Malu Tapi Mau

604 54 0
                                    


Saat ini Mark sudah berada di depan rumah Haechan, setelah mengantarkan teman temannya pulang Mark lalu mengantarkan Haechan pulang karena rute rumah Haechan lebih jauh dari pada rumah lainnya.

"Thanks ya" ucap Haechan berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan Mark yang akan membuka jendela

"MARKKKKK!" Panggil seseorang dari arah pintu rumah yang terbuka setengah, menampakkan sosok Taeyong dan Johnny yang melambaikan tangannya ke arah Haechan

"Mark mampir dulu sekalian deh nyinep ini udah malam banget" ucap Taeyong kakak Haechan, Haechan bahkan tak tau sejak kapan kakak nya itu pulang dari tempat kerjanya, biasanya dia akan menghubungi Haechan kalau dia pulang tapi kali ini dia udah sampai aja di rumah

"BERISIK!! Lagian Mark gak bakal mau nginep di sini" ucap Haechan kepada kedua kakaknya tersebut.

"Kata siapa gak mau" ucap Mark keluar dari mobilnya karena di depan rumah Haechan terdapat lapangan yang luas membuat Mark tak khawatir kalau mobilnya akan hilang, secara di depan juga sudah ada satpam yang menjaga mobilnya.

"Tuh Mark nya aja mau, udah deh Chan kagak usah malu, sok sok an malu tapi dalam hati mau" ucap Johnny, emang abangke banget deh Johnny, Haechan saat ini benar benar ingin menonjok muka Johnny yang sok ganteng itu.

"Ya udah ayo masuk!" Ucap Mark mendahului Haechan masuk ke rumah, sedangkan Haechan dia hanya terteguh melihat Mark yang tak tau malunya masuk duluan sebelum si pemiliknya

"Mau sampai kapan di situ Chan?" Tanya Taeyong yang menunggunya di depan pintu.

"Iya iya aku masuk" ucapnya lalu memasuki rumahnya

••••••


Selesai makan malam bersama keluarga tercintanya Haechan pergi ke ruang tengah untuk mengistirahatkan tubuhnya yang capek sekaligus menonton tv, dia buru buru pergi keruang tengah lalu mengambil remote control nya setelah itu mencari channel TV yang menayangkan serial favoritnya.

Biasanya dia akan berebutan remote control dengan Johnny, karena film yang dia tonton biasanya keluar bareng dengan serial yang Haechan sukai, tapi malam ini Haechan sangat tenang dan gak perlu berdebat dengan Johnny, mungkin karena Mark ada di sini makanya dia bisa hidup dengan tenang gak perlu gelud dulu baru kemudian dia mendapatkannya.

"Pupu!" Panggil Woo-jin hendak duduk di atas pangkuan Haechan, Haechan lalu menahan tubuh Woo-jin agar tak jatuh saat naik ke pangkuannya.

"Ada apa? Kenapa Woo gak tidur?" Tanya Haechan

"Woo gak bisa tidur... Pupu! Yang di dapur tadi kakak ganteng yang dulu nyelametin Woo kan?" Menanggapi pertanyaan Woo-jin Haechan hanya mengangguk tanda iya

"Kenapa dia ada di sini? Dia gak punya rumah ya?" Pertanyaan Woo-jin membuat Haechan terkekeh kecil bagaimana Woo-jin menyebut seorang Mark yang kaya raya tidak punya rumah, karena Haechan paling hobi ngusilin Woo-jin berakhir Woo-jin menjadi korban kebohongan Haechan

"Iya dia tidak punya rumah, pudu kasih tau ya, dia tuh gak ganteng dia tuh jelek, jadi Woo gak usah manggil dia kakak ganteng panggil aja kakak jelek" hasut Haechan.

"Tapi kan kakak itu beneran ganteng bahkan lebih ganteng dari pada Pupu" Haechan terteguh sejenak mendengar omongan adek kecilnya itu, bagaimana bisa dia membedakan seorang Haechan yang tampan rupawan dengan seorang Mark yang jelek gak karuan, padahal sih emang bener ya Haechan tuh gak ganteng tapi imut.

"Jadi pudu jelek?" Tanya Haechan dengan memanyunkan bibirnya, "lebih ganteng kakak ganteng ganteng itu? Ya udah kalau gitu Woo-jin jadi adeknya dia aja" ucap Haechan menurunkan Woo-jin dari pangkuannya lalu meninggalkannya sendirian di ruang tengah.

Woo-jin yang melihat Haechan pergi membuat dirinya merasa bersalah ingin dia menangis namun dia pasti akan di marahi bang Johnny nya, karena dia sudah berjanji pada Johnny jika seorang pria menangis tandanya dia cengeng dan Woo-jin gak suka di sebut cengeng.

Mark yang baru saja selesai berbincang dengan Johnny dan Taeyong di ruang makan kini dia hendak ke ruang tengah menyusul Haechan, namun bukan Haechan yang dia lihat melainkan Woo-jin yang tengah menunduk sedih.

Melihat itu pan pun menghampiri Woo-jin "Woo-jin kenapa di sini sendirian? Lalu di mana Haechan?" Tanya Mark duduk di hadapan Woo-jin

Mendengar suara Mark Woo-jin pun mendongak ke atas melihat Mark, alangkah kagetnya Mark melihat mata Woo-jin yang memerah seperti menahan tangis.

"Woo-jin kenapa?" Tanya Mark khawatir

"Pupu marah sama Woo-jin" ucap nya dengan suara bergetar, entah mengapa melihat itu membuat Mark benar benar ingin memakan anak kecil di depannya, tak salah jika Woo-jin adalah adek Haechan karena cara dia menahan tangisnya sama persis dengan Haechan

Matanya akan memerah dan hidung serta pipinya pun akan ikut memerah, lalu kupingnya juga memerah.

"Kenapa Pupu marah sama Woo-jin?" Tanya Mark

"Pupu marah sama Woo karena Woo bilang kalau kakak ganteng lebih ganteng dari pada Pupu, setelah itu Pupu pergi ninggalin Woo" ucapnya dengan nada yang kembang kempis

Mendengar alasan yang membuat Haechan membuat Mark harus menahan tawanya, dia tau Haechan saat ini hanya sedang mengerjai adek kecilnya tersebut, namun Woo-jin nya malah merasa bersalah akan itu.

"Ya udah kalau gitu Woo-jin gak usah sedih lagi, biar kak Mark bilang sama kak Haechan untuk Maafin Woo, ya?" Ucap Mark lalu di angguki oleh Woo-jin "sekarang Pupu ada di mana?" Tanya Mark

"Pupu ada di kamarnya" ucap Woo-jin yang sudah terlihat tenang, untung Mark datang ngelihat Woo-jin kalau sampai Johnny yang datang bisa abis Haechan kena semprot sama Johnny

"Kalau begitu Woo-jin tidur aja ya, biar kak Mark yang ngurus ini" ucap Mark lalu menggendong Woo-jin mengantarkannya ke depan kamar tidurnya.

Setelah mengantarkan Woo-jin ke kamarnya Mark pun berlaku ke kamar Haechan, saat sudah berada di depan pintu kamar Haechan, tiba tiba hatinya bergemuruh dan seketika dia teringat akan dulu waktu dia akan pergi ke Kanada.

Tok tok tok

"Masuk" terdengar sautan suara dari dalam.

Mark membuka pintu alangkah kagetnya dia melihat kamar Haechan yang sama sekali tidak ada perubahan, dari pertama kali Mark masuk hingga terakhir kalinya dia masuk bentuk dan tatanan tempat masih sama, bahkan cat tembok nya pun sama yang dominan dengan warna putih dengan cat hitam pada tempat tertentu.

"Ngapain ke sini?" Tanya Haechan yang berada di atas ranjangnya sedang menuangkan hp nya.

"Sama sekali gak ada yang berubah" ucap Mark memandangi seluruh sudut kamar Haechan, hingga maniknya jatuh kepada Haechan yang tengah menatapnya bingung, setelah itu Mark ikut duduk di atas kasur bersama Haechan.

Maaf baru bisa up..
Aing baru saja pulang dari kemah, baru aja sampai rumah ehh udah sakit ini aja masih sakit..
Maaf buat yang nungguin..
Jangan lupa vote dan komen 🍒..

My RoomMateWhere stories live. Discover now