"Ara juga bahagia"balas Ara tersenyum setelah redah dari tangisannya.

"Nanti besok pagi tolong ke rumah sakit,ini mba hanya ngasih vitamin dan obat penambah nafsu makan,tolong jangan kecapean yah dek "lanjut Kirana tersenyum

"Fhatur jagain adek gua,jangan sampai di kenapa-kenapa"lanjut Rafa

"Iyah bang terimakasih sudah datang"

"Santai aja Ara adek gua"

"Yasudah yah dek mba pamit,dan untuk Fhatur di jaga dek Aranya jangan sampai kecapean"

"Iyah mba makasih"balas Ara tersenyum

"Aunty,om Tampan caca pulang yah babay di jaga adik caca" lanjut Caca tersenyum riang

Fhatur ikut gemas ke arah Caca"caca nanti main-main keisni yah"

"Siap om tampan"

Setelah itu mba Kirana dan Bang Rafa serta Caca berpamitan pulang tinggalah Ara dan Fhatur.

Fhatur tersenyum menundukkan pandangan nya ke perut rata Ara yang ada buah hatinya"sayang baik-baik yah disana jangan nyusahin bunda"ucap Fhatur pelan

Ara tertawa renyah"udah ih mas geli tau" ucap Ara mendorong wajah Fhatur menjauh darinya.

"Sebentar sayang,mas mau ngobrol denganya"

Ara hanya diam membiarkan Fhatur terus bercoloteh tidak jelas di perut rata nya.

"Udah yah mas Ara mau duduk capek"

"Mulai besok jangan masak atau lakuin pekerjaan rumah"

"Tapi mas"

"Gak ada tapi-tapian,sekarang tidur sudah malam. Mas mau kabarin bunda sama mamah" lanjutnya meraih ponsel di nakas

Ara mengerucutkan bibirnya sebal memilih membaringkan tubuhnya di kasur king size

"Sudah mas"

"Iyah sudah, besok mereka mau main kesini"

Ara hanya menganggukan kepalanya paham"mas boleh elusin rambut Ara"

Fhatur malah terkekeh geli mengelus rambut Ara telaten dengan sesekali mencium puncak kepalanya

"Tidur sayang"

"Iyah mas"balas Ara mulai membaca doa tidur mulai memejamkan matanya pelan

"Terimakasih sayang sudah hadir di tengah-tengah Ayah dan bunda" ucap Fhatur berbisik di perut rata Ara  mengecup pelan perut rata Ara.

Ara sedikit menggeliat kembali menutup matanya untuk tidur semoga semuanya yang terjadi hari ini bukanlah mimpi.



Setelah menjalankan shalat shubuh berjamaah Ara bermalas-malasan di tempat tidur membiarkan Fhatur membereskan pekerjaan rumah.

Ara membuang nafasnya panjang Fhatur berlebihan sekali masa ia tak diijinkan membuat sarapan atau sekedar mencuci piring .

"Sayang diam di tempat"

"Biar mas yang kerjakan"

"Kamu gak boleh kecapean"

Begitulah kalimat-kalimat yang di lontar kan Fhatur. Ara bosan dengan wajah cemberutnya memilih berbaring malas di kasur king sizenya.

Fhatur masuk kedalam kamar menatap wajah Ara yang masih cemberut padanya lelaki itu terkekeh geli melangkah mendekati Ara.

"Kenapa hem,masih marah?mas lakuin semuanya demi kebaikan kamu"celoteh Fhatur yang sudah memeluk Ara

"Peluknya jangan kekencengan" geram Ara mendorong pelan Fhatur.

ARABELA STORY (END)Where stories live. Discover now