「Chapter 05: Welcome, First Member!」

1 1 0
                                    

Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut emasnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut emasnya. Telunjuk kanannya terulur untuk meraih salah satu kupu-kupu putih yang berterbangan di sekitarnya. Berdiri di tengah-tengah taman bunga berwarna kuning, diam-diam sang gadis mengulas sebuah senyum.

"Bukankah sudah waktunya bagimu untuk kembali?" tanyanya dengan suara lembut.

Tidak ada jawaban. Gadis dengan rambut keemasan itu lantas melirik ke belakang, ke arah gadis lain yang memiliki penampilan serupa seperti dirinya, tetapi dengan warna bola mata yang berbeda .

"Apa kau khawatir aku akan merasa kesepian?"

Gelak tawa yang halus pun terdengar. Gadis itu lantas mendongak, menatap ke arah langit biru cerah di atas sana.

"Kembalilah. Kau sudah terlalu lama berdiri di sana."

Namun lagi-lagi tidak ada jawaban. Gadis dengan bola mata biru itu pun kembali menengok ke belakang, sebelum akhirnya berucap,

"Selamat tinggal."





|| || ||




Perlahan-lahan kelopak mata itu terbuka, menampilkan netra hijau zamrud yang indah. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit berwarna putih yang terasa asing. Ketika ia melirik ke kanan dan kiri, hanya ada tirai krem yang sedikit berterbangan akibat angin. Sayup-sayup telinga gadis itu mendengar sesuatu seperti pintu yang terbuka, kemudian disusul oleh bunyi tarikan dari tirai.

"Ara? Kau sudah sadar?"

Di sebelahnya berdiri seorang wanita asing dengan rambut panjang berwarna merah muda dan pakainya yang terkesan aneh. Memakai kain berwarna putih pada bagian atas dan merah di bagian bawah, serta sebuah pita putih mengikat rambut panjangnya. Wanita itu terlihat cantik dan elegan di waktu yang bersamaan.

Gadis itu hendak bersuara, tetapi tenggorokannya terasa kering sehingga suara yang dikeluarkannya pun terdengar serak dan agak menyakitkan. Sang wanita yang sadar akan kondisi gadis tersebut, segera mengambilkan segelas air hangat. Ia membantu sang gadis untuk duduk dan meminum air putih tersebut hingga gelasnya kosong. Sepertinya gadis ini dehidrasi, begitulah yang dipikirkan sang wanita.

Setelahnya gelas kosong itu pun ia letakkan di atas nakas rumah sakit. Sang wanita lalu berjalan untuk membuka sedikit bagian tirai agar tidak terlihat menyesakkan. Ia kemudian mengambil sebuah kursi dan mendudukkan diri di samping gadis dengan rambut pirang tersebut.

"Maaf ya, kamar VIP di rumah sakit ini penuh. Jadi kami hanya bisa memesan kelas reguler untukmu," kata wanita itu dengan nada dan raut muka bersalah.

Sang gadis lantas menggeleng. "Tidak, tidak apa-apa, Nona. Saya yang seharusnya berterimakasih karena—"

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jul 19, 2022 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Arcane FantasiaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant