Part 10

162 24 7
                                    

Brak

"Akh! Punggung ku."

"Hahaha!! Rasakan itu dasar lemah!!"

"Huh! Berpura pura kuat padahal dirinya lemah. Dasar gadis tak guna!!"

"Kau itu seharusnya pergi dari sekolah ini!! Aku sangat benci dirimu!!"

"Kenapa kalian membenci ku?"

"Seharusnya kau yang mengetahuinya dasar gadis lemah!! Karna kau kakak ku yang bersekolah disini di keluarkan!"

Kejadian ini baru saja terjadi pada ku setelah bel istirahat berbunyi.

Flashback on

"Hei Hali. Ayok kita ke kantin. Aku yang traktir." Ucap Fang yang menghampiri meja ku untuk mengajak ku ke kantin.

"Tidak lah. Kau saja. Aku sedang tidak lapar ataupun nafsu." Jawab ku menolak ajakannya.

"Ayo lah Li. Sekali kali nurut napa sama aku." Ucap Fang memelas.

"Tidak. Mood ku sedang buruk hari ini. Kau pergi lah. Sebelum bel masuk kembali berbunyi. Jangan sampai kau telat makan hanya karna aku." Ujar ku.

"Huh... Baiklah. Kalau begitu sampai jumpa Li." Fang pun akhirnya pergi ke kantin sendirian.

Selang beberapa menit kemudian ada tiga siswi yang aku kenal menghampiri meja ku.

Itu adalah Zita, Lisa, dan Rita.

"Kalian mau apa?" Tanya ku langsung.

"Kami ingin kau ikut dengan kami bertiga." Jawab Rita.

"Kemana?" Tanya ku lagi.

"Ikut saja. Nanti kau juga akan tahu sendiri." Jawab Zita.

"Baiklah."

Aku pun mengikuti mereka ke sebuah lorong/koridor sekolah yang jarang sekali di lewati siswa maupun siswi.

Setelah berjalan cukup jauh dari kelas, kami berhenti di ujung lorong/koridor sekolah.

"Oke. Intinya saja langsung. Apa yang kalian ingin kan dari ku?" Tanya ku langsung ke inti nya.

"Kami ingin menyiksa mu di sini." Jawab Lisa.

"Benar. Mumpung lorong ini jarang sekali di lewati dan kau juga sudah terpojok." Ujar Rita.

"Baiklah. Sebelum bel masuk berbunyi mari kita mulai saja sekarang." Ujar Zita yang langsung menendang perut ku sampai tubuh ku terbentur di dinding yang ada di belakang ku. Sampai pena yang ku gunakan untuk mengikat rambut ku lepas.

Lalu Rita mengangkat kerah seragam ku sampai sampai aku terangkat oleh nya.

Walaupun Rita ini perempuan, tapi tenaga nya seperti laki laki.

"Huh! Dasar lemah!!"

Lalu Rita membanting tubuh ku ke dinding yang ada di belakang ku lagi.

Brak

"Akh! Punggung ku." Ritih ku sambil mengelus elus punggung ku yang baru saja di bentur oleh Rita.

"Hahaha!! Rasakan itu dasar lemah!!" Gelak Lisa dengan senyuman devil nya.

"Huh! Berpura pura kuat padahal dirinya lemah. Dasar gadis tak guna!!" Ujar Zita.

"Kau itu seharusnya pergi dari sekolah ini!! Aku sangat benci dirimu!!" Teriak Rita.

"Kenapa kalian membenci ku?" Tanya ku pelan.

"Seharusnya kau yang mengetahuinya dasar gadis lemah!! Karna kau kakak ku yang bersekolah disini di keluarkan!" Teriak Rita dengan sangat keras.

"Seharusnya Kepala Sekolah tidak menerima mu di sini!! Kau itu sangat merepotkan!" Ujar Zita.

"Mari kita buat tubuh nya mengeluarkan darah." Ucap Lisa yang lalu mengambil cutter yang entah sejak kapan dia membawanya.

Lalu Lisa menggores tangan kanan ku menggunakan cutter sampai darah keluar dari celah celah luka yang Lisa buat.

Tak sampai di situ. Rita dan Zita juga mulai beraksi. Mulai dari menggores pipi ku menggunakan serpihan kaca yang entah dia dapat dari mana dan Zita yang menendang ku seperti bak sepak bola.

Mereka bertiga melakukan seperti itu sampai ada suara yang membuat mereka bertiga berhenti dan menoleh ke arah suara.

"Berhenti!!"

Pemilik suara itu adalah seorang siswa yang seperti nya kelas nya sama dengan kami tapi seperti beda kelas. Yang pasti aku sama sekali tidak mengenali nya.

"Apa yang kalian lakukan kepada siswi itu hah!!" Bentak siswa itu.

"Memangnya apa urusan mu hah!!" Bentak Rita balik.

"Gawat." Ucap Lisa tiba tiba dengan raut wajah yang sepertinya ketakutan dengan siswa itu.

"Kenapa Lisa?" Tanya Zita.

"Sebaiknya kau jangan macam macam dengan nya. Ibu nya seorang polisi dan dia adalah sang ketua osis juga siswa yang pandai bertarung." Ujar Lisa.

"Semua murid yang ada di sekolah ini takut kepada nya." Sambung Lisa.

"Ah? Pertarung muda itu?" Tanya Zita.

"Benar."

"Hoi! Jika kalian sudah tahu itu, pergi lah dan jangan ganggu dia lagi!" Tegas siswa itu.

Alhamdulillah. Akhirnya ada siswa yang mau menolong ku dari si tiga pembully ini.

"B-baiklah. Kau beruntung hari ini." Ucap Zita yang lalu pergi bersama Rita dan Lisa

"Alhamdulillah." Ucap ku bernafas lega.

"Kau baik baik saja?" Tamya siswa itu sambil mengulurkan sebelah tangan nya ke arah ku.

"Aku baik." Jawab ku yang menerima uluran tangan nya dan dia membantu ku berdiri.

"Apa kau sedang sakit? Kepala mu di perban." Ucap siswa itu lagi.

"Ini tidak apa apa. Hanya goresan kecil yang ada di dahi ku saja." Jawab ku sambil tersenyum.

Kalian tahu 'kan tandanya jika aku tersenyum kepada orang lain?

Itu tandanya aku nyaman dengan orang yang ada di sekitar ku.

Seperti siswa yang menolong ku tadi. Entah kenapa aku merasa nyaman dengan nya.

"HALI!!"

Dan tiba tiba saja ada seorang siswi yang memanggil nama ku dan aku kenal dengan suara itu. Tidak lain dan tidak bukan adalah Fang.

"Hah.. Hah.. Hah.. Halih.. Hah.. Hah.. Apa yang terjadi dengan mu? Aku mencari mu kemana mana dan ternyata kau ada di sini." Ujar Fang sambil menghampiri ku yang ternyata sedang mencari ku.

Deg

Lalu tiba tiba saja dada ku terasa sakit.

"Akh!" Ritih ku sambil meremas dada ku. Lalu aku jatuh terduduk yang masih meremas dada ku dengan sangat kuat berharap rasa sakitnya hilang.

"Hei. Kau baik baik saja?" Tanya siswa itu.

"Hei Hali! Kau baik baik saja?" Tanya Fang juga yang mengkhawatirkan aku.

"Da-dada ku sakit!"

Lalu tiba tiba saja tubuh di gendong oleh siswa itu ala bridal style dan membawa ku ke UKS.

"Entah kenapa aku merasa iri dengan mu Li. Pasal nya kau di gendong seperti itu oleh lelaki sedang kan aku yang punya kakak laki laki tidak pernah di gendong seperti itu." Gumam Fang tapi aku masih bisa mendengar nya.

#Bersambung#

YEAY!!! >900 kata.

Para readers jangan lupa komen ya!!

Sampai jumpa lagi nanti!! Bye!!

Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat [REVISI]Место, где живут истории. Откройте их для себя