"Habisnya lo makan sebanyak ini,baru pertama kalinya gua liat lo makan bakso dua porsi, sumpah ini lo beneran ngidam kan" lanjut Dinda

"gua gk ngidam Din udah deh gk usah ngomong aneh-aneh gua laper puas lo"kesalnya dengan malas kembali menyantap bakso.

Dinda tertawa ia salah sangka benar juga pernikahan Ara dan Fhatur baru seminggu lebih.

"Hahah maaf Ra gua salah sangka"

"Hem" Ara hanya berdehem kembali fokus dengan makannya.

Dinda menggelengkan kepalanya ngeri jika Ara tidak sarapan porsi makan siangnya begitu banyak.

Setelah selesai dengan menghabiskan bakso kedua gadis itu mulai beranjak meninggalkan kantin.

"Raa nanti balik kampus lo langsung balik kerumah"

"Iyah,selagi Fhatur pergi gua gak boleh kelayapan gk jelas"

Dinda tertawa kencang"ututu gemas banget sih istri idaman"

"Aamiin,eh Din bentar nanti habis matkul selesai lo temanin gua ke butiq yah"

"Ngapain, katanya gak boleh kelayapan"

"Ke butiq doang habis itu balik,ada deh rahasia"

"Okay"jawab Dinda membentuk jemari tangannya ok

Ara tersenyum segera masuk kedalam kls sebentar lagi dosen mata kuliah mereka akan tiba.



Setelah mata kuliah terakhir berkahir Ara langsung membonceng Dinda pergi ke salah satu butiq ternama berada di kota bandung.

Dinda sangat teramat penasaran apa yang Ara lakukan dengan pergi ke butiq.

Ara mulai memarkirkan motor skupyjya di depan butiq.

Gadis itu langsung membawa Dinda masuk kedalamnya. Mata Dinda mengerjap tak percaya dengan Ara yang sudah membawanya ke tempat gamis muslimah ini Ara sakit atau gimana tolong bantu Dinda.

"Ra lo kenapa ke sini "

"Udah diem gua mau nyari busana muslim sama hijab"

Dinda semakin melongo mendengar penuturan Ara"buat bunda lo atau Hana atau mamah Rani"tanya setengah mengerjap tak percaya.

"Buat gua,udah lah diem malu tau di liatan orang pada bisak-bisik terus"

Dinda diam ini benar-benar mimpi seorang Ara yang notebatnya fasionalbel anti gamis syari kini mencari busana muslim haduh rasanya Dinda ingin teriak

"Mba bisa tolong carikan sepuluh pasang untuk busana seperti ini sama hijab nya juga" lanjut Ara

"Bisa kak tunggu sebentar yah" balasnya ramah

"Ara lo beneran gak sakit kan?kenapa lo jadi mau pesan gamis gini sih?

"Gua ingin hijrah udah diem"

"Mas syaa Allah Ara gua udah sadar" ucap Dinda senang

"Lo gk ada niat buat make hijab juga" tanya Ara

"Gua takut di buly,sebenarnya udah dari lama banget gua pengen" lanjut Dinda tersenyum

"Yaudah sekalian gua pesan,gk usah dengerin penilaian manusia karena itu gak akan pernah habisnya"

Dinda di buat terharu setidaknya ia memiliki Ara ketika esok ia di hujat habis-habisan.

Mba kasir menghampiri keduanya menujukan busana muslim yang di bawanya.

"Ini gimana kak bagus sangat cocok di tubuh kalian"

ARABELA STORY (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें