Kesedihan

1.4K 112 0
                                    

Hallo yorobun maaf baru bisa up...
Aku akan usahakan untuk up dua kali seminggu...
Happy reading guys...
.
.
.
.
.
.

Haechan yang baru pulang dari kuliahnya langsung masuk ke asrama nya untuk mengistirahatkan dirinya, entah mengapa mood nya hari ini sangat lah jelek

Membuat pelajaran yang di terangkan dosen ke pada nya tidak masuk di dalam kepalanya, seketika dia teringat mama nya yang di rumah sendirian, dia sangat rindu kepada mama nya itu

"Apa aku pulang aja kali ya?" Gumam Haechan

Pintu asrama terbuka terdapat sosok Mark seperti sedang buru buru sambil menelpon, dengan raut wajah yang sangat ketakutan

Haechan yang melihat itu pun bingung apa yang sebenarnya terjadi, setelah telpon di matikan tiba tiba Mark terdiam dan menangis seketika

Haechan yang melihat itu pun mendekati Mark dan bertanya kepada Mark apa yang sebenarnya terjadi

"Kak kenapa kak?" Tanya Haechan mendekat ke arah Mark

Mark menatap manik Haechan lalu memeluknya dengan sangat erat, menenggelamkan kepalanya di curuk leher Haechan

Haechan yang melihat itu sontak kaget dan dia pun membalas pelukannya Mark "kenapa kak?" Ucap Haechan sambil mengelus punggung Mark

"Ayah aku meninggal Chan" ucap Mark sambil menangis sesenggukan, Haechan yang mendengar ucapan Mark dia sangat paham akan perasaan itu

Haechan merasa iba akan kondisi Mark saat ini, selepas pulang dari pemakaman ayahnya, Mark selalu saja menangis dan sesenggukan

Haechan pikir Mark adalah sosok yang kuat meski di landa masalah yang berat, tapi saat ini sama sekali tidak memperlihatkan sosok kuat itu

Sudah hampir dua hari Mark selalu saja menangis dan memanggil manggil ayah nya bahkan saat dia tidur, dan jujur itu membuat Haechan sedikit terganggu

Haechan mengerti perasaan apa yang Mark rasakan saat ini, namun menurutnya larut dalam kesedihan yang terlalu dalam juga percuma, karna yang kita tangisi pun tak akan pernah kembali lagi

"Woy" panggil Haechan yang sudah benar benar kesal dengan Mark saat ini, Haechan semakin kesal karena Mark mengabaikan panggilannya itu

Dia pun mendekati Mark yang meringkuk di kasurnya dengan hentakkan kaki yang terdengar seperti akan meruntuhkan lantai asrama nya itu

"Yaaa aku memanggilmu" ucap Haechan dengan tatapan tidak mengenakan tersebut, masih tidak ada sautan dari Mark, Haechan pun langsung menarik Mark dan wajah mereka pun bertatapan satu sama lain

Haechan melihat wajah Mark merasa kasihan namun juga kesal dengan sikapnya itu

"Yaaa aku dari tadi memanggil mu, apa kau sudah mulai tuli?" Tanya Haechan

"Berisik banget sih, lu gak lihat kondisi gua?" Tanya Mark yang juga mulai kesal menatap mata Haechan dengan mata sembabnya itu

Haechan menarik senyum sedikit melihat kondisi Mark saat itu, sungguh miris, dia tidak menyangka Mark akan seperti ini

"Berhentilah bersikap seperti ini, semua sudah berlalu, air mata yang kau keluarkan juga percuma, tidak akan bisa membuat orang itu kembali"

"Percuma? Percuma kamu bilang, air mata ini menangis karna aku kehilangan orang yang aku sayang, seorang ayah yang selalu ada buat anak nya, dan kau bilang ini percuma" ucap Mark yang juga tersulut emosi

"Iya percuma!, memang kehilangan orang yang kita sayang sangat lah sakit, apa lagi orang tua kita, tapi kita juga gak bisa larut terlalu dalam kesedihan, dan apa kak Mark pikir jika ayah kak Mark melihat kak Mark seperti ini dia akan bahagia, apakah dia akan bahagia melihat anak nya menangis hanya demi dirinya, tidak, tidak akan, dia malah akan merasa sedih, dia tidak akan bahagia jika kak Mark selalu menangis, aku tau apa yang kak Mark rasakan saat ini, tapi kak Mark juga harus sadar masih ada impian dan harapan yang harus kak Mark tuntaskan di dunia ini, kak Mark tidak harus menangis dan berdiam diri di sini" ucap Haechan dengan suara yang agak di tinggikan

Bukan nya membuat Mark sadar dan diam merenungi apa yang dia lakukan, Mark malah membalas ucapan Haechan

"Kamu gak akan pernah tau apa yang aku rasakan saat ini, dan jangan pernah menasehati aku tentang impian dan harapan, impian dan harapan ku sudah hancur semuanya sudah hancur, sekarang keluar dari sini, aku ingin sendirian, dan jangan pernah ganggu aku, dirimu yang tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan jangan sok menasehati ku sepeti pernah merasakan hal yang aku rasakan saat ini" ucap Mark

Haechan yang mendengar ucapan Mark sedikit sakit hati, namun dia mengerti, dia terlalu mencampuri urusan hidup orang lain

Dengan kesal nya Haechan melangkah menjauh dari Mark dan pergi ke kasurnya mengambil tas yang sudah ia siap kan dari tiga hari yang lalu,

Awalnya Haechan ingin pulang ke rumah mama nya hanya saja melihat kondisi Mark dia mengurungkan niatnya, namun dia sungguh sakit hati akan ucapan Mark,

Haechan pergi dengan menutup pintu dengan sangat keras, Mark yang mendengar suara pintu tersebut sedikit kaget, dia benar benar menyesal mengatakan hal sepeti itu ke Haechan, dia benar benar bingung dan tidak bisa mengontrol emosinya

.
.
.
.
Makasih ya udah baca karya kegabutanku ini....
Jangan lupa comen dan vote oke...
Saran dan kritik dari kalian sangat penting buatku.....:)

My RoomMateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang