"Maaf ya tante, karena sakit ruang gerak Gladis jadi terbatas."

"Nggak papa. Tante tau Gladis sehat aja, udah bersyukur bangett."

Danisha tersenyum tipis. Menyimak dengan seksama ke-antusiasan Nirmala yang tengah bercerita sembari dirinya mencari celah untuk mengungkap niatan nya bertamu ke kediaman Bantara.

Danisha menarik nafas saat moment untuk dirinya tercipta ketika Nirmala memberi mereka ruang untuk terdiam sejenak.

"Tante," Danisha terlebih dahulu memancing atensi Nirmala dengan menggenggam jemari lembut nya.

"Ya, sayang?"

"Gladis sebenarnya kesini mau bicara tentang suatu hal sama tante."

Nirmala mengerjap sejenak, memperhatikan mimik wajah serius Danisha dengan raut yang sedikit tegang, agaknya tengah menduga-duga hal apa yang ingin di bicarakan Danisha sampai tiba-tiba bertandang kerumah nya.

"Gladis ingin memastikan pembatalan pertunangan antara Gladis dan Tashaka, tante."

Raut senang Nirmala yang sedari tadi terpatri apik berubah dengan cepat. Wanita cantik itu terdiam. Danisha menelan ludah, agak sedikit merasa bersalah. Bukan karena menyesal memutus hubungan dengan Takshaka, tapi karena dia menyakiti hati seorang ibu yang tulus seperti Nirmala, meski tak dilakukannya dengan sengaja. Namun Danisha tak bisa menunda apa yang memang harus dia lakukan.

"Tante." Danisha meremas lembut tangan Nirmala. Bermaksud menyadarkan wanita itu dari keterpakuannya.

"Gladis ternyata udah seyakin itu, ya." Gumam Nirmala dengan sendu.

Danisha tanpa ragu mengangguk. "Iya, tante. Akhir-akhir ini Gladis sering merenungi apa yang udah Gladis lalui di masa lalu, dan apa yang akan Gladis jalani di masa depan." Danisha mencari manik mata Nirmala dan menguncinya, "Dan Takshaka nggak termasuk dalam rencana masa depan yang akan Gladis jalani."

Karena Gladis nyata nya hanya akan bertahan sampai hari ulang tahunnya tiba. Lanjut Danisha dalam hati. Jadi percuma saja mempertahankan Takshaka yang hanya bisa memicu darah tingginya. Makin pendek nanti umurnya.

"Kenapa? Kenapa Gladis nggak suka lagi sama anak tante? Dulu padahal Gladis selalu minta Takshaka sama tante." Ujar Nirmala.

Danisha meringis mendengar kelakuan Gladis. Bisa-bisanya Gladis meminta seorang anak laki-laki langsung pada ibu laki-laki tersebut. Tidakkah terbalik?

"Dulu, Gladis belum bisa berpikir apa maksud dan dampak dari perkataan maupun perbuatan Gladis tante. Gladis dulu berpikiran naif kalau bersama Takshaka, Gladis akan bahagia. Tapi ternyata, kami sama-sama terluka." Baiklah, Danisha agak geli sebenarnya menyangkuat pautkan Takshaka dengan dirinya. Meski dalam konteks sebenarnya yang dimaksud adalah Gladis bukan dirinya.

"Takshaka sering yakitin Gladis, ya?" Tanya Nirmala. Danisha sengaja diam, untuk memberikan balasan tersirat bahwa 'ya' Takshaka memang sering menyakiti Gladis. Bahkan mungkin Nirmala tak bisa membayangkan kalimat kejam yang sering putranya layangkan untuk melempar Gladis jauh dari hidupnya.

"Apapun itu, Gladis udah menyimpan semua masa lalu itu dengan rapat. Entah itu Takshaka salah atau nggak, Gladis akan anggap semua nya bersih saat kami memutuskan untuk berhenti bertunangan, karena setelah itu Gladis baru bisa melangkah untuk mencari hal yang lebih baik bagi kehidupan Gladis." Terang Danisha sedikit menggebu.

Nirmala tersenyum, raut sendu nya hilang tak berbekas. "Tante ngerti. Dan tante bahagia karena Gladis sekarang udah bisa mikirin diri Gladis sendiri, dan berdiri untuk melindungi diri sendiri."

Sekarang giliran Nirmala yang menggenggam erat jemari Danisha dipangkuannya. "Tante sebenarnya ingin sekali Gladis menjadi bagian dari kami, berharap dengan mengikat kalian berdua, Gladis menjadi semakin dekat kami. Tapi ternyata keinginan itu egois, dan malah berakhir menyakiti kalian berdua. Tante, tante minta maaf." Sesal Nirmala.

The Plot TwistWhere stories live. Discover now