Vol 21: Trst

27 4 28
                                    

*****

Dalam setiap hubungan akan ada masanya mengalami pasang surut. Nggak semata-mata karena perbedaan prinsip yang dipegang masing-masing pihak dapat membuat benang cerita yang telah terurai panjangnya menjadi kusut. Akan tetapi, semua itu nyatanya dapat terjadi di luar perkiraan kita sekeras apapun kita mengalahkan ego demi mampu bertahan dengan seseorang yang telah lama membersamai kita.

Tepat dua tahun berlalu setelah skandal Ivy naik ke permukaan, dimana gadis itu dianggap sebagai seorang korban yang dikecewakan sahabat dan pacarnya hingga mengalami depresi berat.

Mungkin yang kita lihat, Ajeng adalah wanita yang jahat. Dengan tidak berperasaan, ia begitu tega menusuk sahabatnya sendiri dari belakang. Namun, apakah kalian pernah berpikir untuk melihat sesuatu dari perspektif yang lain? Pernahkah kalian mendengar versi cerita dua orang yang berbeda tanpa saling menghakimi?

Satu-satunya orang yang tidak pernah buka suara terkait kisah menyedihkan di fakultas Bahasa hanya Vanya. Mungkin hubungan antara Ajeng dan Ivy sebagai sahabat satu fakultas sudah pupus setelah sekian lama. Namun, Vanya tidak pernah menghakimi Ajeng tentang perbuatannya yang pernah merebut pacar orang. Hingga detik ini Vanya akan selalu percaya kalau anggapan orang-orang mengenai Ajeng sebagai wanita rendahan hanya omong kosong belaka.

"Nggak semuanya harus jadi salahnya Ajeng!" Ini perkataan Vanya sewaktu Mala dan Stephanie, teman menyebalkannya Ajeng yang tidak sengaja bertemu merisaknya.

Vanya menatap nyalang Mala. "Lo jangan sembarangan nyebar aib orang ya! Sahabat gue itu juga dirugikan!"

Mala nggak mau kalah. "Lo tahu gak gue siapa?! Bokap gue bukan orang sembarangan. Lo mau siaran lo gue tuntut, hah?!"

Melihat lawan bicara mereka tak berkutik, Stepahine langsung menyiramkan ember yang berisi air keruh ke arah Vanya hingga seluruh badan gadis itu basah kuyup.

"Rasain lo!"  Stephanie menicbir. "Lonte mah bergaulnya sama lonte"

"Denger ya, Van. Kalo sampai siaran lo gue tuntut yang rugi bukan cuma lo sama temen-temen lo. Satu Indonesia bakalan tahu kelakuan temen lo yang tukang rebut pacar orang itu!"

Meski telah lama berlalu, kejadian itu tidak membuat keyakinan Vanya berkurang sedikitpun terhadap Ajeng. Namun bukan berarti ia takut akan ancaman Mala. Buktinya podcast masih tetap eksis walaupun sekarang nasib penyiarnya sedang kurang baik akhir-akhir ini.

Di dalam kamarnya, di rumah mereka, Vanya termenung. Ia menatap sebuah bingkai foto yang hanya berisi fotonya sedang berpose dengan Ajeng saat trip ke Bali belum lama ini. Tidak bisa dipungkiri, Vanya merindukan kebersamaan mereka saat masih akur tanpa meributkan rahasia apapun. Namun Vanya mendadak menjadi merasa sedikit kecewa saat Ajeng mencoba melindungi Harsa dan segala kebohongannya. Tidak seharusnya Vanya menerima balasan seperti itu dari  Ajeng.

Namun apa mau dikata? Ketika sahabatmu sendiri membuat kesalahan, pintu maaf pasti akan selalu terbuka lebar.

Rumah sudah sepi sejak June membawa Ajeng ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan akibat ulahnya memukul salah sasaran. Harsa jangan ditanya. Vanya sudah tidak berharap apa-apa dari laki-laki yang tega meninggalkannya demi wanita lain.

Satu-satunya orang yang dapat Vanya harapkan kehadirannya hanyalah Jericho.

Vanya sendiri juga bingung mengapa pria itu yang muncul lebih dulu dalam benaknya. Padahal bisa saja Vanya minta tolong Yuju untuk datang dan menghiburnya. Mengingat, Yuju adalah wanita tangguh yang akan langsung menghajar siapapun yang menyakiti penghuni kos Sunari. Kalau sampai percekcokan tadi melibatkan Yuju, wanita itu pasti sudah berduel dengan Harsa dan June sekaligus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PODCAST : SATU ATAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang