Siblings of Tomorrow #1

319 23 2
                                    

Penemuan Mardias Sasmoko adalah pria yang memercayai harapan dan kelak. Namanya yang unik diyakini pemberian doa utuh dari orangtuanya.

Adapun orangtua Penemuan Mardias meyakini, hari mendatang masih lebih baik dari yang kemarin. Jodoh perempuan masa depan yang bijaksana, sejalan doa sang orangtua, adalah puncak sukacita di hari esok bagi Penemuan muda.

Kebetulan nama sang istri Dara Anagata, diartikan gadis dari masa depan dalam bahasa Sansekerta. Setelah menikah dengan Penemuan, ia disapa Nyonya Sasmoko saja. Alhasil, suami istri Sasmoko yakin menyematkan doa masa depan, mensyukuri hadirnya sepasang putra, tepat satu tahun setelah sumpah setia terukir di altar. Nama keduanya harus bermakna masa depan, seperti halnya nama sang ibu yang kharismatik.

Sepasang kembar laki-laki, semestinya senasib sepenanggungan, karena disinyalir, pasangan kembar punya kontak batin luar biasa intim. Nama si kembar adalah masa depan. Kelak dan Sesok Mben. Sesok Mben yang artinya besok lusa dalam bahasa Jawa, amat disukai Pak dan Bu Sasmoko di samping kata kelak yang maknanya juga mengagumkan.

Clark adalah pelesetan dari Kelak. Ben diambil dari Sesok Mben yang menandakan asa penantian orangtuanya. Clark Sasmoko dan Ben Sasmoko, sepasang putra kembar yang senasib dalam pergulatan penyakit mereka, meskipun sebagai kembar, mereka dilahirkan pada hari dan tanggal yang berbeda.

Si sulung Clark terlahir normal, pukul 23.43 WIB, atau pukul 12 malam kurang tujuh belas menit pada tanggal 11 April 1987, sementara adik kembarnya lahir tengah malam lewat dua menit, terhitung jatuh tanggal 12 April 1987, berselisih 19 menit dari waktu kelahiran sang kakak kembar. Harapan baik menyertai kelahiran langka itu, di mana persentase bayi kembar identik hanya tiga berbanding seribu kelahiran, terlebih keduanya yang lahir normal memiliki hari lahir berselisih satu hari, oleh karena ambang malam pukul nol-nol WIB memisahkan persalinan keduanya.

Tiga puluh delapan tahun kemudian, si kembar identik ditentukan takdir menghuni ruang perawatan intensif di rumah sakit yang sama. Keduanya berbagi nasib yang serupa, bergelut di dalam ambang kematian, dengan harapan masa depan menipis antara ada ataupun tiada.

Untuk pertama kalinya, Pak Sasmoko sang ayah, tidak berharap sepasang putranya mengalami nasib yang sama. Setidaknya, salah satu dari mereka harus selamat. Teringatlah ia, sosok bidadari kecil kesayangan mereka, yang sempat disayanginya hanya selama tujuh belas tahun hidupnya saja. Namanya Ava Sasmoko, adik perempuan Clark dan Ben, maka putra kembarnya ini satu-satunya tumpuan harapan doa bagi Penemuan Mardias Sasmoko, sang ayah yang mencoba percaya pada masa depan saja, karena hari kemarin membawa kata mati yang tak pasti arah tujuannya.

***

1991

"Nah Clark, Ben, kalian punya adik perempuan sekarang. Lihat ini si Ava. Cakep tidak, Ava?" Bu Sasmoko membopong bayi mungil, menggolekkannya di ranjang, cantik tentunya, sementara Clark membelai dan mencium adik kecilnya, Ben malah menggeleng-geleng enggan.

"Eh, kenapa kamu geleng-geleng, Ben? Kamu gak percaya dah jadi kakak sekarang?" Pak Sasmoko menegur, senantiasa beranggapan, kedua putra kembarnya itu sudah dewasa di usia empat tahun lebih sedikit.

Ben Sasmoko nyatanya sudah cemburu dan merajuk, semenjak ibu mereka mengandung adik perempuannya beberapa bulan lalu. Kedengkian khas kanak-kanak, mencuat tiba-tiba, kala kandungan Bu Sasmoko menginjak lima bulan dan terlihat menonjol. Kata Ben, mengapa mamih-nya cuma menggendong adik dan tak lagi memanjanya dengan kasih sayang?

Kandungan kali ini mengkhawatirkan bagi Pak Sasmoko, yang sudah diberitahu dokter bahwa kondisi Bu Sasmoko rapuh dan perlu dijaga saksama hingga persalinan tiba. Sejak kehamilannya membesar, Pak Sasmoko melarang istrinya menggendong Ben yang cari perhatian, sementara Clark tak pernah minta dibopong, semenjak tahu ibunya mengandung lagi. Kesukaannya mengusap perut ibunya, bersenandung Ava, Ava, agaknya itu nama guru taman kanak-kanak mereka yang mengajarkan ABC Nursery Rhimes.

Tomorrow Forget Me NotUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum