6. Who's That Girl?

Start from the beginning
                                    

"Lancang? Lo yang lancang," balas Veli yang menatap tajam mata Nara.

"Oh sekali lagi saya minta maaf, saya istri tuan Park Jisung. Anda siapa dan sepertinya saya pernah melihat anda, tetapi di mana?" Nara yang memperkenalkan statusnya sekaligus bertanya.

Menatap wanita di depan membuatnya teringat dengan seseorang, tetapi dia tidak ingat siapa itu.

"Istri? Pelakor maksut lo?" ketusnya lagi menghina Nara. "Kenalin gua istri pertama Jisung. Xiao Velicia," ucap Veli memperkenalkan dirinya.

Terkejut dengan pengakuan wanita di depannya, Nara melotot tidak percaya. Dia marah dengan perempuan yang mengaku bernama Velicia itu.

"Istri pertama? Jangan ngawur ya anda!" Nara memperingati menunjuk Veli dengan jari telunjuknya. "Jisung hanya cinta kepada saya, hanya saya yang dia cintai. Mengerti anda!" Ucap Nara mendorong Veli dengan jari telunjuknya.

Plak

Tidak terima dengan Nara yang menunjuknya, Veli menampar pipi Nara, "HALU LO PELAKOR!!" seru Veli yang kini menjambak rambut Nara.

"GARA-GARA LO JISUNG NINGGALIN GUA, DAN GARA GARA LO JUGA JISUNG MATI KETEMBAK PELURU, HARUSNYA ELO YANG MATI BANGSAT!!" Teriak Veli menyalahkan Nara.

"Lepasin! sakit. Apa maksut anda!" Rintih Nara sedari memegang rambutnya yang rasanya seperti hampir tercabut dari kepala.

"JANGANKAN JAMBAK RAMBUT LO, BAHKAN MENCABIK CABIK TUBUH LO SEKARANG MAMPU GUA!"

PLAK

"ELO YANG GUA CABIK CABIK!! Lo pikir lo siapa?! Berani nampar dan jambak rambut Nara. GA PUNYA KACA LO?!!" seru laki-laki yang entah dari mana datangnya hingga tiba-tiba berada di depan Nara.

Laki-laki itu melepaskan jambakan Veli dari rambut Nara, lalu menampar pipinya.

"Lo?! Lo bayar penjara kan!" ucap Chenle berpendapat karena Veli yang telah bebas dari penjara. "Makanya lo bisa bebas. Bajingan kek lu GA PANTES BEBAS, BAHKAN HIDUP SEKALIPUN!!" seru marah Chenle menunjuk Veli.

Chenle terlihat sangat marah. Nara tidak tahu siapa wanita ini hingga Chenle bisa bersikap kasar dengan wanita yang menjambaknya.

Laki-laki itu sama sekali tidak terlihat seperti Chenle yang Nara kenal, dia tidak pernah kasar terhadap wanita. Bahkan kepada Nara yang kini dia benci. Melihat Chenle yang menampar bahkan membentak wanita yang menjambaknya tadi. Membuat Nata ketakutan melihat Chenle. Ini mungkin tingkat tertinggi ketakutan Nara terhadap Chenle, dia tidak pernah melihat Chenle sekasar ini.


"Sekarang lo milih pergi atau gua bunuh lo di sini sekalian!" ancam Chenle menekankan suara.

"Ah shibal! awas lu Chen!" geram wanita itu yang kini pergi dan memegang pipinya yang terlihat memerah. Veli tidak memiliki pilihan lain, dia hanya bisa pergi sekarang. Bagaimanapun Veli itu perempuan dan Chenle laki-laki. Tidak mungkin Veli bisa melawan Chenle.


Setelah memastikan wanita itu pergi, Chenle kini menoleh ke arah Nara yang ketakutan sedari memegang pipinya di samping makam Jisung. Chenle menghampiri Nara dan menanyakan keadaannya. "Nar lu gapapa kan?"

"E-engga -gapapa Sunbaenim," ucap gugup Nara terbata-bata.

Chenle kini mendekat dan memegang rambut Nara yang tadi sempat dijambak oleh Veli. "Nar, rambut lo Nar ...," tutur Chenle terkejut memegang rambut Nara.

Ah tidak. Bukan Chenle yang menarik, tetapi rambutnya sendiri yang ikut saat Chenle menarik tangannya sendiri.

Ikut melihat tangan Chenle, Nara sama sekali tidak berekspresi dengan itu. Yang Nara pikirkan kini adalah ucapan yang diucapkan oleh wanita tadi. "Ee- Chenle Sunbaenim, maaf apa benar Jisung sudah pernah menikah sebelum menikah denganku?" tanya Nara sedikit gugup dan ragu, mengingat Chenle masih membencinya.

"Ha?" Bingung Chenle, dia heran bagaimana bisa gadis ini lupa tentang Velicia. "Selain lupa Jisung, dia juga lupa Velicia?" pikir Chenle melihat Nara. "I-yaa, bukannya lu udah tau ya?" jawab Chenle sekaligus bertanya.

"Tau apa?"

"Lu lupa sama Velicia?" tanya Chenle sekali lagi memastikan.

"Wanita tadi? Saya tidak tau siapa dia. Tetapi sepertinya saya pernah bertemu dengannya ...."

"Lu tau Eomma-nya Jisung ngga?"

"Tau lah ...," jawab Nara yang kini ikut kebingungan.

"Appa-nya?"

"Tau ...."

"Lu Amnesia ke siapa aja?"

"J-jisung?"

"Kok ngga tau Velicia?"

"Tidak tau," jawab Nara menggelengkan kepala.

"Huh ... aneh," desah pelan Chenle. "Iya tadi mantan istrinya Jisung yang pertama." Chenle menjawab pertanyaan Nara tadi.

"Jadi benar kalo saya pelakor!?" tanya Nara terkejut. "Astagaa apa yang sudah aku lakukan." decak Nara berbicara kepada dirinya sendiri.

"Ngga lah."  -Chenle

"Lalu?" tanya Nara melihat mata Chenle. "Dia istri pertama, dan dia masih hidup. Jadi aku selama ini pelakor?"

"Pelakor apanya, nggaa! Orang sebelum nikah aja dah pacaran sama lu 2 tahun." Chenle menjelaskan.

"Terus dia kok bisa menikah lebih dulu bersama Jisung ...," tanya Nara lebih detail yang kini tampak sedih.

"Dijodohin ...."

"Kalo gitu orangtuanya Jisung ngga suka sama aku sampe Jisung dijodohin?" Nara yang berpikiran buruk.

"Ih banyak nanya lu, udah mending berdoa buat Jisung, dari pada nanya-nanya gajelas." Chenle yang mulai sebal dengan Nara. "Tu bunga buat Jisung kan?"

"Iya ...," jawab Nara yang juga melihat bunga mawar yang telah dia bawa.

"Yaudah buruan taroh, kita berdo'a habis itu pulang."

"Iya."

Mereka kini berdo'a bersama menurut kepercayaan mereka masing-masing, dan setelahnya mereka akan pulang kembali ke dorm.








2. PUISI NARA : After He Left Me✔ (Revisi)Where stories live. Discover now