Part 17

112 9 0
                                    

"Hei Hari. Sebelum pulang ke rumah kita ke kafe yang terkenal akan pelayan kafe perempuan yang itu yuk." Ajak Hyunwoo.

"Hah? Bukan kah pelayan qkafe perempuan itu sudah tiada?" Tanya Hari.

"Asal kau tahu. Kafe itu punya banyak hidangan yang sangat enak." Sahut Hyunwoo.

"Tapi apakah kau tahu alamat nya?" Tanya Sarah.

"Hei. Apa aku boleh ikut kalian berdua ke kafe tempat kalian bekerja?"

"Boleh saja. Sekalian kami ke sana."

Hari dkk pun langsung menoleh ke sumber suara.

"Seperti nya Fang dan Nio bekerja di kafe itu. Bagaimana kalau kita ikut mereka?" Usul Shinbi.

"Baiklah. Mari kita tanya mereka." Hari dkk pun langsung menghampiri Fang, Nio, dan ketiga kakak Hali yang sedang mengobrol tidak jauh dari mereka.

"Permisi. Apa Fang dan Nio bekerja di kafe yang terkenal yang ada di sekitar sini?" Tanya Hari.

"Benar. Fang bekerja sebagai pengantar makanan dan pelayan kafe menggantikan Hali sedangkan aku bekerja sebagai koki nya." Balas Nio.

"Sebelumnya perkenalkan. Nama ku Hari, ini Gaeun, Doori, Kanglim, Ryon, Sarah, Shinbi, dan ini Gumbi." Ujar Hari memperkenalkan diri nya dkk(dan kawan kawan) kepada Fang, Nio, dan ketiga kakak Hali.

"Salam kenal." Balas Fang, Nio, dan ketiga kakak Hali.

"Oh ya. Kenapa kalian bertanya apakah kami bekerja di kafe di situ atau tidak?" Tanya Fang.

"Tidak ada. Kami juga ingin ke sana hanya saja kami tidak tahu alamat nya karna baru pertama kali ini kami ke kafe itu." Balas Hari.

"Kalau begitu ikut kami saja sekalian." Balas Nio sambil tersenyum.




----------------------

Setelah sampai di kafe......

Tring..

"Kami datang." Ucap Fang sembari membuka pintu kafe.

"Hai. Eh? Siapa mereka?" Tanya Yaya setelah melihat beberapa orang di belakang Fang dan Nio.

"Mereka bertiga ini kakak nya Hali sedang kan sisa nya murid kelas 10 di sekolah kami." Balas Fang.

"Kalian duduk lah di kursi yang menurut kalian nyaman." Pinta Nio lalu pergi ke dapur.

Hari dkk dan ketiga kakak Hali pun langsung duduk di kursi yang menurut mereka nyaman.

"Oke. Kalian mau pesan apa?" Tanya Fang yang sudah siap untuk mencatat pesanan  pelanggan.

Jika kalian bertanya kemana Kaizo, dia ada urusan di rumah dengan ibu nya kata nya.

"Terserah! Yang penting makanan nya enak!" Sahut Doori dengan sangat bersemangat.

"Hei Doori. Ingat. Jika kau memesan semua makanan di sini, belum tentu uang kita cukup untuk membayarnya." Ujar Hari.

"Tenang saja. Kalau uang kalian kurang, maka aku yang akan membayar nya." Kata Fang sambil tersenyum.

"Maaf kalau kami merepotkan." Ucap Hari sambil menggaruk garuk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Sama sekali tidak masalah." Balas Fang lalu berjalan menuju dapur.

"Wah.. Kafe mya sangat bagus." Ucap Gumbi.

"Benar."

Saat mata Sarah menyapu sekeliling dalam kafe itu, Sarah melihat pajangan foto seseorang di dinding yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.

"Hei. Lihat itu." Ucap Sarah sambil menunjuk pajangan foto di dinding yang tidak jauh dari tempat mereka.

"Itu foto?"

"Tapi foto siapa itu?" Hari dkk pun langsung menghampiri semua foto yang terpajang itu.

"Wah... Apakah semua ini adalah foto sesosok pelayan kafe perempuan yang bernama Hali itu? Aku tidak sangka kalau di sini banyak foto tentang diri nya." Ujar Hyunwoo.

"Benar. Itu lah salah satu kenangan tentang diri nya saat masih di sini." Ucap seseorang sambil meletakkan beberapa makanan dan minuman diatas meja tempat yang Hari dkk tempati lalu menghampiri Hari dkk.

"Wah.. Dia sangat cantik di saat dia tersenyum." Ucap Ryon.

"Banyak orang yang datang ke kafe hanya untuk melihat dirinya. Maka dari itu sejak dia bekerja di sini kafe ini selalu ramai seperti pasar." Ujar Fang.

"Wah. Ada foto di saat dia sedang bersekolah." Kata Doori.

"Benar."

"Entah siapa yang memotret nya tapi yang pasti dia sangat ingin tahu semua tentang Hali." Ujar Fang sambil melirik Nio yang sudah ada di meja yang Hari dkk tempati.

"Apa? Salah kah aku memotret Hali secara diam diam? Aku hanya ingin tahu semua tentang diri nya saja." Sahut Nio.

"Tapi... Kenapa saat di sekolah dia selalu murung sedangkan saat bekerja dia selalu tersenyum?" Tanya Gumbi.

"Entah lah. Aku pun tak tahu. Dia memang seperti itu." Balas Fang.

"Hei. Kenapa pesanan kalian tidak kalian makan?"

Hari dkk dan Fang langsung menoleh ke sumber suara yang berasal dari meja yang Hari dkk tempati.

"Bos? Apa yang anda lakukan di sini?" Tanya Fang.

"Tidak ada. Hanya ingin menyapa pelanggan kita." Jawab bos atau kita sebut saja Stevano atau vano.

"Baiklah. Ayo makan lah pesanan kalian." Ucap Fang.

"Apa? Banyak sekali. Kami tidak memesan sebanyak ini." Kata Sarah.

"Tidak apa. Semua ini aku yang akan membayar nya." Kata Fang.

"Karna anda sultan." Sahut Nio.

"Jangan asal bicara. Maksud ku akan aku bayar menggunakan uang gaji ku sendiri." Ujar Fang.

"Terserah kau saja."

"Oh ya. Apa orang tua kalian tidak memarahi kalian karna kalian bekerja disini?" Tanya Hari.

"Tidak. Kami sudah meminta izin kepada mereka." Jawab Nio.

"Aku diizinkan karna aku bilang dari pada di rumah aku tidak mengerjakan apa pun." Ujar Nio.

"Kalau aku karna aku di biarkan bebas. Aku bisa melakukan semau ku asalkan yang ku lakukan itu semuanya benar." Ujar Fang.

"Sudah lah jangan banyak bicara. Ayo di nikmati semuanya. Semua ini Nio yang masak." Ujar Fang.

"Benarkah? Kau bisa masak?" Tanya Sarah.

"Iya. Ibu ku yang mengajari ku." Balas Nio.

#Bersambung#

Maaf baru publish sekarang.

Soal nya kemarin aku lagi ga ada ide.

Itu aja yang ingin ku katakan soal nya aku tak pandai dalam rangkai kata.

Terkadang aja aku kalau ngomong suka salah.

Kalau begitu....

Bye reader's👋👋

Sampai jumpa di part selanjutnya😉😉

Tanggal publish:Minggu, 10 Juli 2022

Jumlah kata:912

Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat [REVISI]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα