• • •

"Woy Jaem. Ayolah fokus, dari tadi liatin apa sih?"

Layar laptop tang menyala itu berbunyi nyaring. Lagi, untuk kesekian kalinya Jaemin hilang fokus dari zoom call bersama rekan kerja nya. Matanya sibuk menatap jendela besar di samping, mengarah pada pemandangan villa disana.

"Sorry sorry, gimana tadi?" Jawab Jaemin

"Ngapain sih? Ada urusan penting?"

"Iya." Jawab Jaemin tegas dengan satu kata.

Rekan kerja nya menatap curiga melalui layar laptop. Hal apa yang sedang diawasi Jaemin. Setaunya, Jaemin itu sangat teliti terhadap hal hal yang perlu dia anggap penting. Kalau tidak menyangkut keluarga dan dirinya sendiri. Tidak ada kata penting disana.

"Sorry. Kita lanjut besok aja dikantor"

"Loh? Loh? Jaem, ini bahan rapat besok pagi-"

Tut....tut...tut....

Seketika menutup layar laptop nya begitu saja. Jaemun beranjak dari sofa, melangkah dan berdiri di ambang balkon.

Kalau bertanya tanya mengenai apa yang mengusik Jaemin sejak tadi, bukan tentang kekhawatiran nya. Melainkan suara gelak yang ternyata hampir tidak pernah ia dengar.

Tangan nya beralih, bersinggah pada dada kirinya. Merasakan detak yang entah tak bisa ia deskripsikan.

"Nggak mungkin..."

Beberapa hari belakangan hatinya mengilu. Ada rasa yang asing di dadanya. Jaemin bukan tak menyukai itu, hanya saja ia terlampau tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Papa serius soal waktu itu. Emang kamu ngga tertarik sama sekali sama Renjun? Kamu tau kan? Lagipula Mama juga sependapat sama Papah"

Kalimat itu tak berhenti terputar dikepala nya. Dijodohkan? Bukan, ini lebih sulit dari sekedar kata itu.

"Renjun aja benci sama saya" Ucap nya di akhir kebimbangan itu.

Drrrttt....Drrrrtt....

"Halo, Om?"

Baru saja selesai dengan overthinking tentang manusia itu. Kini justru Jaemin mendapati telfon dari nama yang memenuhi kepala nya beberapa hari ini.

"Ya, Renjun?"

"Lo mau pizza ngga, om? Ini tadi sisa lumayan"

"Boleh. Sudah selesai?" Jaemin menatap jam di tangan kirinya. Menunjukan jam delapan lebih lima puluh menit.

"Ini lagi beres beres. Kalo om mau otw sekarang gapapa sih"

"Kalau gitu saya jemput sekarang"

Selagi mengulur waktu. Jaemin bersiap menjemput Renjun. Tak ingin terburu agar bocah itu tak curiga jika sedari tadi dirinya terdiam mengawasi dari villa sebelah.

Hingga akhirnya mengeluarkan mobil lalu menuju ke villa dimana Renjun berada. Jalanan yang sudah gelap dan hanya diterangi tak banyak lampu kuning disana.

"Renjun?" Mobil nya ia hentikan di tepi jalan. Melihat Renjun yang terduduk sendiri di pinggir sana.

"Lama banget om" Decak nya sembari memasuki mobil.

"Maaf, saya kira kamu senang saya kasih waktu lebih"

"Tadi udah pada duluan. Soalnya nganterin Haechan ke rumah sakit"

"Ke rumah sakit?"

"Katanya bapaknya masuk rumah sakit barusan banget. Encok"

"Kamu gapapa?" Tanya Jaemin.

"Gapapa. Cuma serem aja tadi sepi banget, mana gelap"

"Lain kali telepon saya suruh datang lebih cepat"

"Emang bisa gitu? Lagian kalo gue nelpon om juga ngga akan bikin mobil lo terbang cepet, om"

"Seenggaknya kamu ngga akan kenapa napa"

"Lagain kalo gue kenapa napa, om mau apa? Emang gue penting?"

"Penting"

Acara scroll instagram olen Renjun pada handphone nya tiba tiba berhenti. Mencoba mencerna kata terakhir yang ia dengar. 

Tak ada obrolan berarti yang terjadi setelah itu. Hanya cahaya lampu mobil Jaemin yang membelah jalan. Menemani hening mereka yang tak kunjung selesai.

"Renjun"

"Hm?"

Jaemin melirik sekilas. Tak ada perubahan, Renjun masih sibuk memainkan ponsel di tangan nya.

"Saya mau nanya sesuatu"

"Nanya apaan?"

"Kamu ... Sama Jeno itu, ada hubungan apa?"

Pertanyaan itu membuat Renjun terdiam dari kegiatan nya memainkan ponsel. Kali ini mengalihkan perhatian nya pada Jaemin.

"Temen kampus. Lumayan deket sih"

"Temen aja?"

"Iya. Kenapa? Tumben banget lo jadi orang kepo gini, om?"

"Saya kan cuma nanya"

"Ya sama aja itu namanya kepo, om"

"Beneran temen doang?" Tanya Jaemin, lagi.

"Sebenernya mau gue jadiin supir pribadi sih dia. Cuma kasian tampang nya cakep jadi gak mendukung buat di jadiin supir"

"Bukan itu maksud saya"

"Yaelah serius amat om. Ya iyalah temen doang, emang nya mau jadi apaan lagi"

"Pacar?"




__________________________________________________

Hallow

Omegat, lama banget gak up
Sorry ya...

Selain karena sempet mentok ide, juga udah lumayan sibuk nih. Tapi karena membayar up yg lama banget. Gue double up ya

𝙊𝙈 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 • 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙍𝙀𝙉Where stories live. Discover now