PART 3 - Luapan Rindu

514 59 16
                                    

Park Suzy terbangun pagi-pagi sekali. Dia juga sudah berpakaian rapi. Mengenakan celana bahan berwarna silver, tanktop warna hitam dan juga blazer berwarna silver hitam yang bermotif kotak-kotak. Rambutnya yang hitam panjang tergerai begitu indah. Si gadis Park juga mengenakan anting bunga berwarna putih. Hari ini Suzy terlihat sangat cantik dengan polesan makeup yang tipis.

Si gadis Park keluar kamar dan dilihatnya ternyata masih sepi. Dirinya melirik ke lantai atas, lalu menghela napas. Mungkin dia benar-benar bangun terlalu pagi.

Cacing di perut Suzy mendadak berdemo ria minta untuk di isi. Dengan segera kakinya melangkah menuju dapur. Dia tak pandai memasak jadi bingung harus memakan apa. Tidak mungkin juga dia memakan ramyeon pagi-pagi.

Gadis itu melihat ada roti tawar di atas meja pantry. Lalu dirinya beralih melihat isi dalam kulkas, seketika ide untuk membuat roti panggang terlintas. Dirinya mulai menyiapkan bahan-bahannya. Enam lembar roti tawar, smoked beef, 6 butir telur, keju, mayonaise dan saus. Suzy akan membuat 3 porsi roti panggang.

Membuat sarapan yang simpel tak membutuhkan waktu yang lama. Setelah matang, Suzy menyiapkan semuanya di atas meja makan. Lalu telinga Suzy menangkap suara derap kaki melangkah mendekat, ternyata Jungkook.

"Kau yang membuatnya?" tanya pria itu dan Suzy mengangguk sebagai jawaban.

Jungkook tersenyum, lalu dirinya beralih duduk dan menikmati sarapannya. Si gadis Park buru-buru membalikkan badan. Pipinya pasti sudah memerah seperti tomat akibat mendapatkan serangan pagi-pagi. Senyum Jungkook benar-benar membuatnya salah tingkah.

Ingatan semalam saat pria itu mencium pipinya kembali terlintas. Suzy kembali menggeleng cepat lalu menepuk-nepuk pipinya agar tersadar lebih cepat sebelum dirinya jatuh terlalu dalam. Semua yang dilakukan Suzy pun tak luput dari pandangan Jungkook. Si pemuda Jeon menahan tawa, gadis itu masih saja menggemaskan pikirnya.

Park Suzy kembali dengan membawa 2 cangkir teh hangat dan segelas susu. Suzy menyodorkan segelas susunya pada Jungkook, dan sang empu menatap Suzy dengan ekspresi yang sulit untuk dibaca.

"Terimakasih."

"Ya, sama-sama."

Jungkook kembali menikmati sarapannya. Lalu tiba-tiba Yuna datang dengan wajah yang agak panik.

"Kau sarapan di rumah Jung? Maaf aku terlambat bangun. Jadi tak sempat membuatkanmu sarapan."

"Suzy sudah membuatnya."

"Oh yaa.. Terimakasih sudah membuatkan sarapan untuk suamiku Zy."

"Bukan untuk suamimu saja, tapi kau juga." ujar Suzy menekan kata suamimu dan Jungkook meliriknya.

Yuna tersenyum mendengar jawaban Suzy. Sebenarnya dia tidak enak hati pada pria itu karena terlambat bangun dan tidak menyiapkan sarapan untuknya. Bahkan semalam Jungkook pulang pun dia tidak tau.

Park Yuna melihat jika Jungkook tak dibuatkan teh tapi malah susu.

"Aku akan membuatkanmu teh."

"Tidak perlu, aku suka susu." ujarnya dan Yuna menaikkan sebelah alisnya. Tersadar jika ucapannya sedikit tak nyambung, Jungkook buru-buru memperbaiki ucapannya.

"Maksudku, aku sedang ingin minum susu."

"Baiklah."

Park Suzy menghela napas pelan. Dia agak terkejut saat kakinya ada yang menendang di bawah sana. Suzy melirik ke arah Jungkook, dan sang empu terang-terangan menatapnya. Senyuman yang tercipta di bibir Jungkook saat ini benar-benar membuatnya kesal, senyuman tengil yang sangat menggelikan.

"Oh ya Zy, kau memangnya sudah ada tujuan mau melamar pekerjaan di mana?"

"Pekerjaan?" Jungkook menyahuti pertanyaan Yuna.

ALWAYS, STILL WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang