PART 2 - Wellcome Home

390 60 15
                                    

Park Yuna tersenyum saat melihat suaminya sudah berada di rumah pagi-pagi sekali. Jungkook baru saja selesai mandi, tubuhnya yang atletis pun terlihat sangat seksi dengan perut abs nya yang terpahat begitu sempurna. Yuna selalu mengagumi kesempurnaan yang Jungkook miliki. Suaminya memang definisi sebuah kesempurnaan yang Tuhan ciptakan.

Meskipun dia sama sekali belum pernah menyentuhnya, tapi Yuna selalu menikmati pemandangan ini. Menurutnya itu adalah pemandangan yang sulit untuk dilewatkan.

Jungkook dan Yuna memang sekamar, tapi mereka berdua tak pernah tidur dalam satu ranjang. Jungkook pasti akan memilih tidur di kamar tamu ataupun di sofa.

"Jika kau sudah selesai, segera turunlah. Aku akan menyiapkan sarapan untukmu."

"Tidak perlu, aku akan langsung ke kantor setelah ini."

"Sekali ini saja Jung, tolong sarapan dirumah. Lagi pula, ini masih terlalu pagi untuk pergi ke kantor."

Jungkook terdiam, dirinya nampak berpikir lalu detik berikutnya dia mengangguk. Senyuman Yuna pun merekah, dengan segera dirinya turun untuk menyiapkan sarapan. Kapan lagi Jungkook mau sarapan bersamanya? Ini, bukankah suatu kemajuan untuknya?

Park Yuna tak pernah tau makanan dan minuman apa yang disukai serta yang tak disukai oleh Jungkook. Maka dari itu, dirinya menyiapkan sarapan yang simple dan yang pasti disukai semua orang. Sandwich dan secangkir teh hangat sudah siap untuk Jungkook. Dirinya berharap Jungkook akan menyukainya.

Si pemuda Jeon turun dengan gagahnya. Tangan kanannya menenteng tas kerjanya, sedangkan jasnya tersampir dilengan kirinya. Yuna selalu mengagumi pahatan Tuhan yang begitu indahnya. Jungkook definisi kesempurnaan baginya.

"Maaf, hanya itu yang ku buat." ujar Yuna seraya duduk di seberang pria itu.

"Terimakasih." sahutnya begitu singkat.

Park Yuna tersenyum, ini pertama kalinya Jungkook mengucapkan terimakasih padanya. Dan juga, pertama kalinya Jungkook sarapan di rumah bersamanya. Siapa yang tidak bahagia?

"Apa ada yang salah?" tegur Jungkook saat menyadari jika Yuna terus menatapnya tanpa celah.

"Ah, tidak ada jung. Lanjutkan makanmu." sahutnya dengan tersenyum kikuk.

Jungkook tak menghiraukan lagi apa yang dikatakan oleh gadis yang berstatus sebagai istrinya itu. Dirinya sibuk menghabiskan sarapannya. Kemudian tak berselang lama suara bel rumah berbunyi. Yuna buru-buru ke depan untuk membuka pintu.

Suara Yuna yang memekik kegirangan terdengar sampai ke telinga si pemuda Jeon. Jungkook tak mau ambil pusing, mungkin itu temannya Yuna. Tapi, suara seseorang berhasil mengalihkan atensinya. Jungkook benar-benar memasang telinganya untuk memastikan apakah dia tidak salah dengar.

Perasaan pria itu tiba-tiba saja tidak menentu. Entah kenapa jantungnya terus berdebar, padahal dia tidak sedang terjun payung. Suara itu, benar-benar membuatnya terlempar jauh ke masalalu. Jungkook tersenyum miris dan lagi-lagi menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin." gumamnya.

Jungkook terus saja menjejalkan perkataan tersebut pada otaknya bahwa yang dia dengar adalah salah. Tidak mungkin sesuatu yang jauh di masa lalu tiba-tiba muncul. Ada yang salah dengan pendengaran nya, pikir Jungkook.

Park Yuna kembali ke ruang makan menemui jungkook. Saat itu Jungkook sudah bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Jung, adikku sudah sampai. Dia ada didepan."

Mendapatkan deheman saja dari Jungkook pun Yuna senang luar biasa. Dirinya keluar lebih dulu dan disusul oleh Jungkook dibelakangnya.

"Jung, perkenalkan dia adikku. Park Suzy."

ALWAYS, STILL WITH YOUWhere stories live. Discover now