Babak Pertama

88 36 1
                                    

Anak-anak itu menggemaskan--tidak-tidak, sepertinya pengecualian untuk mereka bertiga. Bukan secara harfiah, jika diperhatikan lamat saja. Masalah penampilan, mereka tetap tampak seperti anak-anak lugu pada umumnya, mungkin juga tidak jika ditilik ke belakang. Ah ... menjelaskan anak-anak itu sedikit rumit.

Sembilan tahun sejujurnya masih usia haha hihi, main sana-sini, belajar jika diperlukan. Hei ... sebagai ibu dan ayah, Illiya dan Haidar membebaskan tiga putranya, mendidik dengan cara terbaik menurut mereka. Untuk apa ikut-ikutan trend mode parenting orang lain, jelas-jelas karakter tiap anak berbeda.

Kamar triplet itu satu, bukan berbagi ranjang, melainkan ada twin bed di lantai bawah serta single bed di atas mezzanine. Si sulung Rui dan si tengah Sra tidur di twin bed, sedang single bed di mezzanine adalah milik si bungsu Kla. Sebuah pembagian yang adil mengingat si bungsu adalah yang paling keras kepala, ingin di sana.

Fasilitas di kamar mereka terbilang lengkap untuk anak usia sembilan tahun--terlampau lengkap malah. Kamar mandi dalam yang tentu sering dijadikan rebutan, lemari tiga pintu, rak penuh buku di sepanjang dinding kosong mezzanine, serta meja belajar masing-masing satu.

Di antara ketiga meja, meja si tengah yang paling rapi. Buku sekolah tertata menurut ukuran di sudut meja, sedang di sampingnya terdapat sewadah lengkap alat tulis. Meja Kla lebih tampak penuh. Ada satu set komputer yang sejujurnya jarang digunakan. Lain lagi dengan Rui, super berantakan. Buku sekolahnya tercecer, tak ada ruang kosong meja yang tersisa. Sering kena protes dua adiknya.

Lagi ... mereka bertiga duduk di kelas empat SD, terbilang lebih awal dibanding teman sekelas yang lain. Jika diceritakan alasannya, cukup konyol. Mereka sudah mahir membaca sejak playground, masuk taman kanak-kanak masih diminta membaca dengan mengeja. Mereka bosan. Pada akhirnya, Illiya dan Haidar memutuskan mendaftarkan ketiganya ke sekolah dasar. Bersyukur bisa mengikuti pelajaran dengan sangat baik.

Sejujurnya, awal kisah mereka tak bermula di sana, jauh sebelum itu. Namun ... sudahlah, memang apa yang perlu diceritakan dari anak usia balita, selain kelucuan mereka?

Ikuti saja cara berpikir mereka, renungkan, dan jangan sampai ikut gila.

-Amaranteya-

No note, part ini cuma opening babak 1 aja.

26th of July 2022

EbulisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang