Part 22

13.5K 1.3K 106
                                    

Sepeninggalan haechan, kelas nampak diam dan sunyi. Mereka masih tidak percaya akan apa yang baru saja terjadi, ini seperti mimpi.

Peristiwa yang baru saja beberapa menit lalu terjadi seakan membuat semua orang seolah senang, karena jika haechan adalah anak bungsu keluarga Seo tidak menutup kemungkinan keluarga kang akan musnah begitu saja, dan jika hal itu terjadi maka kasus-kasus yang dilakukan Mina akan terungkap begitu saja dihadapan publik.

Well, sekolah akan tenang dan nyaman. Para arwah korban bullynya pun akan tenang di alam sana, keluarga korban juga pasti akan turut senang jika mendengar si pelaku tertangkap.

"CK."  Mina memilih pergi dari kelasnya. Tujuannya saat ini adalah ruangan sang ibu. Ia harus membicarakan sekaligus merencanakan sesuatu bersama ibunya.

Tanpa tau bahwa seluruh pergerakan Mina dan Yubin sudah dipantau oleh orang kepercayaan haechan.

Sangat mudah bagi haechan untuk mengetahui rencana musuh, koneksinya dimana-mana bahkan ayahnya saja mungkin kalah.

"Mah."  Gerakan tangan Yubin terhenti saat anak semata wayangnya masuk kedalam ruangnya.

"Ada apa sayang? Kau terlihat kesal?"  Tanyanya dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Kita dalam bahaya."

"Bahaya? Kenapa? Apa sesuatu terjadi?"  Yubin mengernyitkan dahinya, ia tak mengerti anaknya ini mengatakan apa.

"Lee Haechan, dia anak bungsu dari keluarga Seo mah. Aku takut jika dia membawa bahaya bagi kita."

"Asal kau tak bertindak gegabah kita akan aman."  Jawab Yubin dengan santainya.

"Mah, tapi aku yakin jika dia tak akan tinggal diam terlebih aku yang pernah menindasnya." 

"Mina, mamah sudah sering bilang ke kamu kan untuk jangan gegabah melakukan suatu hal."  Yubin pusing melihat tingkah laku putrinya. Ia tak mempermasalahkan jika korban dari anaknya itu dari kalangan yang ada dibawahnya, tapi mengingat ini Seo Johnny ia takut untuk bertindak.

"Aku tak tau jika dia anak bungsu Seo, mamah juga tidak menyelidikinya jadi bukan salah Mina sepenuhnya."  Jawab Mina acuh Tah acuh.

Yubin berdecak kesal, salahnya juga karena ia begitu gampangnya percaya akan anak baru itu. Ini sungguh merepotkan.

"CK merepotkan, mamah akan menyusun rencana."

🌱🌱🌱🌱🌱

Disini haechan berada, disebuah mall terbesar di Korea.

Haechan mulai melewati toko demi toko, mulai dari pakaian, sepatu, tas, makeup dan toko-toko lainnya. Langkahnya terus ia jalankan entah itu kemana, netra bobanya juga ikut memandangi beberapa brand-brand ternama, ia bingung ingin membeli apa sekarang.

"Semuanya tampak menggiurkan, tapi aku malas membawa banyak jinjingan."  Gumamnya sembari berjalan tak tentu arah.

Ia ingin belanja banyak kebutuhan miliknya tapi malas, tak ada orang yang dapat ia jadikan asisten dadakan saat ini.

"Sudahlah, lebih baik aku beli buku baru saja."  Dengan penuh wibawa haechan memasuki toko buku. Disana banyak sekali rak-rak buku yang telah disesuaikan tempatnya sesuai genre buku. Kaki jenjangnya menyusuri rak-rak itu, ia sedang mencari novel untuk koleksi terbarunya.

Jari-jari lentiknya mulai mengambil satu per satu buku yang menurutnya bagus. Mulai dari genre romantis, horror, fantasi, thriller, Mystery, dan yang paling disukainya adalah genre sebuah petualangan.

FAKE NERD 🌻 [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang