Villain AU (Chap.3)

88 8 12
                                    

Tiga hari sudah berlalu semenjak peristiwa eksekusi paling tidak manusiawi itu. Kenapa aku katakan tidak manusiawi? Memangnya cara apa yang mereka lakukan di eksekusi itu? Apa sekejam itu sampai disebut tidak manusiawi? Ya, memang kejam. Sangat kejam dan sangat tidak manusiawi. Bagaimana tidak? Mereka memotong-motong tiap bagian tubuh pelaku dan mengeluarkan semua organ tubuhnya (baca: mutilasi). Kemudian mereka memasaknya dan memakannya. Hei, dasar kanibal.

Tapi, kenapa tidak ada yang merasa terguncang mentalnya? Melihat adegan mutilasi seperti itu, sesadis itu, sekejam itu, dihadapan mereka sendiri, dengan mata kepala sendiri? Tidak ada yang muntah, bahkan merasa jijik sedikit saja. Aneh. Mereka bahkan memakannya seolah itu daging halal pada umumnya. Dan entah kenapa...

Firasat ku buruk soal ini...

***

"Zhuo! Ente liat baju ana ga?" tanya Niko.

(Ente/Antum: Kamu
Ane/Ana: Aku)

"Hm? Oh, yang mana?"

"Yang ada tulisannya..."

"Tulisan? *Tulisan...* Oh! Ahahahaha, sweet banget sih"

"Udah! Kasih tau aja dek!" Niko mengeraskan suaranya, mungkin malu sama tulisan di bajunya. Eh, kalo malu kenapa dipake? Aneh 🤔.

"Aku cuci, masih di jemuran, belum kering. Kamu pake baju lain aja, jangan telanjang dada gitu di depan adek lu, gak punya malu bat" Zhuo menunduk dan fokus pada bukunya. (Tumben rajin🗿)

"Pilihin"

"Anj*ng! Baju doang aja di pilihin, jadi kakak jompo banget" Zhuo berdiri dan membuang bukunya.

"Hehe, ente kan sayang ana" Niko cengar-cengir.

Zhuo hanya menghela nafas kasar dan berjalan malas ke lemari. Zhuo memilih baju-baju itu dengan teliti, karena tahu kebiasaan kakaknya yang plin-plan walaupun udah di pilihin.

'Naru... Zahra... Aiden... Ide bagus...' Zhuo bermonolog tidak jelas dan tanpa sengaja terdengar oleh kakaknya.

"Zhuo, kau ngomong... Apa?"

"Eh? Enggak kok, kan udah kebiasaanku ngomong sama diri sendiri hehe" Zhuo tersenyum.

"Okay..."

"Nih kak, pake ini aja!"

"Anjir! Kok?!" Niko kaget melihat baju yang diserahkan oleh Zhuo. Pakaian berwarna merah dengan tulisan 'GAY' berwarna putih ditengah yang berukuran lumayan besar seperti tulisan di poster.

"JANGAN YANG INI ADE TOLOL!!!" Niko membentak Zhuo dengan wajah memerah. Antara malu sama marah🗿.

"Ribet bah! Katanya terserah! Pilih sendiri sana!" Zhuo melempar baju itu yang langsung mendarat sempurna di wajah Niko.

"Yah... Jangan marah sama ana dong de... Maap" Niko membujuk Zhuo.

Zhuo seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Niko dan terus berjalan ke dapur. E? Dapur? Ya, betul sekali! Zhuo akan menghabiskan nasi yang ada untuk menghilangkan rasa badmood nya. Muahaha.

Tapi waktu sampai di dapur...

"AAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRGGGGGHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!! BANGS*********************!!!!!!!!!!"

"ZHUO! KENAPA! KAMU KOK TERIAK!! KAMU DIAPAIN??" Silvia tiba-tiba keluar dari lemari es dan langsung memegang bahu Zhuo.

"NASINYA MANAAAA???????"

"OALAH JAN—"

"Woi! Gue nyoba tidur!" Michael muncul secara mendadak dan langsung menyilangkan tangannya di depan dada.

"Nasinya mana~" Zhuo bertanya ke Michael.

"Ck! Beli sana! Ga usah berisik! Nih w kasih uang!" Michael menyerahkan uang 100.000 ke Zhuo.

"Aww... Love you sayang! *Muah*" Zhuo mengambil uang itu dan mencium pipi Michael sekilas kemudian pergi.

Michael: -///-

"Njir, gae" Vathh muncul bersama Wafa yang ditutup matanya oleh Naru.

Wafa yang keheranan bertanya pada Naru.

"Naru-chan, kok mataku ditutup?"

"Ada kucing berkaki 6 Wafa, kamu gak pantes buat liat"

"Oh... Gitu toh..."

*Skip Time🗿

Zhuo berjalan perlahan di sekitar warung kaki lima dekat toko buku doujinshi milik Naru.

"Loh, itukan..."

Zhuo menatap tajam ke arah sebuah gerobak diantara warung pecel dan warung kopi. Dia menyipitkan matanya dan melihat dengan seksama. Seorang perempuan dengan rambut merah panjang diikat dan... Kumis 🗿.

"Ngebakso ajalah, toh ini demi lancarnya usaha Silvia 🗿"

Zhuo berjalan ke arah warung bakso tersebut. Sedetik kemudian, terdengar soundtrack dari game undertale yang mengalun di ponselnya. Ia pun mengangkat telfon itu yang tertera nama 'Kak Nikontol'🗿.

"Semisal gue mati, ni orang bakal nelfon aku di akhirat kaga ya?" Zhuo menghela nafas jengah.

"Apaan?"

"Kita ada kasus dek"

"Oiya dong kak" //ilang.

//muncul lagi

"Apa kasu—"

"Dek, jangan diliat!" Niko menutup mata Zhuo.

"Kamu telat j*nc*k~ hiks" Zhuo nangis ala pemain sinetron yang ditinggal pacarnya 🗿.

"Ehm... Kakak minta maaf..."

~ TBC

Zhuo pengen death aja deh. Sakit tuh gak enak :(

°KOMUNIST SQUAD°Where stories live. Discover now