10

662 58 0
                                    

Gifar kini tengah berada di sebuah cafe yang dimana ia dan kawan-kawannya sering nongkrong bersama, hanya sekedar duduk dan makan tentu saja. Gifar masih fokus dengan kentang goreng yang berada di depannya, tak ada yang lebih penting dari itu baginya. Gifar sangat menyukai kentang goreng, jadi tak ada seorangpun yang berani meminta kentang goreng milik Gifar.

Namun ketenangan yang Gifar punya seketika sirna karena keberadaan seseorang yang sama sekali Gifar tak inginkan. Gifar menatap kosong piring berisi kentang yang kini habis tak tersisa akibat ulah seseorang yang Gifar tak suka. Andra yang berada di sampingnya Gifar menatap was-was Gifar, bisa saja anak itu akan mengamuk atau akan merengek tergantung suasana hatinya.

"LO" Gifar segera menghajar Ian yang baru saja duduk dan memakan kentangnya.

"Salah gue apa woyy" Ian berusaha menghindar dari pukulan Gifar, ketika melihat Gifar yang mulai kelelahan dalam sekejap Ian menahan kedua tangan Gifar dan menggenggamnya erat.

"Kenapa tiba-tiba pukul gue" tanya Ian dengan nafas memburu, capek coyy.

"Lo.makan.kentang.gue" Ian berkedip beberapa kali sebelum suara Andra terdengar.

"Dia gak suka orang lain makan kentang goreng dia, bahkan gue sekalipun" ucap Andra seraya melepaskan genggaman Ian dan menarik Gifar agar duduk kembali.

"Nihh makan" Gifar menatap sepiring kentang goreng yang Dandi berikan, Gifar pun menyantap kentang goreng itu tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali dari makanan kesukaannya.

"Hiks jadi iri sama kentang" ucap Ian dramatis seraya menghapus air mata di pelupuk matanya.

"Soalnya kentang lebih enak daripada lo" Ian memutar matanya malas mendengar ucapan Aldo.

"Emang lo tau rasa si Ian?" tanya Aldi kepada saudaranya. Aldo mendengus, kenapa saudaranya ini tak pernah sama sekali mendukungnya?

Gifar sedang nikmat-nikmatnya memakan ice cream terganggu karena keberadaan seseorang yang selama satu tahun belakangan ini selalu menempel kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gifar sedang nikmat-nikmatnya memakan ice cream terganggu karena keberadaan seseorang yang selama satu tahun belakangan ini selalu menempel kepadanya. Gifar memilih mengabaikan tatapan tajam orang di sampingnya, mendingan ia menghabiskan ice cream setelah itu pulang dan berbaring.

Cuaca hari ini sangat bagus bagi Gifar, tak terlalu panas serta awan-awan yang terlihat indah di langit-langit. Ian yang berada di samping Gifar hanya menatap pemuda yang ia sukai itu tanpa berkata-kata. Sungguh kenapa ia bisa menyukai lelaki yang sama sekali tak menyukainya itulah yang Ian pikirkan.

"Gi" panggil Ian setelah ice cream yang Gifar makan sudah habis. Dengan ogah-ogahan Gifar menatap Ian, Ian yang di tatap Gifar seketika jantungnya menari-nari. Alay? Memang.

"Apa?" tanya Gifar seraya menatap Ian malas, Ian yang mendapat pertanyaan itu pun menggelengkan kepalanya.

"Ck" decak Gifar seraya bangkit dari duduknya namun seketika ia duduk kembali karena Ian yang menahan dirinya.

CHASING YOUWhere stories live. Discover now