Ara meneguk segelas air hingga tandas setelah itu kembali berbaring di kasur king size depan televisi yang memang sengaja di taruh untuk Ara.

"Mah mas Fhatur di telpon kok gak aktif,katanya semalam sudah terbang ke Indonesia"

"Mungkin masih di perjalanan kamu yang sabar"

Ara mengangguk paham kembali memejamkan matanya untuk tidur tetapi ia merasakan perutnya sangat sakit.

"Ara kenapa"

"Sakit mah perut Ara" ringkisnya menahan sakit

"Ara pecah ketuban" teriak Irena panik

"Cepetan telpon Rafa atau Galang" ucap Rani tak kalah panik

Irena segera menghubungi Galang.

Dan tak butuh waktu lama Galang sampai di rumah

Ara terus merintih menahan sakit yang luar biasa. Sangat berharap suaminya itu pulang tepat waktu bisa menemaninya untuk mmenjalani proses persalinan.

"Mas Fhatur" lirih Ara pada Rani

"Sabar sayang mamah bakal kabarin Fhatur"ucap Rani menenangkan Ara.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di rumah sakit dengan Ara yang sudah di dorong oleh brankar memasuki ruangan persalinan.

Nafas Ara terengah-engah merintih menahan sakit yang begitu luar biasa.

Irena dan Rani terus menangkan Ara yang sedang menjalani proses pembukaan.

"Mas Fhatur"rintih Ara sekali lagi.

Rani sudah berkali-kali menelpon putranya tetapi tetap sama tidak ada jawaban.

"Bun,mah Ara gak kuat"rintih Ara sekali lagi

"Dzikir kak" ucap Irena berbisik

Ara mengangguk paham dengan menahan sakitnya ia terus berzikir.

"Bismillah sayang kamu bisa,kamu kuat" ucap Rani dan Irena kembali menenagkannya.

"Ara mau mas Fhatur"pintanya dengan air mata yang sudah menetes sangat berharap suaminya ada menemaninya menjalani proses persalinan.

"Semalam mas Fhatur bilang bakal temanin Ara buat persalinan hari ini dia balik lanjutnya dengan rintihan

"Sayang sabar,suami kamu masih dalam perjalanan"ucap Rani menenangkan Ara

Ara terus merintih menahan sakit hingga pembukaan ke 9.



Fhatur bersyukur pulang dalam keadaan selamat kembali ke tanah air. Setelah melaksanakan upacara penyambutan.

Lelaki itu sesegera mungkin beranjak pergi setelah upacara penyambutan berkahir.

Ia terus melaju kan mobilnya ke arah rumah sakit yang sudah Galang beritahu.

Tak henti-hentinya khawatir terlambat tak bisa menemani Ara untuk menjalani proses persalinan.

Setelah sampai di depan rumah sakit Fhatur segera memarkirkan mobilnya dengan tergesa-gesa berlari sepanjang koridor rumah sakit dengan setelan seragam lorengnya yang masih melekat. Sangking panik dan buru-buru nya ia sampai lupa berganti.

Di tatapnya di depan sana sudah banyak anggota keluarga yang berkumpul di depan ruang persalinan Ara.

"Fhatur telat" ucap nya dengan nafas terengah-engah.

"Cepat masuk sebelum terlambat"!seru Herman dan Dani dengan tegas

Fhatur langsung mendorong pintu itu dengan pelan

ARABELA STORY (END)Where stories live. Discover now