4

878 75 1
                                    

Gifar baru saja sampai di rumah yang dulu ia tempati, Gifar agak ragu untuk masuk tapi ia juga penasaran ayahnya akan mengatakan apa kepada dirinya.

Tokk tokk

Gifar mengetuk pintu terlebih dahulu, begini-begini ia tau adap betamu. Dapat Gifar dengar suara langkah kaki seseorang di dalam.

Bughh

Lagi, lagi dan lagi Gifar mendapat pukulan keras di perutnya. Saking kerasnya Gifar mundur selangkah dari tempat ia berdiri tadi.

"Ayah kenapa" tanya Gifar sambil memegangi perutnya dan menatap Ayahnya itu dengan muka kebingungannya.

"APA YANG KAMU PERBUAT KE KAKAK MU!!" Gifar menyerit heran, emang apa yang ia lakukan ke kakaknya itu.

"Aku gak apa-apain kakak kok" ucap Gifar seraya menatap orang yang kini berjalan menuju mereka berdua.

"GAK APANYA BUKTINYA PIPI KAKAK KAMU MERAH GINI" ucap Damar nama Ayah Gifar, Damar menunjukkan kepada Gifar bahwa pipi Nathan merah akibat tamparan yang ia berikan. "bukannya gue yang di tampar ya" batin Gifar.

"Aku gak pernah nampar kakak ayah" ucap Gifar seraya menggeleng dan menatap ayahnya itu dengan tatapan polos.

"Dia bohong ayah hiks, dia juga nyuruh aku buat ngejauhin orang yang aku suka hiks" ucap Nathan seraya menghapus air matanya yang terus mengalir.

"KENAPA KAMU NYURUH KAKAK KAMU BUAT NGEJAUHIN ORANG YANG DIA SUKA?!"

"emang orang yang dia suka itu siapa?" batin Gifar berbicara.

"Aku aja gak tau orang yang kakak suka itu siapa" Gifar menatap ayahnya dengan tatapan polos yang terkesan jujur itu, tapi itu tak akan berhasil meyakinkan Ayahnya itu.

"Ck dasar perusak hubungan orang" ucap Ibu tirinya dari arah belakang.

"Pergi kamu dari sini!!" usir Nathan dengan air mata yang terus mengalir. Gifar menatap ayahnya yang menatap dirinya tak minat, Damar beralih menatap Nathan yang masih saja menangis. Damar menarik Nathan ke dalam pelukannya untuk menenangkan anak itu.

"Udah sana kenapa kamu masih ada di sini" usir ibu tirinya itu, Gifar hanya mengangguk lagi pula siapa yang ingin tinggal lebih lama lagi.

"Udah sana kenapa kamu masih ada di sini" usir ibu tirinya itu, Gifar hanya mengangguk lagi pula siapa yang ingin tinggal lebih lama lagi

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Di perjalanan Gifar masih memikirkan siapa orang yang di sukai oleh kakaknya itu, perasaan Gifar tak dekat dengan perempuan sama sekali. Ia hanya bermain dengan teman-temannya, dasar aneh.

Perlahan Gifar merasakan air yang perlahan turun dari atas langit, dan yap berselang beberapa menit hujan mulai turun.

"Duhh sial bet dahh" Gifar lebih memilih menepi terlebih dahulu di sebuah ruko yang lumayan sepi. Dapat Gifar lihat jika hujan itu mulai tambah deras di setai petir.

Tiba-tiba saja Gifar merasakan sakit, kepala Gifar seperti akan pecah.

"Anjingg kepala gue kenapa"

"D-daddy kemana"

CHASING YOUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant