daia dan melemparkan gadis itu dari atas balkon.


TBC

Untuk visualisasi tokohnya, silahkan diraba-raba aja ya sesuai dengan imajinasi kalian.
Thanks for reading...

MY PRINCESS IDIOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang