"Ara, akhirnya lo dateng juga!giranv Dinda tersenyum cerah.

"Ra, bentar sore kita jalan-jalan!"tambah Dimas setengah berteriak menghampiri Ara.

Ara hanya diam tak membalas ucapan Dinda serta Dimas, ia memilih menduduki dirinya di bangku. menenggelamkan wajahnya dalam-dalam disana.

Dinda dan Dimas saling menatap ke arah Ara yang tidak biasa seperti ini.

"Kenapa dah tuh bocah."

"Mood dia gak baik,mending lo kembali ke tempat lo, bentar lagi bu Hani masuk."

Dimas mengangguk mengerti membalikkan badan nya menjauh dari bangku Dinda dan Ara.

Sedari tadi pelajaran di terangkan. Ara bahkan tak menangkap apapun hanya lamunan kosong menatap ke ara infokus depan.

Setelah dua jam lamanya berada dalam kls, akhirnya bu Hani berpamitan keluar kelas.

"Ara, lo kenapa? ada masalah?" tanya Dinda menatap Ara seksama pasalnya sedari tadi sahabatnya itu hanya berdiam diri bahkan tak fokus dengan materi yang diterangkan bu hani.

Ara menggelengkan kepalanya kecil sebagai jawaban.

"Jangan boong Ra, cerita ke gua, lo kenapa?"tanya Dinda sekali lagi, setengah mengguncangkan kedua bahu Ara pelan, ia tau sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Gua gk papa, gk usah lebay!"ketus Ara menatap jengah Dinda.

"Gak usah bohong Ra, gua kenal lo dari kecil, mending jujur lo kenapa?"tambah Dimas setengah kesal.

"Kita sahabat lo Ra, lo udah janji, kalo ada apa-apa, lo bakal sharing ke kita,"imbuh Dinda lagi.

Ara menghembuskan nafasnya pelan, percuma saja ia diam dan tak menjawab kedua sahabatnya ini pasti terus mendesaknya seperti biasa.

"Gua di jodohin."

Dimas yang sedang meneguk air putih di Aqua botol kemasan tersedak seketika, hingga menyemburkan nya ke arah Dinda.

"Dimas resek lo!"teriak Dinda dengan garang menghapus bersih wajahnya dengan tangannya kasar.

Dimas tertawa puas, sambil meminta maaf pada Dinda, setelah itu baralih fokus menatap Ara.

"Seriusan Ra, lo gak bohong kan?" tanya Dimas sekali lagi.

"Yakali, buat apa gua bohong," kesal Ara menyahut.

"Jadi beneran nih, asyik bentar lagi kita makan makan nih,"ucap Dinda tersenyum girang.

Ara memutar bola matanya malas.

"Giliran makan aja lo cepet."

"Apaan sih suka-suka gua dong."

"Udah deh diam, mending kalian pergi gua mau sendiri capek dengerin kalian ribut," ucap Ara dengan malas

"Sory Ra, janji gak teriak lagi," ucap Dinda memilih duduk.

"Calon lo siapa Ra ganteng gak?," tanya Dinda dengan raut wajah kepo.

"Gua aja belum liat rupanya," balas Ara malas.

Dinda tertawa kecil."Gak usah terlalu dipikirkan Ra yakin dan percaya pasti cakep calon suami lo."

"Humm moga aja."sahut Ara berdehem kecil.

"Udah-udah gk usah bete gitu, gimana kalau kita ke pantai liat sunset."

Mata Ara langsung berbinar senang."boleh ayok."

Dinda memutar bola matanya malas."gak sekarang juga Ra nanti sore, jam segini mana ada sunset."

ARABELA STORY (END)Where stories live. Discover now