Vol 4 : Night At Dignity

87 31 127
                                    

*mulai dr sini alurnya brubah y. smg ga kgt, klo ga ngeh silakan baca ulang 3 part pertama
tulisanku bnyk perubahan. smg bisa diterima.
ok mkasie.

🍁

"Jennie nggak mau dijemput kecuali sama lo" Awan bercerita sewaktu menelpon Harsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jennie nggak mau dijemput kecuali sama lo" Awan bercerita sewaktu menelpon Harsa. "Sa, pokoknya lo harus dateng ke Dignity dan selesein masalahnya Jennie"

"Kenapa harus gue?" Harsa mengangkat satu alis.

"Harus gue perjelas berapa kali sih? Dia butuh lo. Gue udah coba selesain dengan ngebujuk Jennie, tapi gue justru kena timpuk pake gelas kaca. Dari yang gue lihat sih, anak-anak awalnya ke Dignity cuma buat ngomongin proyek konser Tulus. Setelah Mas Tulus pergi, Jennie tau-tau ribut sama orang"

Harsa menghela napas panjang. Dia mengepalkan tangannya kuat seraya meredam amarahnya. Oke, mulai detik ini Harsa merasa sudah tidak tahan lagi bermain kucing dan tikus sama Vanya. Harsa menjadi nggak enak setelah alasan yang dia buat demi ketemu sama Awan mempengaruhi intensitas waktu luangnya buat Vanya. Apalagi demi podcast Satu Atap. Harusnya hari ini Harsa yang nyetirin Vanya pulang ke Tangerang Selatan, tapi sekarang apa? Dia malah terseret ke masalahnya Jennie lagi.

Sebetulnya kalau dilihat-lihat, urusannya sama Awan tuh cuma sebatas per-EO-an yang nggak penting banget. Harsa bisa selesein urusannya nanti, berhubung dia yang paling expert tentang konser dan kebutuhan yang lainnya, plus koneksi Harsa tuh banyak. Namun sayangnya, dua orang itu hadir seakan menjadi batu penghalang hubungannya dengan Vanya.

Harsa capek, jujur.

"Handle Jennie bentar, jangan sampai dia ngamuk. Gue kesana sepuluh menit lagi" Harsa berpesan kepada Awan sebelum kemudian mematikan sambungan telepon lalu mengambil leather jaket-nya.

Harsa sengaja menyeting ponselnya mati supaya tidak ada yang tahu urusannya dengan Jennie di Dignity nanti. Harsa juga sudah memastikan Ajeng di dalam kamarnya masih tidur, dia akan terbangun begitu June atau Aryo datang bawa makanan. Jadi, tanpa menunggu waktu lagi Harsa segera mengeluarkan motor dari garasi lantas melesat pergi.

"Jennie mana?!" Harsa berseru ke Awan begitu sampai di Dignity.

Awan yang menyadari kehadiran Harsa pun menghampirinya. Dia tidak banyak bicara dan langsung mengajak Harsa menerobos kerumunan yang sedang berdiri menonton keributan. Jennie duduk di pojokan dengan pecahan kaca yang menancap di kulitnya. Berhubung Jennie lagi memakai tank top, darah segar terlihat jelas mengaliri tangannya. Gadis itu terdiam, tidak menghiraukan kerumunan yang kini menjadikannya tontonan, meskipun pihak keamanan sudah mewanti-wanti untuk tidak mendekat karena kondisi Jennie yang belum stabil.

PODCAST : SATU ATAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang