「Chapter 04: Domain Fight」

2 2 0
                                    

Aksi kejar-kejaran antara seorang gadis kecil, satu orang dewasa dan satu orang remaja terjadi di lorong kelas Akademi Ixtal. Gadis misterius itu beruntung sebab tubuhnya mungil sehingga ringan untuk dibawa berlari, tetapi Makoto berhasil menyusulnya meskipun masih belum dapat menangkapnya. Statusnya sebagai Spesial Grade Sorcerer membuat stamina serta refleksnya dalam pertarungan sudah tidak perlu ditanyakan.

Berbanding terbalik dengan sosok gadis remaja yang berada di belakang Makoto, Airin dengan susah payah menyusul mereka berdua. Dengan kondisinya yang seperti ini, gadis itu berulang kali hampir terjatuh dan harus berpegangan pada tembok untuk keseimbangan. Apalagi dirinya dihitung belum pulih sehingga membuatnya kesulitan menyamai Makoto yang dalam kondisi prima.

Sebenarnya ini semua tidak sepenuhnya salah Airin yang dengan seenak jidat datang menghampiri bahaya, faktor ketidakpekaan Makoto juga salah satunya. Perempuan itu terlalu sibuk dengan tujuannya hingga lupa bahwa ada seorang korban di belakangnya. Ia baru tersadar ketika target pengejarannya lagi-lagi menghilang di balik tikungan. Rasa frustasi yang hendak menghampiri langsung lenyap begitu melihat sosok remaja yang tengah bersusah payah untuk berlari.

Makoto dengan segera menghampiri Airin lalu membopongnya. Sekilas ia dapat melihat beberapa luka kemerahan yang belum mengering akibat insiden aula tadi. Makoto membantu Airin agar duduk bersandar pada salah satu pilar, ia kemudian merogoh saku gaunnya untuk mengambil sebuah salep dan menyerahkannya kepada Airin.

"Salep ini bisa mendinginkan luka lecet. Gunakan ini untuk luka di kakimu," ujar Makoto.

Airin awalnya terlihat ragu dan merasa tidak enak, tetapi melihat bagaimana niat tulus perempuan di depannya itu membuatnya mengambil salep tersebut dan mengoleskannya pada bagian kakinya yang lecet. Makoto sendiri tak hanya tinggal diam saja, ia juga membantu melepaskan sepatu yang dikenakan Airin. Beruntung sepatu itu tidak memiliki heels yang tinggi sehingga tida menimbulkan luka lain pada kakinya.

"Kau bilang tadi namamu Airin Astoria, benar?" tanya Makoto berusaha memecah keheningan. Sedangkan kedua tangannya masih sibuk melepaskan tali sepatu Airin.

Airin mengangguk. "Benar, itu nama saya. Jika boleh tau, siapa nama Anda, Nona Sorcerer?". Kali ini giliran Airin yang bertanya balik.

Makoto memberikan senyuman kecil pada pertanyaan yang dilontarkan Airin sebelum akhirnya menjawabnya.

"Aku Makoto Minazuki. Senang berkenalan denganmu, Airin," ujar Makoto dengan ramah.

"Apa?!"

Mendengar nama 'Makoto Minazuki' terucap dari mulut perempuan yang sedang melepas tali sepatunya itu, seruan keterkejutan tak bisa terelakkan keluar dari bibir Airin. Syukurlah tidak ada orang di sekitar mereka, jika ada mungkin akan menarik perhatian. Makoto hanya bisa terus tersenyum melihat reaksi yang menurutnya lucu itu.

"Astaga Nyonya Minazuki! Maaf karena sudah merepotkan Anda! Biarkan saja tali sepatu itu, saya bisa melakukannya sendiri," seru Airin gelagapan. Bahkan ia sampai menarik kakinya sendiri, tetapi Makoto berhasil menahannya.

"Tidak masalah. Anggap saja ini sebagai rasa terimakasih dariku kepadamu karena sudah repot-repot datang menemui bahaya padahal kau sendiri sedang terluka. Terimakasih atas informasinya, Airin," ujar Makoto dengan lemah lembut. Senyum menawan masih menghiasi bibir ranumnya.

"Dan tolong jangan panggil aku Nyonya, aku belum menikah," tambahnya yang dibalas kekehan canggung dari Airin.

Usai membantu Airin mengobati luka lecetnya, Makoto membatu gadis itu untuk berdiri. Meskipun masih agak kesusahan, tetapi setidaknya rasa nyeri di kakinya sedikit mereda akibat salep yang diberikan Makoto padanya. Airin harus berterimakasih pada perempuan itu nantinya, seperti mentraktirnya kue rasberi misalnya. Sebuah senyum terbit di wajah cantik Airin kala lukanya sudah tak terlalu sakit.

Arcane FantasiaWhere stories live. Discover now